• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Refleksi Kemerdekaan Haedar Nashir: Rindu Indonesia Bernyawa

Minggu 16 Agustus 2020 | 12:07
in Headline, Kolom
0
804
SHARES
820
VIEWS
Refleksi Kemerdekaan Haedar Nashir: Rindu Indonesia Bernyawa. Renungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambut HUT Ke-75 Republik Indonesia.
Refleksi Kemerdekaan Haedar Nashir: Rindu Indonesia Bernyawa. (Sketsa ulang foto Haedar Nashir oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Refleksi Kemerdekaan Haedar Nashir: Rindu Indonesia Bernyawa. Renungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambut HUT Ke-75 Republik Indonesia.

PWMU.CO – Dalam gempita perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-75 dengan templat logo milenial nirsensitivitas sosial. Tiba-tiba terlintas suara berat Bung Karno didampingi Hatta kala memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang mengguncang semesta:

 Proklamasi

“Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

 Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

 Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.”

Gelegar teks bersejarah yang dibacakan dengan sepenuh jiwa raga itulah yang mengentak dunia dan menjadi penanda Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara MERDEKA. Merdeka dengan huruf kapital. Merdeka dari penjajahan asing yang merampas Tanah Air dan menyengsarakan rakyat Indonesia ratusan tahun lamanya.

Seluruh rakyat di pelosok Tanah Air kala itu merayakan dengan sukacita dan kesyukuran atas kemerdekaan yang ditebus sangat mahal iu. Kemerdekaan yang dengan bijak oleh para pendiri bangsa dipersaksikan sebagai, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.”

Kini, setelah waktu berlalu jauh dari hari bersejarah itu. Jika dalam setiap perayaan 17 Agustus selalu dipekikkan “merdeka”. Apakah Indonesia hari ini benar-benar merdeka dari ketergantungan asing dan praktik kekuasaan domestik yang membelenggu?  Kala dikumandangkan “Hidup Indonesia”, apakah Indonesia “benar-benar hidup” saat ini? 

Nyawa Indonesia

Mr Soepomo ketika berpidato di BPUPKI menyatakan, setelah merdeka kita ingin membangun Indonesia bukan raga fisik semata, tetapi membangun Indonesia yang “bernyawa”. Indonesia yang memiliki jiwa. Sebagaimana bagian dari frasa lagu Indonesia Raya: “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya”. 

Hampir semua tokoh kemerdekaan dan pendiri bangsa di majelis tertinggi tersebut bicara nilai-nilai mendasar. Sebagai dasar negara dan nilai fundamental sekaligus jiwa bagi Negara Indonesia yang sedang diperjuangkan kemerdekaannya. Pikiran-pikiran mendasar itulah yang di kemudian hari dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, termasuk dalam batang tubuh UUD 1945.

Baca Juga:  Refleksi Haedar Nashir: Balada Suara Rakyat

Adakah nilai-nilai mendasar Indonesia itu saat ini menjiwai alam pikiran, sikap, dan tindakan para elite dan warga bangsa?

Bagus orang-orang berslogan “Aku Indonesia”, “Aku Pancasila”, “NKRI harga mati”, “Aku cinta Indonesia”. Namun, adakah jiwa keindonesiaan di dalamnya? Jangan sampai slogan hampa makna, tidak bernyawa.

Nyawa Indonesia termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 yang tidak tersentuh amendemen yang sangat liberal. Adakah Indonesia hari ini semakin mendekati atau sejiwa dengan tujuan menjadi negara dan bangsa yang benar-benar telah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur di dunia nyata.

Cita-cita nasional yang memang berat untuk diwujudkan, tetapi setidaknya tidak dikalahkan oleh kebijakan-kebijakan pragmatik jangka pendek. 

Apakah Benar-Benar Merdeka?

Apakah Indonesia saat ini benar-benar merdeka dari neokolonialisme dan neoliberalisme seperti pernah dicemaskan Bung Karno puluhan tahun silam?

Elite dan warganya benar-benar bersatu lahir dan batin. Benar-benar berdaulat dari segala cengkeraman politik, ekonomi, dan budaya domestik maupun asing. Benar-benar berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Benar-benar makmur mayoritas rakyatnya.

