PWMU.CO– Sumur Zamzam merupakan kekayaan Mekkah sepanjang zaman. Telah memberi minum miliaran warganya, peziarah umrah, dan haji seluruh dunia sejak awal ditemukan pertama kali sumber airnya 5.000 tahun lalu.
Menurut riwayat, berkat jejakan kaki bayi Ismail sumber air itu memancar. Bayi ini ditinggal ibunya, Hajar, yang bingung mencari air hingga berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah.
Makna kata Zamzam adalah berhenti mengalir. Nama itu merujuk pada ucapan Hajar ketika berusaha menahan sumber air yang terus keluar membeludak. ”Zam…zam…,” seru Hajar yang berarti berhenti-berhenti.
Air sumur ini terjaga sepanjang ribuan tahun. Selalu bersih, tidak berlumut, serangga, berjamur, atau kotoran lainnya. Mengandung mineral alami yang tinggi daripada air desalinated normal.
Peziarah tanah suci selalu ingin minum dari sumur dan membawa pulang dalam botol dan jeriken ke tanah air. Banyak orang yakin air ini sebagai sarana penyembuhan alami bagi orang sakit. Air berkah berkat sejarahnya.
Sebagai sumber air utama bagi pengunjung Mekkah di zaman kuno dan bagi jamaah haji masa kini, sumur tidak pernah berhenti menghasilkan air yang diberkati bagi umat Islam, kecuali untuk periode waktu yang singkat.
Sumur ini dijaga oleh para juru kunci Kakbah. Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muttalib, salah satunya menggali lebih dalam dan memperbaiki kondisinya. Kemudian secara turun temurun dijaga oleh penguasa Mekkah hingga jatuh di bawah perlindungan raja-raja Saudi hingga kini.
Pengelolaan Air Secara Modern
Pada masa pemerintahan Raja Abdullah bin Abdul Aziz (2005-2015) meningkatkan kapasitas dan distribusi air di kedua Masjid Suci. Memulai Proyek Air Raja Abdullah bin Abdul Aziz Zamzam (KPZW) pada 2013. Ini untuk memenuhi permintaan jumlah pengunjung umrah dan haji yang terus meningkat.
Biaya konstruksi proyek berjumlah lebih dari 700 juta riyal, sekitar Rp 2,73 triliun. Proyek Air Zamzam ini meninggalkan metode lama untuk memompa, menyaring, mendistribusikan dan mengisi air, dengan memakai teknologi serat optik dari jaringan Pengawasan dan Akuisisi Data.
Di masa lalu, air dibotolkan secara manual dalam berbagai ukuran wadah masih terbuka kemungkinan tercemar zat yang tidak diinginkan dalam prosesnya. Dengan teknologi baru ini, ada dua ukuran utama wadah resmi , 5 dan 10 liter. Air diolah dimasukkan dalam botol seperti teknologi pabrik air kemasan. Lalu disimpan, dan didistribusikan secara efisien.
Sebelum akhir perjalanan haji atau umrah, peziarah pasti mendapatkan satu atau dua botol air Zamzam sebelum pulang. Tidak ada lagi antrean untuk mendapatkan oleh-oleh Zamzam. Saat ini, distribusi botol Zamzam bisa di dalam bus atau bandara.
Di Masjidl Haram dan Masjid Nabawi , air disediakan dalam pendingin yang menjalani proses pembersihan dan pengisian harian.
Penelitian Air
Selama masa wabah corona, Perusahaan Air Nasional melayani pembelian air Zamzam secara online. Air Zamzam sekarang didistribusikan melalui platform bisnis elektronik Saudi HNAK yang menawarkan layanan pengiriman ke rumah juga.
Dengan teknologi serat optik ini kualitas mineral alami air Zamzam dipertahankan sesuai penelitian untuk menentukan metode pemompaan dan penyaringan yang paling cocok. Untuk tujuan ini Pusat Studi dan Penelitian Zamzam menerapkan kontrol kualitas yang ketat.
”Agar dapat mengelola sumur Zamzam secara berkelanjutan, kita harus memiliki pemahaman penuh tentang pengaturan lingkungan dan hidrogeologis dari sumur suci dan sumber-sumber air yang mencapainya, termasuk penghantar air di daerah itu,” kata Samer Showman, presiden pusat penelitian kepada ArabNews.
Tim meneliti bagaimana sumber air dalam tanah melarutkan jenis mineral yang dibawa dalam perjalanan melewati bebatuan untuk memahami apa yang menjadi ciri fisik air Zamzam.
”Kami telah menghubungkan model matematika dengan jaringan data curah hujan dan stasiun curah hujan di bagian akuifer yang berbeda untuk menentukan volume dan kuantitas air yang tepat yang dapat diekstraksi sepanjang tahun di Wadi Ibrahim,” tambahnya.
Showman mengatakan, laboratorium khusus untuk air Zamzam di Mekkah melacak dan menguji berbagai sampel air yang dianalisis setiap pekan untuk menjaga kualitas air. Dengan pengelolaan secara modern ini diharapkan sumur Zamzam terus memenuhi kebutuhan kaum muslim sepanjang zaman. (*)
Editor Sugeng Purwanto