Belajar menghargai orang lain (respect to others) selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini diceritakan oleh Guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik Ria Pusvita Sari.
PWMU.CO – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sedang dijalani hampir semua sekolah di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Tak hanya guru, siswa, dan orangtua, namun juga pemerintah.
Meski banyak kendala yang terjadi, berbagai usaha terbaik untuk menyajikan pembelajaran secara maksimal sudah dilakukan oleh sekolah, sesuai kemampuan masing-masing. Dalam tulisan ini, saya akan berbagi pengalaman menanamkan respect to others kepada siswa melalui pembelajaran virtual.
Tahun ini, saya bertugas sebagai guru pendamping di kelas IV Magellan. Guru kelasnya Ema Rohmah Hayati. Kami bersama mengawal pembelajaran virtual via aplikasi Zoom setiap hari.
Saat awal pertemuan kami dengan siswa di tahun pelajaran 2020/2021, semua aktivitas siswa dalam ruang Zoom ada dalam genggaman kami. Ema, sapaan Ema Rohmah Hayati, sebagai host dan saya co-host.
Kami berbagi tugas untuk saling mengontrol video, audio, dan ruang chat anak-anak. Bahkan, saat melakukan share screen (membagikan layar materi), kami harus mengubah setelan sehingga anak-anak tak bisa mencoret-coret layar.
Dalam benak kami, sebenarnya mengurung mereka dalam ruang Zoom bukanlah menjadi sesuatu yang melegakan. Memang, proses transfer ilmu menjadi lebih lancar karena suasana hening.
Kenalkan Fitur dan Fungsinya
Anak-anak hanya bisa mengaktifkan audio-nya saat telah menekan fitur raise hand dan kami membuka kunci audio. Demikian juga fitur chat. Mereka hanya dapat memanfaatkan fitur chat saat kami membuka kuncinya untuk menjawab pertanyaan atau kuis.
Kami kemudian mencoba untuk menanamkan karakter menghormati dan menghargai kepada anak-anak melalui Zoom. Awalnya, kami kenalkan kepada mereka beragam fitur menarik yang ada di Zoom, serta fungsinya. Termasuk adab berdiskusi atau melakukan proses belajar mengajar dalam ruang Zoom.
Kapan saatnya siswa boleh mengaktifkan audio, menggunakan fitur chat, menggunakan coretan pada layar, dan lain-lain. Termasuk juga adab bertanya dan menyampaikan pendapat atau informasi. Fitur apa yang harus mereka gunakan dan kapan bisa menggunakannya.
Tak mudah memang, apalagi untuk siswa SD yang mempunyai rasa ingin tahu cukup tinggi. Mereka selalu ingin mencoba hal baru yang ditemui, termasuk beragam fasilitas atau fitur dalam Zoom.
Namun, kami memiliki misi utama, yaitu menumbuhkan rasa hormat dan saling menghargai meski virtual. Rasa hormat yang dimaksud adalah memilih untuk melihat yang baik pada orang lain dan menghargai bakat, keterampilan, serta apa yang dapat orang lain berikan.
Latih Kepercayaan dan Kepekaan
Secara bertahap, hari demi hari, kami mulai melatih anak-anak untuk dapat mengontrol audio dan fitur lain secara pribadi. Kami—saya dan Ema—mencoba memberikan kepercayaan kepada anak-anak di kelas IV Magellan untuk dapat berlatih menghargai sesama.
Setelah menjelaskan fungsi semua fitur dalam Zoom, kami mengajak anak-anak berdiskusi cara menghargai orang lain saat bertemu dalam sebuah acara virtual. Beberapa hari berlatih, alhamdulillah anak-anak cukup baik mengontrol audio masing-masing.
Mereka mengaktifkan audionya saat menjawab pertanyaan atau merespon penjelasan guru. Setelah menjawab, mereka menon-aktifkan audio-nya kembali. Sungguh suatu hasil yang membanggakan bagi kami.
Demikian juga aktivitas pada ruang chat. Anak-anak mulai dapat mengontrol keinginan chat yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang dijelaskan guru. Mereka menggunakan ruang chat saat guru meminta mereka menuliskan jawaban di sana.
Sikap menghormati orang lain siswa kelas IV Magellan juga tampak saat guru melakukan berbagi materi via share screen dalam Zoom. Tanpa mengunci, anak-anak sudah tidak mencoret-coret layar slide di sana. We are proud of you, kids.
Perkembangan Sikap Respect
Di tengah pembelajaran virtual berlangsung, seorang siswa menggunakan ruang chat, menuliskan keinginannya meminta izin ke toilet. Guru pendamping (co-host) hanya perlu membalasnya dengan mempersilakan yang bersangkutan.
Demikian pula saat salah satu siswa ‘terlempar’ keluar dari ruang Zoom karena kendala sinyal di rumahnya. Saat masuk, ia menyampaikan permohonan maafnya karena telah meninggalkan pembelajaran tanpa sengaja.
Perkembangan siswa kelas IV Magellan selama PJJ ini membuat guru kelasnya bangga. “Alhamdulillah saya bangga sebagai guru kelas IV Magellan karena anak-anak memiliki rasa respect (menghargai) terhadap orang lain yang tinggi,” ungkapnya.
Meskipun pembelajaran dilakukan daring, kata Ema, terlihat mereka memiliki perkembangan yang bagus dalam hal respect to others.
Terbukti saat pembelajaran Zoom di pekan ke empat ini, lanjutnya, anak-anak sudah mulai terbiasa untuk mendengarkan guru saat menjelaskan materi, menjawab pertanyaan dengan raise hand (fitur mengacungkan tangan di Zoom) terlebih dahulu, mendengarkan temannya saat menjawab pertanyaan maupun bertanya, dan mengemukakan pendapat dengan sopan saat di kolom chat maupun saat live Zoom.
“Alhamdulillah Ustadz dan Ustadzah berharap semoga anak-anak bisa lebih baik lagi,” harapnya. (*)
Belajar Menghargai Orang Lain di Kelas Zoom, Editor Mohammad Nurfatoni.