ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Maret 22, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Visi Kecil Raja-Raja Kecil

Kamis 2 Juli 2020 | 14:08
5 min read
141
SHARES
441
VIEWS
ADVERTISEMENT
Mari Prima Kristanto penulis Visi Kecil Raja-Raja Kecil kolom. (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Visi Kecil Raja-Raja Kecil kolom ditulis oleh Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah tinggal d Lamongan.

PWMU.CO – Jamak terdengar sejarah Islam tentang runtuhnya daulah Abbasiyah, Andalusia, dan Utsmaniyah. Itulah tiga imperium Islam modern pasca-khulafaur rasyidin yang kini tinggal nama.

Secara tegas dan bernas hampir semua mengatakan Andalusia runtuh karena serangan Ferdinand dan Isabela. Sedangkan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad runtuh karena serangan bangsa Mongol.

Imperium terakhir, Utsmaniyah. runtuh karena persekongkolan penjajah Inggris dengan kaum sekuler pimpinan Mustafa Kamal Pasha.

Sedikit sekali kaum Muslimin termasuk sejarahwan yang menyadari keroposnya sisi dalam umat Islam Andalusia, Abbasiyah, dan Utsmaniyah sebelum datangnya serangan pihak luar.

Runtuh kerena Faktor Internal

Daulah Abbasiyah, Andalusia, dan Utsmaniyah hakikatnya runtuh karena ulah umat Islam sendiri. Sebagian besar disebabkan makin merenggangnya ukhuwah Islamiyyah. Bahkan lebih parah lagi keengganan untuk berbaiat pada satu kepemimpinan.

Kesatuan daulah Abbasiyah, Andalusia, dan Utsmaniyah dirongrong oleh kekuatan dari dalam sebelum datangnya serangan dari pihak luar. Daulah Abbasiyah yang resmi dikuasai oleh bangsa Mongol pada tahun 1258 kondisi terakhirnya sangat jauh dari masa kejayaan pada saat dipimpin Khalifah Al Makmun maupun Harun Al Rasyid.

Demikian pula Daulah Andalusia yang resmi diambil Spanyol tahun 1492 kondisinya turun drastis dibandingkan pada masa kejayaan Amir Abdurrahman Ad Dakhil hingga Al Hakam.

Daulah Utsmaniyah sebagai kebanggaan terakhir kekhalifahan Islam yang runtuh pada tahun 1924 kondisinya sudah terpecah-pecah jauh dibandingkan masa Khalifah Muhammad Al Fatih.

Faktor Kecil

Perpecahan atau putusnya ikatan ukhuwah seringkali berawal dari pembangkangan masalah-masalah kecil yang dianggap ringan. Dimulai dari pembangkangan-pembangkangan kecil atas putusan khalifah di pusat pemerintahan hingga berdirinya taifah-taifah atau kerajaan-kerajaan yang dipimpin raja-raja kecil.

Sifat kerajaan-kerajaan kecil dengan raja-raja kecilnya seringkali disebut pemerintahan kota atau propinsi. Luas wilayahnya tidak sebesar daulah Islam yang “melahirkan” mereka, tetapi karena merasa mampu mandiri berdirilah dinasti-dinasti baru dengan visi kecil demi melambungkan nama keluarga atau golongannya.

Fakta tersebut di atas merupakan kondisi mental umat Islam ketika memasuki abad ke-16, abad ketika persatuan dan kesatuan luntur. Tuntutan hawa nafsu berkuasa sebagian kecil raja-raja kecil melupakan semangat bersatu membangun visi besar bersama.

Kondisi sebaliknya jsteru terjadi pada bangsa Eropa sejak mencanangkan Renaissance abad ke-16. Kecenderungan untuk bersatu demikian kuat sampai hari ini, mulai dari masa imperialisme hingga masa melenial dengan keberadaan Masyarakat Uni Eropa.

Di daratan Amerika bangsa-bangsa Eropa yang hijrah ke sana pada tahun 1776 sepakat menyatukan negara-negara bagian dalam United States of America (USA). Tidak ketinggalan kaum sosialis-komunis pada tahun 1917 berhasil membentuk negara besar Uni Sovyet dengan cara revolusi paksa menggabungkan negara-negara Rusia, Lithuania, Kazakhstan, Ukraina, Uzbekistan dan sebagainya.

Kaum sosialis-komunis di daratan Cina tidak ketinggalan pada tahun 1949 mendirikan Republik Rakyat Cina dengan menyingkirkan golongan nasionalis dan melebur dinasti-dinasti kerajaan yang notabene bentuk pemerintahan leluhur bangsa Tiongkok.

Tidak mengherankan jika kemudian Eropa, Amerika, Rusia—sebagai bekas Uni Sovyet—dan RRC menjadi kekuatan ekonomi politik dunia saat ini. Adapun negara-negara Islam tetap “puas” mendapat julukan sebagai negara dunia ketiga bersama negara-negara di Amerika Selatan dan Afrika.

