ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Kamis, Maret 23, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Tekstualis Neo Salafisme

Minggu 26 Juli 2020 | 06:13
5 min read
441
SHARES
1.4k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Tekstualis Neo Salafisme ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.
Prof Syafiq A. Mughni, penulis Tekstualis Neo Salafisme. (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Tekstualis Neo Salafisme ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.

PWMU.CO – Keyakinan bahwa hanya ada satu al-Quran telah menjadi anutan bagi seluruh umat Islam. Bahkan Syiah pun hampir seluruhnya mengaku meyakini hal yang sama. Apa yang mereka baca adalah al-Qur’an yang sama, tidak ada lainnya.

Ada kelompok yang sangat kecil berpendapat semestinya ada versi lain tetapi mereka tidak bisa menunjukkan mana versi yang berbeda itu. Dalam al-Quran sendiri Allah telah menjamin bahwa al-Quran (al-dzikr) akan terjaga dari perubahan.

Dalam sejarah disebutkan ada beberapa orang yang telah mencoba memalsukan atau merubah sebagian ayat tetapi usaha itu selalu gagal untuk mengelabuhi umat. Perubahan tidak pernah bisa disembunyikan.

Aliran Tekstualis

Sementara teks (nashsh) al-Quran tetap terjaga, pemahaman terhadapnya bisa berubah atau berbeda-beda. Ada aliran tekstualis yang sangat berpegang teguh pada teks (nashsh).

Kelompok ini berpendapat pemahaman yang benar adalah pemahaman yang tidak bergeser dari teks. Menurutnya, tidak boleh ada pemahaman yang berdasar takwil, yakni penggeseran dari makna lahir.

Pemahaman tekstualis seperti itu berlaku juga terhadap teks hadits-hadits Nabi. Apa yang diucapkan oleh Nabi haruslah dimaknai apa adanya tanpa takwil.

Berbeda dari tekstualis, aliran kontekstualis berpendapat banyak ayat atau sabda Nabi yang harus dipahami sesuai dengan konteksnya karena nashsh lahir dalam situasi tertentu atau budaya tertentu.

Tekstualisme Akidah

Cikal-bakal aliran tekstualis diletakkan oleh Ahmad bin Hanbal. Ia menolak pendapat yang mengatakan bahwa al-Quran itu makhluk karena Allah SWT tidak pernah menyebutnya makhluk.

Ahmad bin Hanbal juga menolak menyebut al-Quran itu bukan makhluk (ghayru makhluq) karena Allah SWT tidak menyebutnya demikian. Menurut Ahmad bin Hanbal, al-Quran adalah kalamullah (firman Allah).

Sepanjang data yang ada, sesungguhnya tekstualisme Ahmad bin Hanbal itu hanya berlaku dalam persoalan akidah. Dalam persoalan hukum (fikih) Ahmad bin Hanbal tidak selalu tekstualis. Statemen-statemen Ahmad bin Hanbal yang menjadi bukti tekstualisme berada pada wilayah akidah dan bukan pada wilayah fikih.

Tekstualisme dalam persoalan akidah itu diikuti oleh Ibn Taymiyyah. Dari tulisan-tulisannya dapat diketahui bahwa Ibn Taymiyyah menolak takwil dan pemahaman metaforik terhadap nashsh-nashsh akidah.

Ketika ayat menyebut tangan dan kursi Allah, kata Ibn Taymiyyah, harus dipahami bahwa itu betul-betul tangan dan kursi, bukan di-takwil-kan ke makna kekuasaan. Di luar wilayah akidah, Ibn Taymiyyah sering kali berfikir kontekstual, seperti ketika berbicara tentang politik umat Islam.

Misalnya, teks al-Quran yang melarang umat Islam mengangkat non-Muslim sebagai pemimpin tidak selamanya harus berlaku. Kata Ibn Taymiyyah, ada kalanya dalam situasi tertentu umat Islam boleh memilih pemimpin non-Muslim.

Tektualisme dalam soal akidah itulah yang disebut aliran salaf sejak masa Ahmad bin Hanbal sampai dengan Ibn Taymiyyah. Muhammad bin Abd al-Wahhab pun berpendirian seperti itu.

