PWMU.CO-Kematian tenaga medis akibat covid-19 di Jawa Timur menjadi sorotan media Australia. Apalagi ketika ada satu keluarga yang terdiri dokter dan perawat meninggal satu persatu karena wabah corona ini.
Salah satu media yang memberitakan adalah abc.net.au, Rabu (24/6/2020). Dokter Anang Eka Kurniawan yang meninggal di Surabaya, pekan lalu (19/6/2020), menjadi orang terakhir di keluarganya yang mati karena covid.
Sebelumnya telah meninggal adiknya, dr Deny Dwi Fitriyanto, dokter Puskesmas Tambelangan, Sampang, meninggal lima hari sebelumnya di RS Unair Surabaya.
Suwito (60), ayah dr Anang dan dr Deny meninggal di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang, Madura, 7 Juni 2020. Dia baru empat bulan pensiun sebagai perawat di Puskesmas Kedungdung. Dia tercatat sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)
Sri Rahayu, istri Suwito meninggal dunia sehari setelah suaminya wafat. Sri Rahayu pernah menjadi bidan senior di Puskesmas Kamoning.
Di hari yang sama dengan hari meninggalnya dr Anang, ada dokter Gatot Pramono yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat di RSUD Sidoarjo meninggal dunia disusul perawat Sri Agustin dari rumah sakit yang sama, sehari setelahnya juga karena positif covid.
Data Jatim dan Nasional
Kasus kematian keluarga tenaga medis di Madura dan dua lainnya di Sidoarjo adalah refleksi dari kasus penularan covid-19 di kalangan tenaga kesehatan di Jawa Timur.
Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengatakan, ada 110 perawat di Jawa Timur sudah dinyatakan positif covid. Tujuh di antaranya meninggal dunia, termasuk lima perawat di Surabaya.
Menurut data PPNI sampai tanggal 23 Juni 2020, secara nasional ada 30 perawat yang meninggal dunia, 129 perawat positif COVID-19, 717 berstatus ODP dan 64 dalam status PDP.
Awal bulan Mei 2020, tercatat 55 tenaga kesehatan terdiri dokter dan perawat se Indonesia yang dinyatakan meninggal dunia akibat covid-19.
Menurut Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Irwandy, tingkat kematian tenaga medis Indonesia saat itu mencapai 6,5 persen. Artinya, pada tiap 100 kematian ada sekitar enam hingga tujuh tenaga kesehatan yang meninggal dunia.
Sementara Wakil Ketua Umum PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dr Adib Khumaidi, mengatakan tingkat kematian nakes Indonesia di bulan Juni 2020 ini tidak jauh berbeda dengan angka bulan lalu.
”Enggak jauh beda, sekitar 5 sampai 6 persen, apalagi karena ada peningkatan angka kematian pada dokter dan perawat. Saya belum dapat informasi baru kalau dari dokter gigi,” kata dr Adib kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
Menurutnya Indonesia kini menjadi negara dengan tingkat kematian nakes tertinggi di antara negara Asia Tenggara, bahkan di dunia.
”Secara persentase, di dunia kita termasuk yang paling tinggi, karena angka negara-negara lain hanya sekitar 1 persen. Apalagi di ASEAN, kita paling tinggi,” ucap dr Adib Khumaidi.
Sampai 23 Juni 2020, secara nasional IDI mencatat ada 38 dokter yang sudah terkonfirmasi meninggal karena covid. (*)
Editor Sugeng Purwanto