• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Mubaligh: Kisah Fiktif dan Amplop

Sabtu 11 Juli 2020 | 14:11
in Kabar
0
1k
SHARES
939
VIEWS
Mubaligh: Kisah Fiktif dan Amplop ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya.
Prof Syafiq A Mughni penulis Mubaligh: Kisah Fiktif dan AmplopProf Syafiq A Mughni penulis Mubaligh: Kisah Fiktif dan Amplop (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Mubaligh: Kisah Fiktif dan Amplop ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya.

PWMU.CO – Mubaligh atau penceramah, memiliki peran penting dalam pencerahan umat. Ia menyampaikan pesan-pesan keagamaan untuk mencerahkan kehidupan.

Jelas sekali bahwa Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran Islam dalam bentuk khotbah baik dalam rangkaian ibadah Jumat maupun di luar itu. Para sahabat Nabi dan kemudian tabi’in melakukan hal yang sama.

Kapan Lahir ‘Profesi’ Mubaligh?

Namun profesi—dalam hal ini tidak selalu berkaitan dengan bayaran—mubaligh belum dikenal pada zamannya. Kapan mulai ada? Tidak ada data yang pasti kapan profesi itu mulai muncul.

Namun demikian, sekurang-kurangnya pada abad ke-11 Miladiyah, kira-kira 300 tahun setelah Nabi wafat, profesi itu sudah muncul. Ada beberapa literatur yang menyebut kegiatan tersebut. Penceramah profesional itu disebut dengan wa’idh (pemberi nasihat) atau mudzakkir (pemberi peringatan)—yang dalam bahasa kita dikenal dengan mubaligh atau penceramah.

Salah satu kitab yang membicarakan profesi mubaligh ialah Kitab al-Wu’adh wal Mudzakkirin yakni kitab pemberi nasihat dan peringatan, karya seorang ulama’ yang bernama Ibnul Jawzi (1116-1201).

Ia hidup di Baghdad pada zaman keemasan Islam. Pada masa itu telah banyak penceramah di masjid-masjid dan tempat-tempat terbuka. Mereka menyampaikan nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan agar manusia selalu mengingat Tuhan, melaksanakan ajaran Islam, menjaga moral kebajikan dan tidak silau dengan kehidupan duniawi yang materialistik.

Baca Juga:  Muhammadiyah dan Dilema Politik

Hidup sezaman dengan Ibnul Jawzi, ‘Abdul Qadir Jailani adalah seorang penceramah yang sangat populer di Baghdad. Isi ceramahnya dicatat oleh beberapa muridnya yang kemudian dikumpulkan dalam bentuk buku, seperti al-Ghunyah dan Futuhul Ghayb.

Wejangan-wejangan spiritual dan moralnya sangat mencerahkan. Sekalipun demikian, tidak terdapat indikasi bahwa ia mendirikan tarekat apapun.

Selain mereka, pada kurun yang sama, Abu Ja’far al-Hasyimi adalah tokoh populer lain yang sangat prihatin terhadap dekadensi moral. Ia bahkan sering menggerakkan massa untuk melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Ibnul Jawzi mengagumi dua tokoh itu karena integritas moralnya.

Narasi Fiktif dan Porno

Ibnul Jawzi dalam bukunya tersebut mengeluhkan perilaku negatif yang dilakukan oleh penceramah, yang sering membawa hadits-hadits palsu atau cerita-cerita bohong—yang sengaja disampaikan untuk menarik pendengar (audiens).

Ibnul Jawzi melihatnya sebagai ceramah yang dibumbui dengan kebohongan sehingga tidak akan mampu mencerahkan. Sekalipun, pendengar terlihat asyik mendengarkan ceramah seperti itu, dampak buruk ceramah seperti itu bagi pemahaman dan pengamalan agama tidak bisa terhindarkan.

Dalam dunia ceramah saat ini, ada mubaligh (wa’idh atau mudzakkir) yang bersikap lurus dan straight forward dalam berceramah. Isi ceramahnya padat, nadanya datar, dan dalil-dalinya muktabar; tidak banyak humor, lelucon, maupun cerita karangan.

Baca Juga:  Tarekat Muhammadiyah

Dengan gaya seperti itu, mungkin sebagian pendengar merasa jenuh dan ngantuk; sebagian lagi merasa pusing karena isinya padat dan memeras otak. Yang tetap serius mendengarkan hanyalah mereka yang benar-benar mencari pencerahan bukan hiburan.

Banyak juga penceramah yang bersifat pragmatis. Agar pendengar terhibur, tetap duduk dengan nyaman, dan tertawa terbahak-bahak, tidak jarang mereka mengarang cerita-cerita lucu dan bahkan bernuansa porno. Semakin porno, ceramah semakin menarik.

Lelucon Amplop

Masih belum puas, penceramah kemudian berbicara soal amplop dan uang. Pada sebuah acara peringatan hari besar Islam, seorang ulama yang namanya cukup dikenal di Jawa Timur ketika berceramah mengritik panitia karena menjemputnya dengan mobil Toyota Kijang.

Panitia dianggap melecehkan karena menggunakan mobil yang tidak bergengsi. Penceramah itu kemudian mengatakan bahwa itu tidak menjadi soal bila amplop yang diberikan nanti tebal. Selanjutnya ia menyebut bahwa maksudnya bukan amplop tapi isinya. Hadirin pun tertawa lepas.

