PWMU.CO-Jumroh dalam musim haji 2020 juga menerapkan social distancing atau jaga jarak. Itu dilakukan jamaah haji di lokasi jamarat Mina, Jumat (31/7/2020) siang. Hari ini melaksanakan jumroh Aqabah.
TV Haramain Sharifain melaporkan, haji di masa wabah corona ini dipisahkan lokasi jamarat lelaki dan perempuan. Masing-masing tempat melempar kerikil ditandai dengan tapak kaki dalam kotak kuning berselang-seling berjarak 1,5 meter.
Tiap jamaah haji harus baris antre di kotak kuning itu. Mereka yang selesai melempar tujuh kerikil langsung keluar dan digantikan oleh jamaah di belakangnya. Kerikil disediakan oleh panitia haji dalam kantong plastik kecil. Kerikil ini telah didisinfektan.
Kondisi antrean lempar jumroh tertib, tidak berdesakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemandu haji atau muthowif berada di sekitar jamaah. Jamaah yang alami kesulitan jumroh, muthowif langsung membantunya. Lokasi jumroh dijaga ketat petugas keamaan. Memasuki lokasi jamarat tiap jamaah haji diperiksa suhunya.
Pelaksanaan haji tahun 2020, peziarah dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terpisah tidak lebih dari 20 orang per kelompok. Semua kelompok ditemani oleh seorang pemandu sepanjang perjalanan ziarah mereka.
Jamarat dengan kondisi tertib seperti ini bisa dilakukan karena haji 2020 pesertanya terbatas hanya 10.000 orang. Selama masa wabah corona, pemerintah Arab Saudi membatasi drastis jumlah jamaah haji hanya dari ekspatriat dan penduduk setempat.
Melempari Setan
Lempar jumroh dilakukan setelah wuquf di Padang Arafah. Peziarah haji usai wuquf Kamis siang hingga sore kemudian bergeser ke Muzdalifah untuk bermalam lagi.
Padang Arafah, Mina, dan Muzdalifah, 20 Km di sebelah timur Mekkah adalah situs utama haji. Di lokasi inilah Nabi Ibrahim dalam perjalanan melaksanakan pengurbanan Ismail, anaknya. Pelemparan batu jumroh terjadi untuk mengusir setan yang menghalangi perintah pengurbanan. Jumroh artinya kerikil.
Dikisahkan dalam hadits riwayat al-Munzir, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim, Nabi Muhammad saw berkata, tatkala Nabi Ibrahim melaksanakan ritual haji, datanglah kepadanya setan dari Jamarat Aqabah, maka dilemparinya tujuh batu kerikil hingga setan itu rubuh ke tanah. Lalu muncul di depannya lagi. Saat sampai di Jamarat Wustha maka dilemparinya dengan tujuh kerikil hingga setan itu rubuh ke tanah. Kemudian datang pula setan sewaktu berada di Jamarat Sugra, maka dilemparinya pula dengan tujuh kerikil hingga setan itu rubuh ke tanah.
Sekarang jamaah haji napak tilas peristiwa itu di lokasi jamarat. Peristiwa persembahan kurban oleh Nabi Ibrahim inilah yang dirayakan sebagai hari Idul Adha oleh umat muslim. Jumroh dilakukan jamaah haji di tiga tempat dalam waktu berbeda. Yaitu setelah jumroh Aqabah, besoknya jumroh wustho, dan Sugra. (*)
Editor Sugeng Purwanto