Lima pertanyaan dasar tersebut patut dijawab ketika para petinggi dan penduduk negeri merayakan Indonesia merdeka.

Para penyelenggara negara apakah ingat perintah konstitusi dasar. Bahwa setiap Pemerintah Negara Indonesia memiliki kewajiban konstitusional untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sudahkan semua itu dijalankan dan menjadi komitmen utama para pejabat negara?

Bacalah dengan saksama substansi Pancasila di dalamnya. Negara dan bangsa Indonesia ini harus benar-benar ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ber-Persatuan Indonesia. Ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Serta mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dalam kata kerja, bukan kata benda dan retorika. 

Saksikan Indonesia di dunia nyata. Sistem kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia praktiknya oligarkis. Adakah sistem kekuasaan elite tersebut dengan jiwa Indonesia merdeka?

Baca Juga:  Inilah Pidato Lengkap Haedar Nashir dalam Milad Muhammadiyah di Bangkalan

Siapa yang dapat menghentikan jika eksekutif dan legislatif berkongsi mengegolkan RUU yang bermasalah? Tidak ada, suara Tuhan pun mungkin tidak akan didengar.

Padahal, Bung Hatta mengingatkan, kemerdekaan bukan sekadar terlepas dari jajahan Belanda, melainkan masyarakat Indonesia juga harus melepaskan diri dari jajahan para kaum ningrat (elite) yang berusaha menguasai rakyat Indonesia!

Kehilangan Indonesia

Indonesia menjadi negeri merdeka seperti sekarang ini diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa para pejuang dan pendiri bangsa. Hatta untuk sebuah nama INDONESIA perlu proses panjang sejak Adolf Bastian memperkenalkannya pada 1884.

Para tokoh kebangkitan nasional serta Kongres Pemuda 1928 lebih memilh Indonesia daripada nama Swarnadwipa, Dwipantara, Insulinda, Melayunesia, dan Nusantara. Nama Indonesia pun bermakna, bernyawa.

Kita saat ini merindukan Indonesia yang beryawa dalam jiwa Pembukaan UUD 1945 dan spirit para pejuang bangsa. Indonesia yang bersumberkan nilai Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa yang hidup dalam kesadaran kolektif bangsa di seluruh penjuru negeri. Bukan Indonesia kata-kata. Apalagi, sekadar ragad fisik dan berlogo  “merchandise”.

Pastikan jiwa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan seluruh sumber nilai keindonsiaan itu dilaksanakan dengan sesungguh-sungguhnya oleh seluruh penyelenggara negara.

Pastikan lima sila dalam Pancasila dijiwai dan dijalankan, bukan sekadar bermain di perundang-undangan, yang salah kaprah dan membakar gundah. Bukan Pancasila yang bersemi dalam jiwa-jiwa kerdil dan congkak kuasa.

Pastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud untuk memotong mata rantai kesenjangan sosial sebagai masalah utama bangsa. Pastikan siapa yang menguasai tanah dan sumber daya alam di negeri tercinta ini.

Nasib Bumiputra

Kita tidak tahu nasib penduduk bumiputra dan rakyat kecil, apakah masih bisa punya tanah hanya untuk sejengkal, yang dulu para nenek moyangnya berkorban nyawa untuk kemerdekaan negeri ini. Adakah negara melindungi Tanah Air yang kaya raya itu untuk hajat hidup terbesar rakyat?

Baca Juga:  Setelah Aliran Kepercayaan, Suatu Hari Giliran LGBT Bisa Diterima MK

Pastikan kekayaan negara dan sumber daya alam dijamin untuk sebesar-besarnya hajat hidup rakyat sebagaimana pasal 33 UUD 1945. Apakah kekayaan flora, fauna, dan yang terkandung di perut bumi Indonesia tidak dieksploitasi oleh tangan-tangan rakus dan tidak bertanggung jawab.

Diekspor mentah dan murah tanpa berpikir kepentingan domestik dan nasib generasi mendatang. Amanahkah para petinggi dan aparat negara dari pusat sampai daerah dalam menjaga kepentingan bangsa dan tumpah darah Indonesia yang sangat berharga itu.

