Membeludak, RSMG Sempat Tolak Pasien Covid-19. Tapi peraturan baru Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan Juli 2020 berhasil ‘mengerem’ pasien Covid-19 menumpuk di rumah sakit.
PWMU.CO – Sebanyak 25 bed (tempat tidur) yang disiapkan Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) di ruang isolasi khusus untuk pasien Covid-19 ternyata penuh.
Hal itu terjadi karena meningkatnya jumlah warga Gresik dan sekitarnya yang terinfeksi Covid-19 di tengah ‘kampanye’ now normal atau masa kenormalan baru yang dicanangkan pemerintah dan disalahpahami masyarakat.
Masyarakat memaknai new normal sebagai era kebebasan. Padahal istilah new normal maksudnya adalah kebiasaan baru. Tidak keluar rumah jika tidak perlu, jika ke luar rumah pakai masker, menjaga jarak, dan membiasakan cuci tangan.
“Karena semakin banyaknya pasien, beberapa waktu lalu kami akhirnya terpaksa memasang tulisan di pintu masuk IGD. Isinya, info bahwa ruang isolasi khusus kami penuh,” ungkap Churin’in S Kep Ns, Kepala Ruang Arofah yang menjadi ruang isolasi khusus (RIK) RSMG, kepada PWMU.CO, Selase (19/7/2020) pekan lalu.
Jadi, sambungnya, waktu itu kami sempat tidak bisa menerima pasien dengan gejala yang mengarah ke Covid-19.
Dari 3 Jadi 25
Padahal awalnya RSMG hanya menyiapkan 3 bed untuk pasien Covid-19. “Tanggal 24 Maret RSMG menyiapkan RIK sejumlah 3 bed,” ungkap Churin’in.
Menurut dia, kapasitas daya tampung untuk pasien Covid-19 di RSMG terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. “Pada 26 Maret, bertambah jadi 8 bed. Karena kasus Covid-19 semakin bertambah, RSUD Ibnu Sina jadi kewalahan Dan akhirnya kami sulit untuk merujuk pasien PDP atau suspect Covid-19,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, renovasi dadakan dan serba cepat pun dilakukan untuk mengatasi lonjakan pasien ini. “Akhirnya pada 15 Juni kita menambah kuota lagi menjadi 11 bed,” terangnya.
Tak cukup dengan itu. Pada tanggal 16 Juni RIK RSMG ditingkatkan menjadi 14 bed. “Dan ternyata ini pun masih blm cukup. Rumah sakit di Gresik, baik RSUD maupun swasta pun mulai mengalami lonjakan pasien. Jadi tidak mungkin untuk merujuk pasien ke RS lain,” jelas dia,
Maka tangal 21 Juni akhirnya kita bisa menambah kuota lagi hingga 17 bed. “Tapi jumlah pasien semakin meningkat. Temen-temen IGD (instalasi gawat darura) tidak bisa merujuk pasien ke RS lain. Tidak mungkin juga pasien kita rawat di ruang isolasi IGD karena jumlah bed terbatas,” terang dia.
Akhirnya, sambung dia, tanggal 29 Juni kita menambah kuota lagi menjadi 20 bed. “Dan mulai tanggal 30 Juni sampai sekarang, kita mempunyai 25 bed untuk rawat inap propriate,” ujarnya.
Churin’in menambahkan, RIK RSMG terpisah dengan ruang perawat pasien biasa. “Jadi perawatan untuk pasien selain kasus Covid-19 tetap bisa berjalan dengan aman,” ujarnya.
Peraturan Baru
Churin’in menambahkan, adanya peraturan pemerintah tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Juli 2020 ternyata yang bisa mengerem membeludaknya pasien Covid-19 di rumah sakit. Seperti kondisi RSMG Senin (27/7/2020).
“Untuk hari ini pasien kami 11 orang.
Beberapa hari yang lalu ada beberepa pasien yang pulang atas permintaan sendiri, karena ingin isolasi mandiri di rumah,” ungkapnya Senin siang.
Hal itu, lanjutnya, disebabkan karena adanya peraturan pemerintah yang baru. “Pasien yang rawat inap, pulangnya itu gak harus nunggu Swab PCR-nya negatif,” ujarnya.
“Kalau sudah dirawat selama 13 hari dan tidak ada gejala, walaupun PCR Swab-nya masih positif, bisa dilanjutkan isolasi mandiri di rumah. Dan akan ditindaklanjutin oleh Puskesmas di tempat tinggal pasien,” ternagnya.
“Tapi masyarakat harus tahu bahwa sebenarnya angkanya belum turun, hanya saja banyak yang isolasi mandiri di rumah.” tambah Churin’in. (*)
Membeludak, RSMG Sempat Tolak Pasien Covid-19. Penulis Ria Tri Wulandari. Editor Mohammad Nurfatoni.