PWMU.CO – Agar Dakwah Berjejak Abadi. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid punya kiatnya.
Nadjib Hamid menyampaikan hal itu pada Rapat Koordinasi Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) se-Jatim melalui aplikasi Zoom, Ahad (9/8/2020).
Pandemi, Ayo Menulis
Menurut Nadjib, cabang dan ranting perlu dimotivasi agar semua tetap bisa aktif di tengah suasana pandemi Covid-19.
“Mari memanfaatkan momentum pandemi yang sangat membatasi aktivitas tatap muka dan kerumunan massa. Maka LPCR PWM Jatim perlu mendorong semua LPCR PDM se-Jatim untuk mengabadikan kiprah dakwah cabang dan ranting dalam bentuk tulisan,” ujarnya.
Kebijakan ini, lanjutnya, dimaksudkan agar jejak dan kiprah dakwah Muhammadiyah di daerah tidak hilang atau dilibas oleh sejarah,
“Kalau sampai hilang maka pada gilirannya menyulitkan generasi mendatang untuk melanjutkan perjuangan Gerakan Islam berkemajuan ini,” ungkapnya.
Variasi Kiprah Dakwah
“Kita ingin menunjukkan variasi kiprah dakwah cabang dan ranting sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah. Ada cabang ranting di perumahan, tepi pantai, perkotaan, pegunungan dan pedalaman. Tentu mempunyai kekhasan sendiri,” tambahnya.
Jika kesuksesan suatu cabang ranting ditulis maka akan bisa menginspirasi cabang ranting lainnya. Nanti strategi suksesnya tinggal dikloning di tempat lain
“Rumus penulisannya dibuat sangat sederhana. Menggunakan rukun iman jurnalistik yaitu 5-W dan 1-H. Plus pengembangan pada aspek bagaimana dan mengapanya,” jelasnya.
“Bapak-bapak jangan membayangkan sulit. Pokoknya ditulis saja. Nanti tim editing yang akan menyempurnakan,” imbuhnya.
Tulisan Jadi Buku
Materi penulisan, sambungnya, bisa berkenaan dengan kiprah cabang dan ranting secara institusional, yang dianggap paling fenomenal di daerahnya. Atau berkenaan dengan kiprah tokoh secara personal, termasuk tokoh Aisyiyah dan ortom lainnya.
“Panjang setiap tulisan antara 1000-1500 kata dilengkapi foto obyek tulisan. 1000 kata itu sekitar 2 halaman folio, jadi sebenarnya sedikit untuk menulis sejarah. Setiap LPCR daerah diwajibkan mengumpulkan minimal 3 cabang dan 3 ranting,” paparnya.
Tulisan yang sudah layak, ujarnya, akan dimuat lebih dulu di Majalah MATAN dan atau PWMU.CO. Semua tulisan yang sudah diterbitkan oleh MATAN dan PWMU.CO akan diterbitkan menjadi buku.
“Waktu penulisan mulai 10 Agustus 2020 hingga 31 Agustus 2020. Bagi yang bisa mengirimkan tulisan lebih awal maka akan diberi penghargaan khusus oleh LPCR Wilayah,” promonya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.