Tekstualisme Fikih

Tetapi, kelompok yang menisbatkan diri pada pendirian tiga tokoh tersebut telah memperluas tekstualismenya pada persoalan fikih. Pemahaman mereka tentang ru’yah (melihat) bulan untuk memulai dan mengakhiri puasa menjadi bukti perluasan itu.

Mereka berpendapat bahwa karena nashsh (teks) hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, ”Puasalah karena melihat bulan………,” maka tidak ada pilihan lain kecuali melihat dengan mata telanjang.

Salafiyah seperti itu, mungkin bisa disebut neo-salafisme, menjadi aliran dominan di Saudi Arabia dan juga dianut oleh organisasi-organisasi Islam di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh negara itu dalam menentukan awal dan akhir puasa di bulan Ramadlan.

Hubungan ini bisa menjelaskan mengapa DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) menggunakan rukyah. Sebabnya ialah dominasi para tokohnya yang merupakan alumni pendidikan di Saudi Arabia.

Persis (Persatuan Islam) yang punya hubungan dekat dengan DDII memiliki Dewan Hisbah yang tampaknya didominasi oleh lulusan Saudi Arabia.

Paradigma tajdid yang menjadi slogan gerakan mereka diwujudkan dalam perjuangan untuk memberantas bidah dan khurafat serta kembali kepada al-Quran dan Sunnah yang berhenti pada tekstualisme. Kelompok-kelompok neo-salafi lainnya kurang lebih memiliki pendirian yang sama.

Sikap Muhammadiyah

Menurut saya, tidak semua masalah bisa dipahami dengan tekstualisme. Dalam al-Quran (al-Mu’minun:5-7), misalnya, disebutkan seorang Muslim bisa melakukan hubungan seksual dengan budak-budak perempuannya.

Praktik itu berlangsung sejak zaman Nabi sampai dengan masa pra-modern. Jika para tekstualis konsisten, maka pada masa sekarang pun kita seharusnya boleh memiliki budak tanpa batas jumlahnya dan bisa berhubungan seksual dengan mereka.

Jika negara melarang, maka itu berarti melanggar syariat Islam. Terhadap persoalan ini, dalam situasi yang sudah berubah seperti sekarang, tentunya banyak ulama yang lebih memilihi pemahaman kontekstual daripada tekstual.

Berbeda dengan neo-salafisme itu, Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid yang tidak terbelenggu oleh tekstualisme. Pemahaman keagamaannya terus dinamis, khususnya dalam soal-soal keduniayaan seperti metode menentukan awal bulan.

Bagi Muhammadiyah, Islam harus dipahami secara komperhensif. Pada kasus tertentu, Muhammadiyah bisa memahaminya secara tekstual, dan pada kasus lainnya, bisa kontekstual. Pendekatan seperti itu bisa dilihat pada putusan-putusan Majelis Tarjih sejak awal sampai sekarang. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Atas izin penerbit Hikmah Press Surabaya, tulisan berjudul asli Tekstualis dalam buku Mendekati Agama: Memahami dan Mengamalkan Islam dalam Ruang dan Waktu (2014) ini dimuat ulang oleh PWMU.CO dengan judul Tekstualis Neo Salafisme.

Tags: Neo SalafismePerbedaan Muhammadiyah dan SalafiSalafiSalafisme dalam MuhammadiyahSyafiq A. MughniTekstualis
SendShare176Tweet110Share

Related Posts

Mengukur Sukses Dakwah Kebangsaan Muhammadiyah dengan Melihat Ini

Selasa 15 November 2022 | 13:04
125

Syafiq A. Mughni, kanan, bersama Imam Addaruqutni di Sarasehan Keumatan PDM Kota Malang. (Uzlifah/PWMU.CO) PWMU.CO-...

Doa Sahabat Abdullah bin Mas’ud Tutup Sidang Pleno I Muktamar

Minggu 6 November 2022 | 08:07
2.6k

Prof Dr H Syafiq A Mughni saat memimpin penutupan Sidang Pleno I (tangkapan layar Darul...

Shalat Jenazah Rektor UMG: Masjid Penuh Sesak, Ketua PP Muhammadiyah Beri Pesan Ini

Minggu 18 September 2022 | 20:55
1.7k

Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A. Mughni saat menyampaikan pesan-pesan takziah. (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO) Liputan Kontributor...

Muhammadiyah Itu antara Salafi dan Khalafi

Minggu 28 Agustus 2022 | 12:47
5.9k

Ketua PWM Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA (Istimewa/PWMU.CO) Muhammadiyah Itu antara Salafi dan...