Harapan pada Indonesia

Kehadiran Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia sebagai harapan baru bangkitnya kekuatan sosial ekonomi politik Islam.

Kehadiran Indonesia sebagai negara kesatuan hasil kesepakatan kerajaan-kerajaan Nusantara di Aceh, Deli, Siak Sri Indrapura, Palembang, Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegara, Pontianak, Kutai Kartanegara, Makassar, Bone, Soppeng, Wajo, Denpasar, Bima, Ternate, Tidore dan lain-lain.

Di samping itu peran para pejuang dan ormas Islam yang telah memiliki anggota di seluruh Nusantara turut andil membentuk kesepakatan dan visi besar negara kesatuan.

Visi Besar Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai ormas Islam yang hadir sejak tahun 1912 dan telah memiliki banyak anggota serta kantor cabang di seluruh nusantara menjelang kemerdekaan tahun 1945 turut andil menyatukan visi besar negara kesatuan.

Sejak tahun 1923 Muhammadiyah bahkan telah ikut mempopulerkan nama Indonesia bukan lagi Netherland Indies atau Hindia Belanda dalam majalah Suara Muhammadiyah.

Visi besar Muhammadiyah sendiri sebagaimana diketahui yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Visi besar yang dicanangkan oleh pendiri Muhammadiyah dan telah berusaha untuk terus dijaga oleh segenap pimpinan, anggota dan simpatisan.

Visi besar Muhammadiyah bukan jargon atau isapan jempol belaka, terbukti masih tetap menjadi ormas yang terus tumbuh di abad milenial ini. Amal-amal usaha, organisasi otonom dan pimpinan-pimpinan cabang serta ranting terus bertumbuh bahkan bertambah dengan visi besar yang telah dicanangkan pada pendirinya.

Banyak ormas yang lahir bersama atau lebih dahulu daripada Muhammadiyah seperti Sarekat Islam, Budi Utomo, dan lain-lain kini tinggal nama.

Tantangan Muhammadiyah di abad milenial ini adalah menjaga visi besar bersama-sama. Visi besar yang harus dijaga dalam kesatuan gerak langkah berorganisasi dan berjamaah secara ‘tumakninah’.

Ada pepatah berbunyi “Jika ingin cepat sampai maka berlarilah sendiri, jika ingin besar berjalanlah bersama-sama”. Usia 108 tahun Muhammadiyah pada tahun 2020 ini sebagai usia “balita” dibandingkan peradaban Abbasiyah yang mampu bertahan selama 508 tahun, Andalusia 781 tahun, dan Utsmaniyah 621 tahun.

Selayaknya segenap elemen di persyarikatan baik sebagai pimpinan, kader maupun, simpatisan menjaga visi besar bersama, bukan sekadar visi kecil keinginan menjadi “raja-raja kecil”.

Dengan visi besar perlahan dan pasti persatuan dan kesatuan umat Islam bisa diwujudkan. Persatuan dan kesatuan yang kuat merupakan potensi daya tawar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kapan lagi umat mayoritas negri ini mampu menjadi penentu dan bukan jadi pembantu jika enggan bersatu? Konsolidasi administrasi, jamaah, aset, kewajiban dan kegiatan sebagai keniscayaan yang harus diwujudkan secara fleksibel dan bertahap.

Tidak ada persatuan tanpa ikatan, tiada ikatan tanpa ketaatan yang tsiqah pada kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai sebuah sistem berjamaah yang disepakati berdasarkan qaidah syar’i, bukan tentang subjek orang per orang.

Ketaatan bukanlah sebuah bentuk taklid, warga persyarikatan sudah pasti paham perbedaan taklid dengan taat. Insyaallah dengan istikamah menjaga visi besar soliditas warga persyarikatan mampu menjadi perekat negara kesatuan menyongsong kejayaan Islam rahmatan lil alamin hingga akhir jaman.

Usia manusia pasti lebih pendek dari usia sebuah peradaban. Maka selayaknya meninggalkan jejak visi besar peradaban bagi generasi berikutnya. Bukan visi kecil ala raja-raja kecil yang lambat laun meruntuhkan peradaban agung sebagaimana runtuhnya daulah Abbasiyah, Andalusia, dan Utsmaniyah. Wallahu’alam bi ash shawab. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: AndalusiaPrima Mari KristantoRaja-Raja Kecil
SendShare56Tweet35Share

Related Posts

Old Crack dan Young Crack PDM Lamongan 2022-2027

Jumat 10 Maret 2023 | 06:25
230

Prima Mari Kristanto: Old Crack dan Young Crack PDM Lamongan 2022-2027 Old Crack dan Young...

