PWMU.CO – Virus Corona sangat demokratis. Demikian ditegaskan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid dalam khutbahnya.
Shalat Idul Fitri di rumah Nadjib Hamid MSi diikuti 21 orang. Yakni 8 orang anggota keluarga. Sisanya tiga keluarga tetangga yang punya hubungan dekat dengan dia.
Dalam khutbah singkat tujuh menit, Nadjib Hamid mengajak jamaah untuk bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.
“Karena dalam suasana mencekam seperti ini masih diberi kesehatan sehingga bisa menunaikan shalat Idul Fitri 1441 secara berjamaah. Walau di rumah. Banyak orang yang hari ini tidak bisa menunaikan shalat Id karena sakit, dan alasan lainnya,” ujarnya.
Bukan Politis
Pemimpin Umum Majalah Matan itu juga menjelaskan, mengapa shalat Idul Fitri kali ini dilaksanakan di rumah. “Karena sekarang kondisinya berbahaya, darurat, seiring dengan wabah Virus Corona,” katanya.
Dia melanjutkan, “Kita semua harus berhati-hati, menjaga kesehatan diri dan lingkungannya. Tidak boleh berkerumun dengan banyak orang, apalagi tanpa memakai masker.”
Dia mengungkapkan, menurut informasi terakhir yang dia terima dari Dinas Kesehatan Jawa Timur Virus Corona tak hanya menular dari batuk dan bersin. “Tapi juga melalui udara. Terbukti sudah ada dokter yang menangani pasien Covid-19, dengan memakai APD (alat pelindung diri) lengkap, tapi tertular juga,” kata dia.
Oleh karena itu, sambungnya, kita harus patuh pada ketentuan yang ada. Meski repot dan ribet semua. Maka di situlah pentingnya bersabar. “Kalau tidak sabar dan hati-hati, sama dengan bunuh diri. Tindakan sembrono yang mencelakakan diri dan orang lain sangat dilarang oleh agama,” ujarnya.
Nadjib menegaskan, karena kondisi darurat, shalat Id di rumah untuk menyelamatkan nyawa diri sendiri dan orang lain. Sesuai kaidah agama. “Dar’ul mafasid muqaddamun ala jalbil mashalih. Menghindari bahaya harus diutamakan daripada berharap kemaslahatan,” tegasnya.
Ditambahkan, insyaallah kejadian ini tidak ada hubungan dengan politik. “Karena virus ini sangat demokratis. Bisa menimpa siapa saja, baik yang beragama maupun tidak beragama. Baik miskin maupun kaya,” imbuhnya.
Tanda Puasa Diterima
Mantan Komisioner KPU Jatim itu juga mengajak jamaah bermohon kepada Allah agar puasa selama bulan Ramadhan, diterima. Karena kata nabi, betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga belaka.
“Lantas apa tanda-tanda puasa kita diterima?’ tanyanya retoris dalam khutbah.
Pertama, hubungan dengan Allah lebih meningkat. “Contohnya, jika kemarin-kemarin ada yang shalatnya malas-malasan, setelah Ramadhan lebih rajin. Bukan hanya lima waktu, tapi juga shalat sunah lainnya, terutama tahajud. Tanpa nunggu disuruh-suruh atau dibangunkan,” ujarnya.
Kedua, hubungan dengan sesama manusia jadi lebih baik lagi. “Misalnya, jika kemarin kurang peduli dan tidak suka membantu sesama. Setelah Ramadhan lebih peduli dan suka membantu. Kalau kemarin ada yang kurang baik dengan tetangga, setelah Ramadhan diperbaiki,” terangnya.
Kepada PWMU.CO, Senin (25/5/2020) Nadjib mengaku memberi contoh-contoh yang ringan, karena di antara jamaah dari tetangga ada yang sangat awam agama. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.