PWMU.CO – Pastikan langkah sebelum buka sekolah dilakukan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, Sabtu (30/5/2020). Hal ini dilakukan dengan menggandeng RS Muhammadiyah Gresik (RSMG) dalam kegiatan sharing session secara online.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik Nanang Sutedja SE MM menyampaikan, kegiatan ini untuk memastikan langkah yang tepat merespon tahun pelajaran baru 2020/2021.
Majelis Dikdasmen bersama tim dari empat sekolah Muhammadiyah GKB sedang mempersiapkan beberapa skenario layanan pendidikan. Mulai dari persiapan sumber daya manusia (guru), fasilitas, dan sistem pembelajaran, serta kurikulumnya. Persiapan dilakukan baik ketika pembelajaran tetap secara daring maupun jika sekolah sudah benar-benar diperbolehkan dibuka.
“Perlu banyak menimba ilmu kesehatan dan konsultasi kepada pakarnya, agar langkah yang dilakukan tepat. Ke depannya bisa dikoreksi dan bersinergi dengan pihak RMSG,” tuturnya.
Perlu Pertimbangan Matang Sebelum Buka Sekolah
Direktur RSMG dr Imam Suyuthi Sp An secara daring dari ruang kerjanya menyampaikan, semua lini terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini. Ia berharap cobaan ini dapat menstimulasi berbagai pihak, termasuk amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan untuk lebih kreatif agar tetap survive dan dapat memberikan layanan pembelajaran kepada siswa.
“Di era pandemi ini semua terkena efeknya, cobaan ini dapat menstimulasi kita untuk lebih kreatif, bukan malah terpuruk,” ujarnya memotivasi.
Ia menjelaskan, saat ini sedang terjadi tahap peningkatan jumlah penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur. Hal ini, kata dia, ditunjang adanya kegiatan pemeriksaan massal di beberapa wilayah seperti Gresik dan Surabaya, terutama di beberapa industri.
Merespon berbagai informasi di dunia pendidikan yang beredar saat ini, dokter spesialis anestesi itu mengatakan perlu mempertimbangkan kembali jika belajar di sekolah mulai dibuka. Namun menurutnya, bila kondisi memungkinkan menurut ahli epidemiologi, tetap menjaga protokoler kesehatan dengan disiplin ketat dan penuh kesadaran dari setiap stakeholder yang ada di satuan pendidikan.
“Mulai dari pihak satpam, cleaning service, guru, siswa, orangtua, dan pihak lain yang melakukan interaksi dengan sekolah,” tegasnya.
Ia meyakini Covid 19 ini nyata. Menurutnya, siswa, guru, orangtua, dan masyarakat harus mengubah mindset agar tetap bisa survive dalam masa pandemi ini. “Dalam jeda waktu yang ada ini perlu dipersiapkan dan disusun langkah strateginya bagi amal usaha pendidikan,” sarannya.
Ia juga berharap agar semua amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Gresik bisa mempersiapkan lebih dini berbagai langkah strategis untuk pendidikan di masa pandemi ini. “Khususnya di sekolah Muhammadiyah GKB dapat menjadi inisiator dalan menyediakan layanan proses pembelajaran yang efektif baik agar sekolah Muhammadiyah tetap dapat survive bersama di masa pandemi ini,” tuturnya.
Perkuat Sinergi dan Keilmuan
Kegiatan ini diikuti oleh Majelis Dikdasmen PCM GKB bersama kepala sekolah beserta jajarannya dari empat sekolah. Yaitu SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb), SD Muhamadiyah 2 GKB (Berlian), SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) dan SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio).
Di akhir kegiatan, Nanang Sutedja mengatakan akan semakin meningkatkan sinergi dengan berbagai amal usaha Muhammadiyah, termasuk dengan RSMG. Berbagai bentuk riil yang akan disinergikan, lanjutnya, dapat berupa fasilitas kesehatan, guest teacher, dan pengembangan sekolah sehat di lingkungan Muhammadiyah GKB dan sekitarnya.
Sementara itu, Sabtu (30/5/20) Majalah Matan menggelar diskusi online terkait kesiapan amal usaha dan warga Muhammadiyah menghadapi realitas baru.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Dr Achmad Chusnu Romdhoni dr Sp THT-KL (K) FICS menegaskan sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur belum layak membuka sekolah.
Menurutnya, untuk Jawa Timur dalam satu bulan ke depan ini masih meragukan kalau akan membuka sekolah di bulan Juli mendatang. “Kita mesti berbasis pada ilmu atau data-data epidemiologi, sehingga pada saat sekolah atau universitas dibuka, betul-betul yakin, mantab, seperti yang kita lakukan selama ini. Kita tidak asal-asalan, pasti ada dasarnya,” jelasnya..
Anggota Divisi Penelitian dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat MPKU Jawa Timur itu menambahkan, “Kalau dari epidemiologi mengizinkan, monggo silakan membuka fasilitas pendidikannya,” tegasnya.
Ayo pastikan langkah tepat sebelum buka sekolah! (*)
Penulis Anis Shofatun. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.