PWMU.CO– Dr Hanafi MSi (52) baru setahun menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Jember (UMJember). Dia bertekad segera mewujudkan Rumah Sakit Universitas di lahan seluas 4 hektare.
”Kita sudah beli tanah di daerah Kranjingan, Sumbersari,” kata dia menjelaskan. Dia berharap, dengan punya RS sendiri bisa memaksimalkan dokter-dokter lulusan UMJember. Untuk praktik dokter maupun mendedikasikan diri di RS Universitas milik persyarikatan Muhammadiyah.
Dia juga akan membuka membuka lima program studi pascasarjana seperti Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, Sospol, Pertanian, dan Teknik. ”Ini sudah kita godok agar bisa segera terealisasikan,” tambah Hanafi yang menggantikan Rektor Dr Muhammad Hazmi.
Untuk meningkatkan kualitas Universitas Muhammadiyah Jember dia harus memperbaiki kualitas dosen. Universitas menganggarkan biaya studi S2 dan S3 untuk satu dosen di setiap program studi tiap tahun. Ternyata dosen yang berminat mengajukan beasiswa ini sangat tinggi.
Satu periode targetnya menyekolahkan 27 dosen per tahun. Tahun ini yang mendaftar 40 orang. ”Jadi lainnya sekolah tahun depannya lagi,” ujar dosen yang sebelumnya mengajar di FKIP Bahasa Inggris ini. Dia yakin perbaikan kualitas SDM bakal mengubah banyak aspek di perguruan tinggi. Bakal memengaruhi kemajuan UMJember ke depannya.
Dia mengisahkan perjalanannya di kampus biru ini dimulai Januari 1992. Status awal jadi dosen luar biasa. ”Jatah mengajar dapat 4 SKS dibagi dua hari. Selebihnya menganggur,” ceritanya sembari tertawa.
Dia bersyukur dua bulan kemudian diangkat menjadi dosen tetap pada Maret 1992. Lantas ditugasi menjadi sekretaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mulai 1993 hingga 1998. Tugasnya sekalian merangkap ketua Lab Bahasa.
Kuliah Langsung Doktor
Tahun 2002 dia mengambil program S2 ke Universitas Negeri Malang jurusan Bahasa Inggris. Tiga tahun lulus. Ketika minta izin untuk siap mengajar lagi, saat itu Rektor Drs H Yusnan Arogayo MSi menyuruhnya gak usah pulang. Lanjutkan kuliah S3.
Dia batal pulang ke Jember. Daftar program S3. Dia manfaatkan peluang ambil program doktor ini. ”Waktu itu Januari 2005 saya lulus S2. Bulan Agustus di tahun yang sama saya melanjutkan studi S3 juga di UNM. Lulus doktor 2009,” ujarnya.
Usai menyelesaikan program doktor, kembali ke kampus UMJember untuk mengajar dengan modal pengetahuan yang luas. Tahun 2016 dipercaya menjadi direktur Program Pascasarjana.
Tahun 2019 ada pemilihan rektor dia maju menjadi salah satu kandidatnya. Waktu penghitungan mendapatkan 15 suara. Dia unggul dari kandidat lainnya. ”Sejak 2019 itulah saya ditugaskan menjadi rektor,” tuturnya.
Hanafi mengungkapkan, ketika seseorang mengabdikan dirinya di Muhammadiyah, kerja tak hanya mengejar materi tetapi untuk ibadah juga. Seperti yang lazim dipahami kader Muhammadiyah, prinsip pengabdian itu selain memperoleh ajrah juga mendapat ujrah. (*)
Penulis Disa Yulistian Editor Sugeng Purwanto