JK: Waspadai Potensi Ledakan Pasien Covid di Jatim. Hal itu dikatakannya dalam pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
PWMU.CO – Jawa Timu diminta waspada terhadap kenaikan jumlah pasien positif Covid-19. Jika tidak waspada Jatim memiliki potensi terjadinya ledakan jumlah pasien.
“Semua pihak harus waspada, sebab bisa saja jumlah positif di Jatim bisa melampaui DKI Jakarta,” kata Mantan Wakil Presiden RI yang menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) M. Jusuf Kalla (JK) di Surabaya, Rabu (17/6).
Peringatan Jusuf Kalla ini didasarkan pada terus naiknya angka positif di Jatim. Bahkan, dalam satu bisa di atas 200 orang, melampaui DKI Jakarta.
“Biasanya DKI Jakarta yang selalu terjadi penambahan tinggi, namun saat ini Jatim selalu bertambah tinggi setiap harinya,” kata JK.
Melihat data Gugus Tugas Nasional kemarin, kasus positif Covid-19 di Jatim bertambah 241 yang menjadikan total kasus ada sebanyak 8.290. Sementara DKI Jakarta tercatat 9.092 kasus.
Menurut JK, DKI Jakarta sekarang ada kecenderungan melandai, namun sebaliknya Jatim semakin tinggi. “Kalau sampai berlanjut, maka tidak mungkin terjadi ledakan jumlah dibandingkan Jakarta,” katanya.
Dia mengtakan, aspek kepadatan penduduk Jatim yang lebih besar daripada Jakarta akan menjadi faktor penentu apabila tidak baik dalam penangananan dan pengendalin Covid-19.
Menurut dia, dibutuhkan upaya dan kerja lebih besar lagi dari pemerintah terutama masyarakat untuk bisa melawan virus ini agar tidak semakin menular lebih luas.
“PMI tetap berpegang pada prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, apabila tak bisa karena ini perang maka kita harus matikan virusnya,” katanya.
Gubernur Terima Kasih pada PMI
Khofifah Indar Parawansa berterima kasih atas kehadiran JK. Dia mengapresiasi dukungan yang diberikan PMI Pusat untuk membantu penanganan Covid-19 di wilayah setempat.
“Berdasarkan hasil evaluasi PSBB lalu, memang Jatim ini masyarakatnya masih banyak yang tidak menggunakan masker. Kami harap dan minta sekali lagi, pakai masker dan patuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Penulis Faishol Taselan. Editor Mohammad Nurfatoni.