Susiati, perawat jenazah tangguh dari Aisyiyah Tanggul, Jember.
PWMU.CO – Namanya Susiati. Ia banyak dikenal orang karena sosoknya yang ringan tangan. Ia selalu memberikan bantuan, kapan pun diperlukan, khususnya soal perawatan jenazah.
Sekretaris Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul, Jember itu sangat ikhlas menjalankan amanah. Ia bertahan di MKS PCA Tanggul sudah dua periode, yaitu tahun 2010-2015 dan 2015 hingga saat ini.
Sudah 63 jenazah yang telah ia bantu perawatannya. Baik dari kalangan Aisyiyah, simpatisan, atau pun warga di luar persyarikatan. Hebatnya, Susiati menyiapkan segala bahan untuk merawat jenazah dari kantong sendiri.
Saat Aisyiyah Tanggul ingin mengganti biaya perawatan jenazah selalu ditolaknya. “Saya gak punya ilmu lebih. Bisanya hanya merawat jenazah. Dan ilmu itu pun saya dapat dari Aisyiyah. Biar apa yang saya lakukan ini menjadi ladang amal saya,” kata Susiati.
Nenek enam cucu itu bahkan sudah menyiapkan peralatan jenazah lengkap dalam satu tas besar. Mulai dari kain kafan, diapers, sarung tangan, kapur barus, gunting, dan jarum. Hal itu dilakukannya supaya jika suatu saat ada yang membutuhkan pertolongan, dia tidak kerepotan.
“Jika ada anggota keluarga yang meninggal, anggota keluarga yang lain pasti merasakan kesedihan mendalam. Jangan sampai kita yang niat membantu merawat jenazah malah merepotkan dengan menanyakan gunting, jarum, atau yang lainnya,” jelas Susiati.
Susiati Sosok Luar Biasa
Suatu ketika, Sabtu (25/7/20) Susiati memposting foto saat merawat jenazah Sumarmi, warga Desa Tanggul Kulon di grup WhatsApp Aisyiyah Tanggul. Foto tersebut mengundang komentar warga grup karena ada informasi salah seorang tetangga Sumarmi termasuk PDP Covid-19.
“Mbak Susi, hati–hati, kalau bisa jangan ikut merawat jenazah. Biar keluarganya saja,” tulis salah satu ibu.
“Iya Mbak, kalau pun ingin membantu jangan lupa pakai protokol kesehatan,” tulis ibu yang lain.
“Kalau sudah selesai langsung pulang Mbak, mandi yang bersih,” sahut ibu yang lain penuh kekhawatiran.
Beberapa saat kemudian, Susi memberi kabar di grup WhatsApp. “Ibu–ibu, saya tidak langsung merawat jenazah. Saya tanyakan dulu kepada petugas, aman apa tidak,” tulisnya.
Saat petugas puskesmas menyatakan aman, ia pun turun tangan. Sumarmi meninggal bukan karena Covid-19, tapi karena penyakit yang sudah lama dideritanya.
Ketua MKS PCA Tanggul Heniati mengatakan, Susiati sosok yang luar biasa. Tak pernah menolak siapa pun dan kapan pun saat ia dibutuhkan. “Begitu pun saat diminta memberi pelatihan perawatan jenazah, selalu diiyakan. Usai memberi pelatihan, Susiati sering memberikan bantuan peralatan perawatan jenazah lengkap,” jelas Heniati. (*)
Penulis Humaiyah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.