Memuji Orang yang Dibenci tulisan Nurbani Yusuf, pengasuh kelompok pengajian Padhang Makhsyar Kota Batu, mengupas tentang fakta realitas yang kadang tidak disukai hati.
PWMU.CO– Dalam Masnavi, Jalaluddin Rumi berkata, hatimu adalah rimba raya. Kadang-kadang serigala berkuasa, kadang babi liar, maka hati-hatilah bernafas.
Hati kita riuh rendah. Kadang lembut dan pemurah seperti Yusuf as. Kemudian berbalik jahat seperti Firaun. Kadang memuji, kemudian mengumpat, mencinta dan mendendam bergantung siapa yang sedang berkuasa di hati. Paling sulit adalah memuji orang yang dibenci.
Pada Cina yang sama-sama kita benci itu, saya akan tuliskan kebaikan dan pujian. Bukankah teramat sulit melihat kebaikan pada orang yang kita benci dan melihat kekurangan pada orang yang kita cintai, karena kebiasaan menggeneralisasi satu kesalahan akan dihitung seluruh.
Sayidina Ali karamallahu wajh berkata, jangan jelaskan siapa dirimu sebab orang yang benci tak akan percaya, sedang pecintamu tak butuh itu.
Tak jelas siapa yang berkata, tuntutlah ilmu sampai negeri Cina. Semula dibilang itu sabda Nabi saw, tapi kemudian diketahui matan seperti itu tidak ditemukan dalam satu kitab hadits mana pun. Juga dibantah ramai-ramai karena bersangkut dengan Cina yang sudah kadung dianggap musuh bersama.
Superioritas Cina
Setelah Uni Sovyet ambruk dicabik-cabik Glasnost dan Prestroika, Amerika menjadi negara adidaya sendirian tanpa tanding. Tapi Cina merangsak maju bersaing dan perlahan mulai mengalahkan. Sebanyak 1,4 miliar penduduk Cina terbesar di dunia.
Suku bunga bank di Cina lebih rendah dibanding Bank Muamalat dan bank-bank syariah lain yang kita banggakan. Cina juga kemudian suka investasi bahkan terhadap negara-negara kompetitornya. Politik luar negeri Cina juga lebih sopan dibanding Amerika dan sekutunya.
Cina adalah ras dominan yang terdidik, ulet, pekerja keras, produktif, terampil dan mau dibayar murah, bandingkan dengan SDM di negara-negara Timur Tengah dan Islam lainnya yang terus berselisih, egois dan berebut depan. Pendidikan rendah, stagnan, dan mahal.
Pada tahun 2020 ini, ada sekitar 400 juta penduduk kelas menengah di Cina bahkan mengalahkan Amerika dan Eropa. Tesis Huntington tentang benturan peradaban masih sangat relevan. Cina bakal digdaya menguasai sumber daya manusia dan sumber daya alam berlimpah, militer yang kuat, ekonomi mapan dan geo politik strategis.
Mereka adalah bangsa mandiri, 11 dari 19 kategori industri penting dunia dipasok dari Cina. Dari produk celana dalam hingga IT. Dari kerupuk siap saji di meja makan hingga senjata berat pemusnah massal di angkasa biru, semua ada. Artinya, Cina adalah kekuatan alternatif sebagai balance kekuatan Barat yang arogan.
Tapi bukan Cina yang jadi masalah. Ini soal hati, siapa lebih dominan dan berkuasa. Serigala atau babi liar. Melihat kebaikan pada orang yang dibenci itu soal yang hendak saya tuliskan. Melihat kebaikan pada orang yang kita benci apalagi memberi pujian itu yang hendak saya latihkan.
Adalah sebentuk ridha dan kerelaaan hati melihat kekurangan sendiri sambil memuji kebaikan lawan. Tapi ini soal sulit dalam beragama, percayalah. Sebab yang bisa kita lihat dari orang yang kita benci hanyalah keburukan dan itu pertanda kurang baik. (*)
Editor Sugeng Purwanto