PWMU.CO– George Floyd, kematiannya menyulut demonstrasi anti diskriminasi di seluruh penjuru negeri Amerika Serikat. Pria Afro-Amerika yang dituduh membawa uang palsu itu mati akibat lehernya ditekan dengkul polisi kulit putih Minneapolis, 25 Mei 2020 lalu.
Kerusuhan akibat rasis di AS sering terjadi tak menjadikan pelajaran bagi pejabat dan warganya. Bahkan Presiden Barrack Obama juga pernah jadi sasaran rasis orang dengan mengatakan, tidak pantas orang kulit hitam menjadi presiden.
Tindakan rasis kadang terjadi spontan. Itu mencerminkan pandangan negatif seseorang atas stigma kepada seseorang atau kelompok tertentu yang tidak disukai. Perilaku itu kemudian meledak spontan ketika berhadapan dengan situasi yang mendesaknya.
Seperti kematian George Floyd yang sebenarnya sudah tak berdaya karena sudah diborgol, apalagi kondisinya mabuk, tapi polisi kulit putih itu mungkin punya stigma terhadap orang kulit hitam.
Ucapan Abu Dzar kepada Bilal
Sikap seperti itu pernah juga terjadi di kalangan sahabat Nabi Muhammad saw. Dalam hadits riwayat Bukhari diceritakan, suatu hari para sahabat Nabi berada dalam sebuah majelis. Ada Khalid bin Walid, Abdurrahman bin Auf, Bilal bin Rabah, dan Abu Dzar.
Abu Dzar berkata,”Aku mengusulkan agar pasukan diperlakukan demikian dan demikian.” Mendadak Bilal langsung memotong,”Tidak, itu adalah usulan yang salah.”
Abu Dzar langsung menghardik.”Beraninya kamu menyalahkanku, hai anak perempuan kulit hitam!” sergah Abu Dzar. ”Laa ilaaha illallah! Bercerminlah kamu. Lihatlah siapa dirimu sebenarnya.”
Bilal langsung kaget lalu berdiri dengan marah. ”Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah saw.” Bilal meninggalkan majelis menemui Rasulullah.
Ketika bertemu Rasulullah, Bilal berkata, ”Ya Rasulullah, maukah engkau mendengar apa yang telah dikatakan oleh Abu Dzar kepadaku?”
”Apakah yang telah dikatakannya?” tanya Nabi.
Bilal bercerita,”Dia telah berkata begini dan begitu.”
Seketika itu rona wajah Rasulullah berubah. Tak lama kemudian Abu Dzar bergegas datang mengucapkan salam. Namun Rasulullah kondisi masih marah hingga tak terdengar apakah menjawab salamnya atau tidak.
Lalu Nabi berkata,”Wahai, Abu Dzar, kamu telah menghinakannya dengan merendahkan ibunya. Di dalam dirimu terdapat sifat jahiliyah.”
Pesan Persaudaran Islam
Rasulullah dalam pesan yang disampaikan dalam haji wada’ menyerukan tentang persaudaraan umat Islam tanpa membedakan suku, ras, dan warna kulit. Nabi saw menyampaikan itu saat tiba di Namirah, sebuah desa sebelah timur Arafah. Di depan jamaah muslim yang berhaji sekitar 90 ribu orang.
Rasulullah berkata, ingatlah, rabb kalian itu satu, dan bapak kalian juga satu. Dan ingatlah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang ajam (non-Arab), tidak pula orang ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit merah kecuali karena takwanya.
Pesan itu telah 1.400 tahun disampaikan sebagai ajaran persaudaraan Islam dan diamalkan umatnya. Tapi di AS yang disebut kiblat demokrasi dan hak asasi manusia masih saja terjadi tindakan rasis. (*)
Penulis Teguh Imami Editor Sugeng Purwanto