PWMU.CO – Ini peluang beasiswa kuliah di China disampaikan oleh Atase Pendidikan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing Yaya Sutarya MPd.
Dia menyampaikan itu dalam Webinar Internasionalissi Pendidikan Muhammadiyah Peluang dan Tantangan yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Sabtu (6/6/20).
Menurut Yaya Sutarya, Muhammadiyah dalam pengelolaan pendidikan patut diapresiasi. Lembaga pendidikan Muhammadiyah di Indonesia banyak sekali.
“Maka menjadi keharusan Muhammadiyah berpikir ke depan untuk melakukan proses persiapan internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya.
Sekolah Muhammadiyah di China
Mengutip beberapa sumber PP Muhammadiyah bahwa internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah ini sebenarnya digariskan dalam tiga peran. Peran bagi suara Islam, bagi bangsa, dan Muhammadiyah.
Jika lihat perspektifnya sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk menjadi sekolah internasional sepertinya nomor satu agak kurang memungkinkan jika kita mendirikan sekolah Islam terutama untuk pendidikan dasar dan menengah di China.
“Karena memang secara umum China dengan penduduk 1,4 miliar dan hanya 32 juta orang Islam berdasarkan data China Moslem Association. Jadi hanya 2,28 persen dengan posisi di wilayah barat dan tengah,” ungkapnya.
Pernah ada, sambungnya, inisiasi salah satu negara Timur Tengah mendirikan lembaga pendidikan keagamaan di China. Karena hubungan dekat dengan pemerintah China akhirnya diberikan izin.
“Kemudian mendirikan sekolah dan orang berbondong-bondong masuk ke sekolah itu. Saat dia selesai atau lulus ternyata tidak ada satupun perusahaan atau satu lembaga yang mau menerima mereka untuk menjadi tenaga kerja,” sambungnya.
Ini yang menjadi kendala sehingga pada perkembangan selanjutnya sekolah ini tutup. Sekolah ini tidak lagi didatangi dan tidak lagi familier. Karena memang di daerah barat mereka tinggal di desa-desa dan yang perempuan pun harus bekerja.
“Oleh karena itu untuk mendirikan sekolah Muhammadiyah masih agak berat di China. Memang dari segi perspektif sebaran untuk Muslim itu agak sedikit jauh titiknya,” jelasnya.
“Meski secara perkembangan jumlah masjid di China semakin bertambah. Sampai dengan saat ini ada sekitar 42 ribu masjid di China. Di Beijing saja ada 72 masjid dengan jumlah muslim 27000 orang,” tambahnya.
Peluang Kerja Sama di China
Kalau bisa memanfaatkan—dan semua yang mendengar di tanah air terutama sekolah sekolah Muhammadiyah—ada momentum yang bisa ditindaklanjuti dengan potensi lebih bermanfaat dibanding mendirikan sekolah di China.
Da mengugkapkan, aaat ini ada 18 perguruan tinggi di China yang membuka jurusan Bahasa Indonesia dan ada 10 perguruan tinggi di Indonesia yang membuka jurusan Bahasa Mandarin. Jadi kerja sama dalam bidang bahasa sangat memungkinkan.
“Dan ini juga peluang bagi guru-guru Muhammadiyah, lulusan Bahasa Indonesia Muhammadiyah. Karena setiap tahun mereka melakukan rekrutmen di daerah atau pelosok tanah air untuk menjadi bagian dari perguruan tingginya,”
Ini mungkin momentum bagi guru-guru muda Muhammadiyah yang punya potensi, yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Ini menjadi syiar Islam ke dalam bagaimana kita juga memberikan pencerahan lewat hal-hal yang sifatnya pengajaran Bahasa Indonesia.
“Di China ada sekitar 7 pusat studi Bahasa Indonesia. Yang perlu dimanfaatkan kita punya 280 kerja sama antara perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kemudian 2019-2020 kita ada 32 dokumen MoU yang ditandatangani. Waktu itu adalah pengiriman guru-guru dan kepala sekolah Muhammadiyah ke China selama tiga pekan,” ungkapnya.
Beasiswa Kuliah di China
Kita punya beasiswa, lanjutnya, yang perlu dimanfaatkan oleh guru-guru. Manfaatkan karena selama ini yang kita koordinasikan jenjang perguruan tinggi.
“Kita banyak mengajak teman-teman dari perguruan tinggi asing untuk berkunjung ke Uhamka Jakarta dan UMM Malang. Dan alhamdulillah banyak mahasiswa luar negeri belajar Bahasa Indonesia di Uhamka,” paparnya.
Ini penting sedang kita garap program CSR, program vokasi dan degree. Tahun ini kita lagi menyiapkan 500 program pelatihan dari CSR perusahaan perusahaan China yang ada di Indonesia. Jadi kita minta CSR untuk mengirim anak-anak dan mahasiswa kita.
“Yang paling mengejutkan kita siapkan 3.000 untuk S1, S2 dan S3. Ini penting bagi guru-guru Muhammadiyah untuk bisa berpartisipasi. Jadi memang ini peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan saat ini,” ajaknya.
Tapi, pesannya, jangan punya pandangan Islam dilarang di China meski regulasi mendirikan sekolah keagamaan agak sulit. Islam di China punya banyak kelebihan dibandingkan pemeluk agama lain.
“Biasanya orang meninggal dikremasi. Kalau orang Islam disiapkan tempat kuburannya. Bahkan Anda bisa melihat di Guangzhou ziarah kubur di sana ke makam semacam sunan dan orang Muslim,” ujarnya.
Muslim China, sambungnya, mendapatkan akses untuk memperoleh makanan halal. Bahkan ada beberapa kampus yang disiapkan untuk makanan muslim halal.
“Pasokan makanan halal untuk pabrik, kantor pemerintah dan Muslim itu dijamin oleh negara. Akan dibangun kota Islam di China di atas tanah 67 hektar seperti Taj Mahal dengan anggaran 45 triliun,” bebernya.
Delapan jalur beasiswa, ujarnya, akan dibuka pada Januari dan Februari 2021. Maka hubungi kami sekitar Desember 2020. Saat ini ada 15.740 mahasiswa Indonesia belajar di China.
“Yang menarik mereka tidak ada yang terpapar Covid-19. Jadi kampus memiliki regulasi yang sangat ketat untuk melindungi mahasiswanya. Sementara saat ini yang kembali ke Indonesia sekitar 14 ribu mahasiswa,” jelasnya.
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.