PWMU.CO – Peluang pendidikan Muhammadiyah di Perancis sangat terbuka. Syaratnya: kualitas pendidikan berkemajuan di dalam negeri harus ditingkatkan.
“Bagaimana meningkatkan dan memajukan pendidikan Muhammadiyah supaya jadi internasional sehingga bisa melakukan pendidikan Muhammadiyah berkemajuan terutama di Perancis,” ujar Andar Nubowo DEA pendiri dan Penasihat Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Perancis, Sabtu (6/6/20).
Dalam kegiatan Webinar Internasionalissi Pendidikan Muhammadiyah Peluang dan Tantangan yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dia menjelaskan pendidikan swasta di Perancis sekarang lagi menjamur, khususnya yang berbasis agama.
Di Paris atau Lyon sudah ada pendidikan Islam yang dikelola masyarakat Muslim imigran dari Tunishia, Maroko, Turki, maupun Aljazair. Tetapi kualitas pendidikannya belum sebaik pendidikan negeri yang dikelola negara Perancis.
Andar menyebutkan ini adalah peluang bagi Muhammadiyah untuk bisa masuk dalam ruang pendidikan di Perancis, khususnya pendidikan Muhammadiyah.
“Saya sepakat peluang Muhammadiyah sangat terbuka. Hal ini disebabkan prinsip dasar Muhammadiyah memajukan umat manusia yang rahmatal lil alamin,” jelasnya.
Jadi, lanjutnya, bukan hanya untuk Islam tetapi semua orang. Simbol Muhammadiyah punya karakter pendidikan inklusif, tidak hanya agama tertentu.
Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Untuk melakukan internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah, Andar mengungkapkan hal penting yang wajib dilakukan adalah perlu meningkatkan kualitas pendidikan sekolah-sekolah Muhammadiyah dalam negeri sebelum melangkah internasionalisasi.
“Kalau sekolah kita memiliki kualitas baik di tingkat ASEAN, Asia, maupun global maka secara otomatis pendidikan Muhammadiyah akan banyak menarik publik internasional,” jelas Mahasiswa S3 Ecole Normale Superiure (ENS) Lyon, Perancis, ini.
Dia menjelaskan, kalau hal ini dilakukan tidak mustahil kita akan punya patner dengan dunia internasional. Ini adalah modal penting bagi pendidikan Muhammadiyah supaya bisa promosi di tingkat intrenasional.
Di Perancis, Andar memaparkan pendidikan Muhammadiyah masih jadi misteri bagi masyarakat Perancis karena minimnya kerja sama secara resmi antara lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan lembaga di Perancis.
Dia berharap pendidikan Muhammadiyah bisa menjalani kerja sama, contohnya di bidang teknologi.
“Di Prancis pembelajaran secara online dengan menggunakan teknologi digital sebenarnya sudah disiapkan sebelum Covid-19. Ketika lockdown diberlakukan, pendidikan di Perancis sudah siap. Pembelajaran online dengan platform mereka sudah siap. Tidak berpengaruh dengan proses pembalajaran. Guru-guru di sini (Perancis) tetap memberikan monitoring dan evaluasi,” ungkapnya.
Untuk menuju internasionalisasi, Andar menyampaikan pendidikan Muhammadiyah memiliki peluang cukup besar karena ide berkemajuannya sangat cocok dengan visi pendidikan di Perancis.
Pendidikan di Perancis, sambungnya, visinya menciptakan peserta didik yang lebih toleran, inklusif, berkemajuan. Dan percaya pada hal-hal yang bersifat ilmiah.
“Inilah peluang kita, pendidikan Muhammadiyah untuk masuk internasionalisasi, khususnya di Perancis,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.