PWMU.CO – Dai komunitas memiliki tantangan mahaberat disampaikan Ketua LDK Jawa Timur Muhammad Arifin MAg dalam Webinar bertajuk Dai Komunitas se-Jawa dan Bali, Selasa (30/6/20).
Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim menyoroti masalah modus pemasaran narkoba dikembangkan dengan berbagai cara.
“Salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Oleh karena itu kecanggihan teknologi harus disikapi dengan waspada,” ujarnya.
Arifin menjelaskan penyebaran narkoba semakin beragam caranya. Ada yang diselundupkan ke dalam lembaga pemasyarakan, ada juga yang diselundupkan pada jajanan anak-anak.
Media untuk menyebarkan pun, lanjutnya, membuat miris yang mendengarnya. Seperti memasukkan narkoba ke dalam perut bayi agar narkoba selamat sampai negara yang dituju.
“Para dai komunitas agar tetap semangat dalam berdakwah meskipun tantangan semakin berat,” pesannya.
Hadapi Banyak Problematika
Dalam acara yang digelar LDK bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim ini Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Saad Ibrahim MA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Jawa Timur yang telah memotori terselenggaranya acara ini.
Saad menyampaikan kondisi masyarakat saat ini sedang menghadapi banyak problematika hidup seperti narkoba, terorisme, dan pandemi Covid -19,” ujarnya.
Ketiga hal ini, sambungnya, merupakan musuh bersama yang harus dicegah. Pencegahan dapat dilakukan melalui edukasi dan sanksi.
Hal yang sama juga disampaikan Irjen Pol Ir Hamli. Keynote speaker dari BNPT RI ini memaparkan tia musuh besar yang dihadapi negara ini. Terhadap tiga musuh seperti yang disampaikan Saad—narkoba, terorisme, dan Coid-19—pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri. Diperlukan keikutsertaan civil society untuk melawannya.
“Caranya adalah dengan memutus akar permasalahanya,” ungkapnya.
Dalam materi yang disampaikan oleh Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam UINSA, Prof Husniyatus Salamah menggarisbawahi mengenai pentingnya moderasi beragama.
“Kita dapat membaca ayat al-Quran dengan penafsiran yang moderat. Penafsiran seperti itu sesuai dengan sifat ajaran Islam yang wasat (tengah), wazn (simbang), dan adl (serasi).
Pada kesempatan yang sama Guru Besar Ilmu Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Biyanto memberikan solusi dalam menanggulangi radikalisme.
Dia menjelaskan untuk penanggulangan radikalisme salah satu caranya adalah dengan deradikalisasi.
“Seperti melalui edukasi, dialog, sosialisasi, dan program bela negara,” tandasnya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.