PWMU.CO – Filosofi Sopir di Pelantikan Kepala Smamsatu Gresik disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA saat pelantikan Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik periode 2020-2024 Ainul Muttaqin SP MPd.
Acara digelar secara virtual dengan menggunakan Zoom Clouds Meetings, Kamis (14/8/20).
Dalam sambutannya, Saad Ibrahim bercerita tentang sopirnya yang selalu dia perhatikan bagaimana cara mengendarai mobil. “Dia mengantarkan saya ke berbagai tempat dan relatif selama ini saya selalu datang tepat waktu. Bahkan seringkali setengah jam sebelumnya saya sudah datang,” ungkapnya.
“Kenapa demikian?” tanyanya. Menurut Saad Ibrahim salah satu sebabnya, sopirnya selalu melihat ke depan. “Selalu menyalib yang di depan. Dan setelah menyalip, rupanya dia melihat ke depan lagi dan menyalib lagi. Dan dengan lihainya dan lincahnya kemudian dia juga bisa menyalib sehingga relatif kemudian saya bisa datang tepat bahkan sebelum waktunya,” cerita dia.
Pemimpin dan Filosofi Sopir
Saad Ibrahim menjelaskan, kepala sekolah adalah juga sopir, setidak-tidaknya memiliki peran yang sama. “Bahkan Pak Haedar Nashir juga sopir untuk organisasi sebesar Muhammadiyah ini, di Indonesia dan ditingkat global atau Internasional,” ujarnya sambil menyebut dirinya juga sopir Muhammadiyah Jawa Timur. “Pak Taufiqullah juga mendapat amanah untuk memimpin Muhammadiyah Gresik.”
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu lalu menghubungkan soal salip-menyalib itu dengan Nabi Muhammad. “Ada ungkapan dalam al-Quran Nabi sebagai uswah hasanah. Kita kemudian harus ber-uswah hasanah kepada Nabi,” ujarnya.
Dalam konteks ini, dia melanjutkan, Allah memberikan teladan yang terdepan dan tidak tersalib oleh siapapun. “Apalagi kita yang jauh dari Nabi. Yang jelas, paradigma untuk mencari uswah dan Islam telah mengajarkan uswah seperti ini. Kita pun melakukani itu untuk konteks-konteks kita. Ketika amanah itu diberikan kepada kita umat Islam,” paparnya.
Karena itu Saad Ibrahim berpesan kepada kepala sekolah dan jajarannya agar melihat ke depan. “Bukan soal sekolah yang sudah didirikan bertahun-tahun yang lampau, tapi yang lebih penting adalah selalu melihat ke depan dan berusaha menjadi yang terbaik,” pesannya.
Maka, sambungnya, tugas Pak Ainul Muttaqin adalah meletakkan tujuan ke depan. Menurut dia hal itu bukan soal yang mudah. “Tetapi sekolah ini pernah jaya. Karena ada yang berhasil nyalip, maka kapan sekolah ini bisa nyalip lagi. Inilah tantangan besar dari sekolah ini,” tuturnya.
Dorong Secepatnya Relokasi
Salah satu yang harus diperhatikan agar Smamsatu bisa menyalib adalah soal lokasi dan gedung sekolah. “Letak sekolah yang berada di kawasan seperti itu (Jalan KH Kholil Gresik), ini bukanlah kawasan yang kondusif untuk pendidikan,” ungkapnya.
Karena itu, Saad Ibrahim senang karena Smamsatu telah membangun gedung baru di Randuagung yang dekat Jalan Raya Gresik-Lamongan—tepatnya di seberang Universitas Muhammadiyah Gresik.
Saad berharap gedung itu segera rampung dan Smamsatu bisa segera relokasi ke situ. “Dengan begitu Muhammadiyah punya sekolah yang kondusif. Punya bangunan yang bagus. Maka ini akan meningkatkan harga diri,” kata dia yang berharap hal itu akan menjadi wadah ber-fastabikhul khairat antarsesama amal usaha Muhammadiyah.
Saad Ibrahim kembali menekankan, Smamsatu Gresik harus selalu berusaha menjadi yang terdepan. “Kalau nanti sudah menjadi yang terdepan, maka lihatlah di tempat yang lain. Dengan kata lain tidak ada waktu kita berhenti. Tidak ada kata kita menoleh ke belakang. Tapi harus melihat ke depan dan ke depan. Dan melakukan proses-proses menjadi yang terdepan,” pesannya.
Untuk menjadi yang terdepan, Saad Ibrahim juga mengingatkan pentingnya kerja sama tim. Karena di Muhammadiyah itu model kepemimpinannya kolektif.
“Satu sama lain harus saling memperkuat. Kalau ada satu naik yang lain menggerogoti, hampir pasti amal-amal usaha itu tidak mencapai prestasi-prestasi yang gemilang. Karena itu harus menjadi perhatian kita ke depan dan terbaik. Itu menjadi hal yang penting,” ujarnya.
Lima Prinsip Dasar
Saad Ibrahim juga mengingatkan lima prinsip dasar pendidikan Muhammadiyah. “Ada bagian terpenting yang harus kita lihat secara struktural,” kata dia.
Pertama ajaran Islam. “Yang dimaksud adalah Islam ala fahmi Muhammadiyyin. Islam yang sesuai dengan paham Muhammadiyah.
“Kedua, kita harus berkembang pada science. Karena ini adalah lembaga pendidikan,” ucapnya.
Ketiga, berbasis pada aturan-aturan organisasi yang terkait stakeholder pendidikan yang ada. “Dan organisasi menentukan bahwa SMA/MA/SMK itu ada di bawah PWM Jawa Timur. Sedangkan perguruan tinggi dibawah otoritas Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Keempat, local wisdom harus dijaga. “Yaitu sesama sekolah yang ada di Gresik itu baik. Termasuk dengan pembuat keputusan. Dengan dinas pendidikan itu dibangun dengan cara yang baik.
Kelima, global wisdom. “Krena kita terkait dengan urusan-urusan global. Maka perlu dikembangkan bahasa Inggris dan bahasa Arab. “Dengan cara seperti itu insyaallah akan menjadi icon utama di sekolah ini. Dan tonjolkan! Sehingga orang dengan melihat di sisi itulah sekolah ini punya program yang sangat hebat dan diwujudkan,” pesan Saad Ibrahim.
Ucapkan Selamat
Di bagian akhir sambutannya, Saad Ibrahim mengucapkan selamat kepada Ainul Muttaqin yang menjadi Kepala Smamsatu di perode kedua. “Ain itu artinya sumber. Muttaqin artinya orang-orang yang bertakwa. Maka ini menjadi orang yang harus berada di depan,” tuturnya.
Menurutnya, sebagai pimpinan harus melebihi yang lain, terutama dalam konteks keberagamaan. “Usahakanlah sebagai kepala sekolah melebihi wakil kepala sekolah dan guru dalam konteks keberagamaan. Insyaallah Saudara Ainul Muttaqin ditolong oleh Allah SWT,” ujar dia.
Saad Ibrahim juga beresan kepada PDM Gresik dan amal-amal usaha Muhammadiyah serta guru-guru Smamsatu untuk bergerak ke arah yang satu. “Yaitu membangun peradaban yang tinggi bagi umat ini. Dan satu sama yang lain saling tolong-menolong. Saling menyalip. Saling mendahului. Dan saling menjadi yang terdepan,” pesanya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.