PWMU.CO – Lazismu Umsida Sasar Milenial dengan 3 Program Ini. Seperti disampaikan Ketua Relawan Lazismu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Muhammad Bhakti Dede Satriaji, Jumat (7/8/20).
Dia menjelaskan pentingnya kegiatan filantropi muda di kalangan generasi alpha dan millenial untuk membangun nilai kemanusiaan. Agar dapat menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain.
“Filantropi di kalangan muda sangat penting terutama di kalangan mahasiswa,” ujar mahasiswa Progarm Studi Akuntansi dan juga kader IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) ini.
Dede, sapaan akrabnya, menjelaskan filantropi ini berkaitan dengan pengabdian masyarakat yang juga sesuai dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Mulai dari pendidikan-pengajaran, penelitian-pengembangan, pengabdian masyarakat, dan Al Islam Kemuhammadiyahan.
Program Kerja Filantropi Muda
Dede mengungkapkan perlunya merumuskan sistem program kerja yang sudah ada. Hal yang perlu ditambah adalah lebih banyak lagi kegiatan dan lebih memasifkan.
“Ditambah lagi dengan kegiatan yang sangat bermanfaat dan positif ini dapat di lakukan oleh mahasiswa untuk pengabdian masyarakat,” jelas Wakil Presiden Mahasiswa Umsida.
Dia menjelaskan program kerja Filantropi muda yang dirumuskan meliputi Germa (Gerakan Infak Sedekah Mahasiswa), Entepreneur Muda, dan Sedekah Sampah Plastik (Go-Green).
Pertama, dalam Gisma, setiap Kamis mahasiswa, dosen, karyawan, dan pimpinan Umsida untuk dapat berpartisipasi menyisihkan sebagian rezekinya untuk diinfakkan melalui Lazismu Umsida.
“Yang sebelumnya hanya dilakukan di beberapa prodi dan kelas, sekarang bisa menyeluruh ke setiap fakultas, dan ruangan kantor yang ada di Umsida,” ungkapnya.
Hasil infak tersebut, lanjutnya, untuk membantu mahasiswa Umsida ketika membutuhkan bantuan beasiswa di saat membayar SPP tentunya dengan kualifikasi yang sudah ditentukan. Bantuan yang digunakan untuk bakti sosial bagi daerah yang terkena bencana, rebranding masjid, edukasi serta santunan untuk yatim piatu.
Kedua, Entepreneur Muda. Dede memaparkan program ini untuk membantu kendala mahasiswa untuk membuka usaha. Mahasiswa itu sendiri tanpa diminta juga akan berkontribusi untuk menyisihkan rejekinya untuk di infaq kan ke Lazismu Umsida dan membuka lapangan kerja baru.
Ketiga, Sedekah Sampah Plastik (go-green). Kegiatan ini, sambunynya, menyediakan bak sedekah sampah plastic. Hasil sedekah ini akan diolah, dijual dan hasilnya untuk di infaq kan ke Lazismu Umsida.
“Untuk mendukung agar kegiatan positif ini semakin terstruktur, sistematis, dan masif. Tentunya membutuhkan support dari kalangan pimpinan Umsida, dosen, karyawan, dan kawan-kawan mahasiswa Umsida melalui sosialisasi dan edukasi filantropi muda tersebut,” katanya.
Dede mengucapkan terima kasih kepada pimpinan, dosen, karyawan, dan kawan-kawan mahasiswa Umsida yang telah berpartisipasi dan memberi dukungan secara moral maupun moril.
Semoga, harapnya, melahirkan banyak relawan-relawan Lazismu tidak hanya ada di Umsida saja tapi ada di setiap perguruan tinggi Muhammadiyah dan lainnya.
“Infak adalah suatu kewajiban yang harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun. “Sebagaimana kita yakini bahwa semua rejeki dan harta yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah amanah yang harus dijaga sekaligus merupakan ujian.” (al-Anfal 28). (*)
Penulis Muhammad Bhakti Dede Satriaji. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.