Satu Abad Bersahabat Berfastabiqulkhairat

Selasa 7 Februari 2023 | 16:26
309

Satu Abad Bersahabat Berfastabiqulkhairat oleh Prima Mari Kristanto PWMU.CO- Satu Abad NU perayaannya dipusatkan di...

2023, Tahun Demokrasi Muhammadiyah

Selasa 10 Januari 2023 | 05:19
195

Prima Mari Kristanto: 2023 Tahun Demokrasi Muhammadiyah 2023, Tahun Demokrasi Muhammadiyah; Kolom oleh Prima Mari...

Dakwah Kultural dalam Musywil Muhammadiyah

Senin 26 Desember 2022 | 21:15
222

Prima Mari Kristanto Dakwah Kultural dalam Musywil Muhammadiyah oleh Prima Mari Kristanto, Aktivis Muhammadiyah. PWMU.CO–...

Juara Dunia 2022: Islam, Qatar, dan Paris Saint Germain

Selasa 20 Desember 2022 | 08:44
262

Prima Mari Kristanto Juara Dunia 2022: Islam, Qatar, dan Paris Saint Germain, oleh Prima Mari...

Argentina ke Final, Siapa Lawannya: Maroko atau Prancis?

Rabu 14 Desember 2022 | 05:58
368

Lionel Messi berjalan ke ruang ganti di laga semifinal Piala Dunia 2022 Argentina vs Kroasia,...

Maroko sang Penakluk, Membawa Identitas Islam Lebih Indah dari Pelangi

Jumat 9 Desember 2022 | 13:07
8.4k

Selebrasi Tim Sepakbola Maroko usai memastikan diri tampil di babak delapan besar Piala Dunia Qatar...

Haruskah Calon Anggota PWM Jatim Selesai dengan Urusan Diri Sendiri?

Kamis 8 Desember 2022 | 08:18
345

Prima Mari Kristanto: Haruskah Calon Anggota PWM Jatim Selesai dengan Urusan Sendiri? Haruskah Calon Anggota...

Stop Isu Darah Segar, Ramaikan Ide Segar

Jumat 2 Desember 2022 | 01:06
429

Prima Mari Kristanto: Stop Isu Darah Segar, Ramaikan Ide Segar Stop Isu Darah Segar, Ramaikan...

Antara PM Malaysia dan Ketua Umum PP Muhammadiyah

Jumat 25 November 2022 | 07:10
3.5k

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedra Nashir (kiri) dann PM Malaysia Anwar Ibrahim. Antara PM Malaysia...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    14143 shares
    Share 5657 Tweet 3536
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    3326 shares
    Share 1330 Tweet 832
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten Probolinggo

    1306 shares
    Share 522 Tweet 327
  • 12 ’Bidadari’ Pendamping E-Voting Musyda Probolinggo

    1173 shares
    Share 469 Tweet 293
  • Sekjen MUI Dukung Ponpes Ahmad Dahlan Tapsel Cetak Kader Umat dan Bangsa

    973 shares
    Share 389 Tweet 243
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2643 shares
    Share 1057 Tweet 661
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    423 shares
    Share 169 Tweet 106
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6452 shares
    Share 2758 Tweet 1539
  • Telusuri Sejarah Gresik, Siswa SD Mugres Mengunjungi Kampung Kemasan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau?

    2198 shares
    Share 879 Tweet 550

Berita Terkini

  • Kosegu dan Kokam Ikut Sukseskan Musyda Muhamamdiyah TulungagungRabu 22 Maret 2023 | 22:26
  • Buku Sejarah Muhammadiyah Tulungagung Terbit, Begini Perasaan PenulisnyaRabu 22 Maret 2023 | 22:05
  • Lembaga Pemeriksa Halal
    Lembaga Pemeriksa Halal Gelar Raker, Ini ProgramnyaRabu 22 Maret 2023 | 21:40
  • Padus IPM Sendangagung Tampil Memukau di Musypimcab PaciranRabu 22 Maret 2023 | 21:32
  • Jika Ingin Besar, Pendiri dan Pengelola RSMA Harus Saling MendukungRabu 22 Maret 2023 | 21:02
  • Pawai Becak TK Aisyiyah 2 Kota Probolinggo Sambut RamadhanRabu 22 Maret 2023 | 20:38
  • Edukatif, Tarawih Ramah Anak SDMM Terbuka untuk UmumRabu 22 Maret 2023 | 19:50
  • Ramadhan, Kiblat Rumah Dakwah PCIM Malaysia Kini AkuratRabu 22 Maret 2023 | 17:50
  • PCNA Brondong Turba Ke Ranting MencorekRabu 22 Maret 2023 | 17:28
  • 26 siswa Sdamada mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Suprarasional; Liputan Alfiatun Naimah, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    26 Siswa Sdamada Ikut Semifinal Kompetisi Matematika SuprarasionalRabu 22 Maret 2023 | 17:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!