PWMU.CO – Haedar Nashir jangan ada kekerasan pada anak. Hal itu terungkap saat saat Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyapa anak Indonesia pada Hari Anak Nasional.
Program bertajuk Haedar Menyapa Putra-putri Muhammadiyah Hari Anak Nasional diselenggarakan oleh Televisi Muhammadiyah (TVMU) bekerja sama dengan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Sabtu (25/7/2020).
Haedar Nashir menyapa seluruh anak-anak Muhammadiyah di seluruh negeri dan juga untuk seluruh anak-anak Indonesia.
“Saya merasa senang dan bahagia bisa berjumpa dengan anak-anak tercinta yang selalu ceria, semangat, dan juga mempunyai prestasi bersama keluarganya,” ujarnya.
Tumbuh dan Berkembang Baik
Oleh karena itu, sambungnya, atas nama PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan selamat Hari Anak Nasional bagi seluruh anak di negeri tercinta ini.
“Dan untuk seluruh anak di berbagai belahan bumi yang telah dianugerahi oleh Allah SWT berupa fisik, otak, dan segala macam anugerah nikmat lainnya yang itu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Juga nikmat sehat tentunya,” ungkapnya.
Haedar Nashir juga berpesan agar pada momentum hari anak ini, seluruh anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Diharapkan menjadi anak yang shaleh dan shalehah serta menjadi anak yang selalu ingat dan mau beribadah kepada Allah SWT.
“Menjadi anak-anak yang selalu hormat dan berbuat baik kepada kedua orangtua, guru, dan sesama. Sekaligus juga mencintai sesama dengan baik. Juga selalu mencintai lingkungan supaya lingkungan bersih, sehat, dan tidak rusak. Itulah anak-anak Indonesia dan anak-anak Muhammadiyah,” paparnya.
Qurrata Ayun
Menurut Haedar anak-anak Indonesia diberikan oleh Allah anugerah berupa qurrata ’ayun atau permata hati. Menjadi orang dan anak yang selalu menyenangkan. Menyenangkan bagi orangtua, guru, dan sesama.
“Tetapi menyenangkannya bukan semata-mata secara lahir, namun juga karena mau sekolah, mengaji, belajar, rajin membaca, serta mau belajar berbuat sesuatu yang baik,” urainya.
Membersihkan halaman yang kotor, menempatkan sampah di tempatnya. Bahkan di Indonesia dan Muhammadiyah anak-anak membantu orangtua apa yang bisa dibantu.
“Semua ini maka Allah memberikan anugerah qurrata ’ayun atau permata hati. Perlu dijaga permata hati itu. Bahkan orangtua berdoa setiap hari untuk anak-anaknya,” terangnya.
Cerdas Berilmu dan Mandiri
PP Muhammadiyah juga mewakili PP Aisyiyah, lanjutnya, mengucapkan terima kasih kepada para guru atas terselenggaranya seluruh kegiatan bagi anak-anak di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sekolah menjadi tempat untuk mendidik dan bermain untuk anak-anak.
“Kepada orangtua kami ucapkan terimakasih karena sudah menitipkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah. Kami berpesan orangtua juga tetap mempunyai tanggungjawab untuk mendidik, karena yang paling utama sesungguhnya dari orang tua,” pesannya.
Pesan-pesan tadi, menurutnya, perlu menjadi bahan bagi ananda sekalian untuk menjadi anak yang cerdas, berilmu, mandiri dan tidak manja. Mandiri itu contohnya kalau butuh barang ya ambil sendiri, jangan minta diambilkan ibu, kakak atau ayah.
“Juga menjadi anak-anak yang gemar membaca. Membaca itu harus menjadi kebiasaan. Kemudian juga gemar berolahraga supaya tetap sehat dan ceria. Harus belajar bertetangga, bermasyarakat dan bermain dengan teman-temannya. Jangan di rumah terus main hp terus. Itulah anak-anak Muhammadiyah. KH Ahmad Dahlan itu sudah mendirikan dan memimpin Muhammadiyah saat usianya baru 20 tahun,” paparnya.
Haedar Nashir Jangan Ada Kekerasan
Anak-anak Muhammadiyah, ujarnya, juga cinta damai, cinta sesama, cinta orang lain dan tidak suka main kekerasan. Jangan biasakan memukul atau mem-bully temannya. Boleh memukul menendang kalau latihan Tapak Suci. Jangan ada kekerasan terhadap anak di manapun.
“Yang tidak kalah penting, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru SD Muhammadiyah dan Aisyiyah di seluruh Indonesia dengan peran dan kiprahnya yang luar biasa,” ungkapnya.
Di Hari Anak Nasional ini Haedar Nashir menyapa sepuluh anak-anak Muhammadiyah yang tersebar di beberapa daerah melalui telekonferen. Anak-anak itu adalah:
- Khalisa Nurkhansa dari SD Unggul Aisyiyah Taman Harapan Bengkulu.
- Maryam Zahirah dari SD Muhammadiyah Balikpapan.
- Muhammad Abdul Aziz dari SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang.
- Apriandika Zhafran Yudianto dari SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik.
- Sobirin Tobi dari SD Labschool UNIMUDA Sorong.
- Aliyah Rimanan Attaudy dari MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor Banyumas.
- Aisyah Dzakira Khansa Al-Ishmata dari SD Muhammadiyah 3 Denpasar.
- Al Razi dari SD Muhammadiyah 7 Kota Bandung.
- Zulfa dari SD Muhammadiyah Metro Lampung.
- Gendhis dari SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta.
Anak dengan Prestasi Internasional
Apriandika Zhafran Yudianto menceritakan pengalamannya yang berhasil meraih beberapa medali tingkat International.
“Saya di Hongkong International Mathematical Olympiad (HKIMO) mendapatkan Silver Award saat kelas III. Kemudian di Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) memperoleh Bronze Award saat kelas IV,” ujarnya.
“Juga Gold Award, sambungnya, dalam International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC) 2020 saat kelas V. Saat di Hongkong merasa asyik bermain di Disneyland,” imbuhnya.
Siswa kelas 6 SD ini mengaku senang bersekolah di SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik karena seluruh gurunya baik dan selalu perhatian, dan juga memiliki halaman yang luas. Saat ditanya tentang mata pelajaran yang paling menyenangkan, Dika menjawab matematika.
Haedar Nashir jangan ada kekerasan pada anak. Permata hati itu harus dijaga. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.