PWMU.CO– Masjid Umar Tiberias, Palestina, kondisinya terbengkalai dan rusak parah sejak penduduk setempat diusir oleh tentara Israel di Hari Nakbah.
Masjid Tiberias ini juga dikenal sebagai masjid Zaydani karena dibangun oleh keluarga Zaydani. Tempat ibadah ini bergaya arsitektur Mameluk dengan kubah besar dan menara. Lokasinya sekarang berada di kawasan bisnis. Kondisinya mencolok kumuh dan rusak dibandingkan dengan bangunan hotel dan pertokoan di sekitarnya.
”Seperti kebanyakan orang Palestina, penduduk Tiberias telah melarikan diri ke Suriah dan Libanon saat Hari Nakbah,” kata Kamal Khatib dari Komite Tindak Lanjut Tinggi untuk Warga Arab Israel seperti dilaporkan middleeastmonitor.com.
Hari Nakbah adalah pengusiran warga Palestina pada 15 Mei 1948 saat pendirian negara Israel. Hari itu diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Israel tapi bangi bangsa Palestina sebagai hari kehancuran.
Kamal Khatib mengatakan, keluarga Zaydani yang memelihara masjid itu telah meminta pemerintah Israel untuk memberi izin merenovasi masjid itu. ”Namun, Pemerintah Kota Tiberias menolak dengan alasan akan merenovasi sendiri, tetapi hingga kini tidak dilakukan,” ujarnya.
Bahkan sejak masjid ditutup dan melarang jamaah dan pengunjung memasuki untuk shalat. Dikhawatirkan masjid ini bakal dihancurkan atau berubah menjadi bar, restoran, atau tempat bisnis lainnya.
Hingga kini sudah 40 masjid dihancurkan, ditutup oleh pemerintah Israel. Sementara 17 lainnya diubah menjadi bar, restoran, atau museum.
Misalnya, Masjid Al-Ahmar di utara kota Safed diubah menjadi gedung konser dan bar. Sedangkan Masjid Al-Jadid di kota Kaisarea diubah menjadi sebuah bar.
Khatib ingat masjid-masjid di era pra-Nakbah penuh dengan jamaah. ”Namun, setelah Hari Nakbah, masjid-masjid dihancurkan, terutama di desa-desa. Masjid-masjid lain diubah menjadi sinagog, bar, museum, kafe, atau restoran,” tuturnya.
Khatib menyesalkan, kebijakan Israel mengabaikan sentimen umat Islam. Dicontohkan, kuburan al-Isaaf di Jaffa dihancurkan meskipun ada protes dari warga setempat.
Khatib mengatakan pemerintah Israel telah memberlakukan undang-undang untuk menyita properti warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka.
”Knesset (parlemen Israel) mengesahkan hukum absen, di mana Israel menyita bangunan dan properti warga Arab yang meninggalkan rumah mereka ke daerah lain,” tandasnya.
Khatib menolak klaim Israel yang menyatakan ada 400 masjid dengan jumlah jamaah meningkat dua kali lipat. ”Pemerintah Israel tidak pernah membangun masjid dalam sejarah negara itu,” tegasnya.
Masjid Dibakar di Tepi Barat
Sementara diberitakan, masjid di kota Al-Bireh Tepi Barat dekat Ramallah dibakar dan dirusak dengan coretan grafiti dalam bahasa Ibrani oleh pemukim Israel.
Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan dinding hangus dengan coretan bertuliskan, ’Pengepungan untuk orang Arab, bukan untuk orang Yahudi’ dan ’Tanah Israel untuk orang-orang Israel.’
Seorang pejabat layanan darurat Palestina mengatakan area kamar mandi masjid Al-Bir dan Al-Thsan dibakar. Pelaku menuangkan bensin melalui jendela pecah sebelum fajar.
Menurut Wali kota Al-Bireh Azzam Ismail, pemukim menyelinap ke kota pada malam hari dan mencoreti dinding masjid dengan grafiti rasis sebelum membakar bagian-bagiannya. Warga setempat berhasil memadamkannya sebelum mencapai area shalat.
Polisi setempat mengatakan, telah menyelidiki insiden tersebut dan menutup pintu masuk ke masjid.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967. Kini lebih dari 400.000 pemukim Israel tinggal di antara 3 juta warga Palestina. (*)
Editor Sugeng Purwanto