Atasi Krisis Lingkungan, Muhammadiyah dan Ashoka Libatkan Organisasi Lintas Iman

Sabtu 27 Agustus 2022 | 06:19
115

Atasi Krisis Lingkungan, Muhammadiyah dan Ashoka Libatkan Organisasi Lintas Iman. Prof Syafiq A Mughni dalam...

Strategi Salafi Masuk ke Masjid Muhammadiyah

Rabu 10 Agustus 2022 | 09:20
20k

Suasana Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Fattah bersama Ali Trigiyatno (Aji Damanuri/PWMU.CO) Strategi Salafi...

Etika Merokok Disinggung di Pengajian Ini

Senin 8 Agustus 2022 | 10:56
486

Ustadz Wicaksono PWMU.CO- Etika merokok disinggung dalam Pengajian Ahad Pagi PDM Trenggalek yang berlangsung di...

Bermuka Dua: Muhammadiyah Sekaligus Salafi, Mungkinkan? 

Kamis 7 Juli 2022 | 12:04
19.3k

Dr Aji Damanuri Bermuka Dua: Muhammadiyah Sekaligus Salafi, Mungkinkan? Opini oleh Dr Aji Damanuri, Sekretaris Majelis Tarjih...

Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

Selasa 5 Juli 2022 | 14:00
46.1k

Aji Damanuri Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah; Ditulis oleh Dr Aji Damanuri, Sekretaris Majelis Tarjih...

Jelaskan Islam Berkemajuan, Prof Syafiq: Bentengi Diri dari Kelompok Ekstrem

Kamis 30 Juni 2022 | 13:58
1.5k

Prof Syafiq A. Mughni (tengah) saat meresmikan Muhammadiyah Boarding School (MBS) At-Taqwa Gosari (Istimewa/PWMU.CO) Jelaskan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    14670 shares
    Share 5868 Tweet 3668
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    4765 shares
    Share 1906 Tweet 1191
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    435 shares
    Share 174 Tweet 109
  • Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau?

    2213 shares
    Share 885 Tweet 553
  • Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih Formasi 4-4-3

    4775 shares
    Share 1910 Tweet 1194
  • Telusuri Sejarah Gresik, Siswa SD Mugres Mengunjungi Kampung Kemasan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Anids Camp, Bakat Siswa Muncul di Sini

    307 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6469 shares
    Share 2765 Tweet 1544
  • Agar Tak Ada yang Kebakaran Jenggot, Perlunya Sinergi Majelis dan Lembaga PWM Jatim

    246 shares
    Share 98 Tweet 62
  • DPW PAN ke Kantor PWM Jatim Bahas Empat Isu Ini

    158 shares
    Share 63 Tweet 40

Berita Terkini

  • Kosegu dan Kokam Ikut Sukseskan Musyda Muhamamdiyah TulungagungRabu 22 Maret 2023 | 22:26
  • Buku Sejarah Muhammadiyah Tulungagung Terbit, Begini Perasaan PenulisnyaRabu 22 Maret 2023 | 22:05
  • Lembaga Pemeriksa Halal
    Lembaga Pemeriksa Halal Gelar Raker, Ini ProgramnyaRabu 22 Maret 2023 | 21:40
  • Padus IPM Sendangagung Tampil Memukau di Musypimcab PaciranRabu 22 Maret 2023 | 21:32
  • Jika Ingin Besar, Pendiri dan Pengelola RSMA Harus Saling MendukungRabu 22 Maret 2023 | 21:02
  • Pawai Becak TK Aisyiyah 2 Kota Probolinggo Sambut RamadhanRabu 22 Maret 2023 | 20:38
  • Edukatif, Tarawih Ramah Anak SDMM Terbuka untuk UmumRabu 22 Maret 2023 | 19:50
  • Ramadhan, Kiblat Rumah Dakwah PCIM Malaysia Kini AkuratRabu 22 Maret 2023 | 17:50
  • PCNA Brondong Turba Ke Ranting MencorekRabu 22 Maret 2023 | 17:28
  • 26 siswa Sdamada mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Suprarasional; Liputan Alfiatun Naimah, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    26 Siswa Sdamada Ikut Semifinal Kompetisi Matematika SuprarasionalRabu 22 Maret 2023 | 17:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!