Etis? Bagi penceramah, itu bukan masalah karena sudah terbiasa menyampaikan urusan amplop di depan jamaah dan ternyata ampuh, amplopnya tebal.

Seorang tokoh ormas tinggat nasional dalam sebuah pengajian berkisah tentang perjalanannya ke sebuah negara di Afrika Utara. Ia diundang oleh Dubes RI untuk berceramah. Di antara hadirin ada petinggi negera asing itu.

Baca Juga:  Tasawuf dalam Kepemimpinan Politik

Di akhir cerita ia mengatakan, “Hadirin tidak usah tanya berapa amplopnya.” Pendengar kemudian tertawa, mungkin karena menganggap lucu atau karena kagum. Bahkan sekarang lebih maju lagi, mereka menyebut isinya tidak penting; yang penting jumlahnya. Hebat!

Perihal lelucon dan amplop itu bisa dipandang dari perspektif yang berbeda. Bagi masyarakat tertentu hal tersebut dianggap biasa. Kebiasaan ngarang cerita dan minta uang di depan umum dengan kata-kata yang vulgar dapat ditoleransi.

Tetapi bagi masyarakat dengan tingkat peradaban tertentu, hal itu dianggap saru, tabu, tidak etis. Setiap orang membutuhkan uang tapi cara menyampaikannya berbeda-beda dari satu tradisi ke tradisi yang lain sesuai dengan tingkat keadabannya.

Seandinya Ibnul Jawzi hidup pada zaman sekarang dan menyaksikan perilaku penceramah yang gemar melucu, membuat cerita bohong dan porno, serta suka minta uang di depan umum untuk pribadi, apa kira-kira komentarnya? (*)

Atas izin penerbit Hikmah Press Surabaya, tulisan berjudul Muballigh dalam buku Mendekati Agama: Memahami dan Mengamalkan Islam dalam Ruang dan Waktu (2014) ini dimuat ulang oleh PWMU.CO dengan judul Mubaligh: Kisah Fiktif dan Amplop.

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Prof Syafiq A MughniSejarah MubalighSyafiq A. Mughni
Share479SendTweet230

Related Posts

Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Pernah Tulis 20 Buku soal Itu
Kabar

Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Pernah Tulis 20 Buku soal Itu

Minggu 17 Januari 2021 | 06:02
1.4k
Mitos bangsa Yahudi
Kabar

Mitos Bangsa Yahudi yang Disebut Unggul, Faktanya Begini

Rabu 23 Desember 2020 | 07:01
6.1k
Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah
Kajian

Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah

Selasa 6 Oktober 2020 | 19:39
534
Muhammadiyah Wahabi? Kolom ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.
Kolom

Muhammadiyah Wahabi?

Minggu 9 Agustus 2020 | 16:39
2.2k
Rebutan Khalifah
Kolom

Rebutan Khalifah

Sabtu 8 Agustus 2020 | 13:40
935
Politik Amoral Musuh Muhammadiyah
Kolom

Politik Amoral Musuh Muhammadiyah

Rabu 5 Agustus 2020 | 09:57
400
Next Post
Kota Rakhine Myanmar tempat warga Rohingya bermukim. (abcnews)

Warga Rohingya di Rakhine Tak Tahu Ada Wabah Corona

Lazismu Senduro Berbagi hingga Pelosok Desa

Lazismu Senduro Berbagi hingga Pelosok Desa

Lazismu Lumajang Buka Kantor Layanan Baru

Lazismu Lumajang Buka Kantor Layanan Baru

Shalat Idul Adha di Rumah, Jangan Bikin Kluster Baru!

Shalat Idul Adha di Rumah, Jangan Bikin Kluster Baru!

Makam Khadijah dan anaknya, al-Qasim di Ma;la Mekkah.

Khadijah, Istri Nabi Pendukung Dakwah

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
341

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
829

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
253

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
413

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56
Relawan MDMC - Lazismu

Relawan MDMC – Lazismu Bangun Jembatan Darurat Atasi Banjir Kalsel

Senin 25 Januari 2021 | 17:47
PCIM Australia Galang Dana Bencana

PCIM Australia Galang Dana Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 15:47
Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Inovasi Smamsatu: PBM Cukup 3 Hari, Lainnya Soft Skill

Senin 25 Januari 2021 | 14:25
Rendang Lazismu

Rendang Lazismu Jadi Makanan Praktis bagi Pengungsi Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 11:28
Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Senin 25 Januari 2021 | 11:04
Politik Islam

Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

Senin 25 Januari 2021 | 10:13
Unismuh siapkan 200 relawan psikososial ke Sulbar. Pengiriman relawan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap gempa bumi yang terjadi.

Unismuh Siapkan 200 Relawan Psikososial ke Sulbar

Senin 25 Januari 2021 | 06:22
Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Senin 25 Januari 2021 | 06:14

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    489621 shares
    Share 195848 Tweet 122405
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    15615 shares
    Share 6246 Tweet 3904
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    35480 shares
    Share 14192 Tweet 8870
  • Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    2455 shares
    Share 982 Tweet 614
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    4122 shares
    Share 1649 Tweet 1031
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7980 shares
    Share 3192 Tweet 1995
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4510 shares
    Share 1804 Tweet 1128
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    6090 shares
    Share 2436 Tweet 1523
  • Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

    221 shares
    Share 88 Tweet 55
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama