PWMU.CO – Mentari Covid-19 bentuk komitmen Muhammadiyah dalam jihad kemanusiaan. Yaitu ikhtiar mengatasi dan mencari jalan keluar dari pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman SpS MKes dalam peluncuran Program Mentari Covid-19 via Zoom, Rabu (5/8/20).
Dr Agus mengaku bersyukur, Muhammadiyah meluncurkan kegiatan baru itu, sebagai pengukuhan terhadap komitmen persyarikatan Muhammadiyah. “Ini dalam rangka bersama-sama berikhtiar mengatasi pandemi Covid-19,” paparnya.
Wabah Belum Berakhir
Yang perlu ditegaskan pertama kali, lanjut dia, bahwa pandemi ini belum berakhir. “Maka kita harus tetap komit, teguh, dan bersama-sama mengatasi dan mencari jalan keluar atas wabah ini,” ungkapnya.
Dan Muhammadiyah, kata dr Agus, menggerakkan seluruh komponen yang dimiliki, dari seluruh majelis, lembaga, ortom, amal usaha, yang bekerja sama dengan segala pihak yang memiliki semangat yang sama. Berikhtiar betul dalam rangka mengatasi pandemi covid-19 ini.
“Oleh karena itu, kerja mulia yang di Muhammadiyah disebut dengan jihad kemanusiaan ini harus kita gelorakan terus menerus,”ujar dr Agus.
Laboratorium PCR Milik Sendiri
Dia juga menyampaikan, sebagai salah satu perwujudan komitmen Muhammadiyah dalam ikhtiar mengatasi pandemi covid-19 ini sejak dari promosi preventif dan kuratif. “Muhammadiyah sekarang menguatkan seluruh jaringan amal usaha kesehatan, yakni pelayanan kesehatan dalam bentuk rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, agar peduli dan benar-benar siap ketika melayani pasien Covid-19 ini,” paparnya.
Dan saat ini, sambung dia, pelayanan telah ditingkatkan, agar amal usaha Muhammadiyah, baik di rumah sakit maupun di perguruan tinggi memiliki laboratorium polymerase chain reaction (PCR) tersendiri. “Dan mudah-mudahan, nanti kita dapat mewujudkan itu sebagai perwujudan dari komitmen Muhammadiyah dalam rangka ikhtiar mengatasi dampak dari Covid-19 ini,” tambahnya.
Menurut dr Agus, kegiatan promotif dan preventif terus dilakukan. “Ini kita kuatkan terus menerus, agar benar-benar menjadi spirit bersama dan kesadaran bersama. Dalam banyak hal, protokol-protokol dikeluarkan oleh MCCC PP Muhammadiyah agar kita tidak lengah dan selalu menyadari bahwa wabah ini masih terjadi,” terangnya.
Lebih dari itu, kata dia, komitmen selanjutnya adalah dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak hanya menyangkut kesehatan, termasuk juga sosial ekonomi. Maka Muhammadiyah menggerakkan seluruh komponennya untuk terlibat mengatasi dampak sosial ekonomi yang dialami saudara-saudara lainnya.
“Semoga ratusan miliar yang dikeluarkan seluruh komponen bekerjasama dengan komponen-komponen yang lain, betul-betul menjadi ikhtiar yang baik. Dan kemudian hasilnya bisa segera kita rasakan dengan keluar dari pandemi ini,” tutur dr Agus.
Dalam kesempatan itu, dr Agus Taufiqurrahman juga menegaskan keputusan Muhammadiyah mengundurkan muktamar merupakan bentuk komitmen persyarikatan. “Tentunya Muhammadiyah komitmen agar seluruh kegiatan Muhammadiyah benar-benar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya mengatasi pandemi Covid-19 ini,” jelasnya.
Dakwah di Bidang Kesehatan
Akhirnya, lanjut dia, semua berharap, program Mentari Covid-19 ini semakin menguatkan langkah dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan, khususnya dalam mengatasi pandemi Covid-19. Sebagai penutup, dr Agus Taufiqurrahman yang mewakili PP Muhammadiyah menghaturkan terima kasih pada MCCC, MPKU, USAID, dan Kementerian Kesehatan.
“Semoga program Mentari Covid-19 ini bisa menguatkan pelayanan amal usaha kesehatan Persyarikatan Muhammadiyah di rumah sakit Muhammadiyah/Aisyiyah. Mari kita sambut Program Mentari Covid-19 ini dengan penuh semangat, sebagai perwujudan komitmen Muhammadiyah dalam ikhtiar mengatasi pandemi Covid-19 dalam bentuk jihad kemanusiaan,” ujarnya. (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.