PWMU.CO – Kiat sukses belajar di Al Azhar Kairo Mesir dibahas dalam Kulwap yang diselengarakan Hamas School, Kamis (4/6/20).
Kuliah Whatsapp (Kulwap) mendatangkan guest teacher Puri Emilda, Lc MA al-Hafidzah dari Al Azhar Kairo Mesir dengan tema Metode Sukses Belajar di Kairo Mesir.
Kegiatan Kulwap yang diselenggarakan SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng, Gresik (Hamas School) diikuti 148 peserta. Kegiatan ini merupakan bentuk online dari kegiatan rutin Guest Teacher yang dilakukan tiap bulan.
Kepala Hamas School Nurul Wahidah SKom mengungkapkan sekolah tetap mengadakan acara ini meski tak bertatap muka seperti biasa.
“Meski sedang belajar di rumah, siswa harus tetap menambah wawasan global mengenai mimpi mereka di masa mendatang, apalagi guest teacher kali ini berasal dari tetangga desa yakni Desa Weru, Paciran Lamongan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan ini bisa mengubah cita-cita anak yang dulunya sebatas ingin menjadi nelayan kini berani memiliki cita-cita yang lebih.
Kiat Sukses Belajar di Al Azhar
Puri Emilda mengungkapkan kesuksesan tidak dinilai dari sebuah title yang terpampang di belakang nama seseorang. Melainkan dari bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Baik secara lahir maupun batin. Jadikanlah al-Quran sebagai pondasi hidup dan teruslah menghafalkan,” tuturnya.
Puri menganalogikan mobil yang melaju tanpa arah akan berakhir sia-sia. Maka dengan berpedoman al-Quran kita menjadi tahu tujuan hidup kita, tujuan tindakan kita, tujuan kita belajar karena tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
Untuk bisa meraih sukses belajar di Al Azhar, Puri memberikan empat kiat, pertama niat lillahi ta’ala. Menurutnya, niat harus dibarengi dengan tindakan konkret menuju niat tersebut. Jika sudah lillali ta’ala maka tancapkan dalam hati dan pikiran.
Kedua, fokus. Untuk selalu menjaga fokus dan men-charge fokus, kita harus memasang slogan “Ke Mesir apa yang kau cari?” Slogan tersebut dapat mengingatkan tujuan belajar dan akan selalu istiqomah untuk belajar meski diterpa godaan baik secara akademis, ekonomi, maupun pergaulan.
Ketiga, memiliki motivasi kuat. Keinginan untuk membahagiakan kedua orangtua menjadi motivasi terbesar. Doa, harapan, dan jerih payah perjuangan kedua orangtua yang tiada henti sejak saya kecil hingga saat ini.
“Jika motivasi ini kuat, insyaallah segala godaan akan sirna. Bahkan jika kita berada di jalan yang salah, maka ia akan menjadi lentera yang memanggil kita kembali ke jalan yang benar.
Keempat, memahami metode belajar. Kenali diri dan porsi kemampuan kita agar apat menemukan metode pembelajaran yang sesuai dengan diri kita.
Puri mengungkapkan seperti halnya pepatah Arab, “Celakalah seseorang yang tidak tahu akan kadar kemampuannya.” Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kemampuan belajar yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, tegasnya, kita harus menemukan metode belajar yang sesuai dengan tipikal diri. Apakah kita tipikal visual, audio, atau audio-visual. Jika lebih cepat menyerap pembelajaran dengan menonton maka visual, jika cepat menyerap dengan mendengarkan maka audio, dan jika harus keduanya maka audio visual.
“Semoga adik-adik Hamas School kelak menjadi ulama yang berahlakul karimah, menjadi hafidz Quran yang ahlu Quran dan kelak di akhirat bisa menghadiahi jubbah ahlu surga untuk kedua orang tuanya,” tandasnya. (*)
Penulis Nafiatul Fitrotin. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.