Apakah pendidikan Indonesia benar-benar sebagai strategi mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai jalan kebudayaan mendidik akal budi dan menyiapkan manusia Indonesia yang beriman-bertakwa, berkahlak mulia, ceras berilmu, dan berkeahlian sebagai insan berbudi luhur untuk menjadi aktor peradaban masa depan Indonesia.

Bukan pendidikan sebagai pabrik produksi insan modular yang terputus nalar sejarah dan kebudayaannya dari jati diri keindonesiaan. 

Jangan Serba Indrawi

Kaum milenial dan generasi Z memang harus diberi ruang kreasi dan inovasi bagi kemajuan Indonesia.

Namun, jangan manjakan mereka dengan ruang kreasi serba-indrawi yang membuat mereka ahistoris dan terasing jati diri keindonesiaan yang bersumberkan pada nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur yang hidup di Bumi Pertiwi Indonesia.

Pemanjaan yang berlebihan akan menjadikan mereka “the lost generation” laksana anak salah asuhan.

Hari ini kita merindukan Indonesia yang tidak gemerlap luar, tetapi kehilangan jiwa autentik. Kita nyaris tidak begitu mengenali Indonesia yang didirikan para pendiri negara 75 tahun silam. Indonesia yang berjiwa Pembukaan UUD 1945. Bukan Indonesia yang penuh jargon verbal yang dangkal, tetapi luruh sukma dan tak berdaya-hidup.

Indonesia yang sarat ritual simbolis nirmakna fundamental. Indonesia yang warga dan elite negerinya terputus dari sejarah, kebudayaan, dan nilai-nilai luhur 1945. Indonesia yang tidak bernyawa! (*)

Atas izin penulis, tulisan yang telah diterbitkan Republika berjudul “Indonesia Bernyawa”, Jumat (14/8/2020) ini dimuat ulang PWMU.CO dengan judul “Refleksi Kemerdekaan Haedar Nashir: Rindu Indonesia Bernyawa”.

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Haedar NashirHUT Ke-75 RIRefleksi KemerdekaanTeks Proklamasi
Share322SendTweet201

Related Posts

Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir
Kabar

Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

Jumat 22 Januari 2021 | 13:14
6.5k
Guru besar UMY
Headline

Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

Senin 18 Januari 2021 | 20:15
2k
Problematikan Pancasila
Headline

Covid-19 Meninggi, Haedar Ajak Warga Muhammadiyah Jadi Teladan Prokes

Senin 4 Januari 2021 | 19:22
1.9k
Refleksi Akhir Tahun
Kolom

Refleksi Akhir Tahun 2020

Kamis 31 Desember 2020 | 22:05
22.7k
Kekuasaan
Kolom

Kekuasaan Memang Mengasyikkan

Selasa 29 Desember 2020 | 15:56
145
Dunia
Kolom

Dunia yang Dibikin Rumit

Sabtu 26 Desember 2020 | 16:20
387
Next Post
Sufisme, Kasino, dan Deplomasi Kebudayaan Amerika

Sufisme, Kasino, dan Deplomasi Kebudayaan Amerika

75 Tahun merdeka! Apa iya. (Republika)

75 Tahun Merdeka! Apa Iya

Pemimpin wajib pegang amanah dan janji. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Dr Taufiqullah MPd.

Pemimpin, Jaga Amanah dan Janji

Guru al Quran Husnul Hadi.

Guru Al Quran Favorit Jamaah Wafat

Bupati Fadeli meresmikan Wasola lewat online. (Agus/PWMU.CO)

Wasola, Kenalkan Lamongan di Luar Negeri dengan Kuliner Soto

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
346

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
834

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
255

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
416

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56
Relawan MDMC - Lazismu

Relawan MDMC – Lazismu Bangun Jembatan Darurat Atasi Banjir Kalsel

Senin 25 Januari 2021 | 17:47
PCIM Australia Galang Dana Bencana

PCIM Australia Galang Dana Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 15:47
Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Inovasi Smamsatu: PBM Cukup 3 Hari, Lainnya Soft Skill

Senin 25 Januari 2021 | 14:25
Rendang Lazismu

Rendang Lazismu Jadi Makanan Praktis bagi Pengungsi Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 11:28
Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Senin 25 Januari 2021 | 11:04
Politik Islam

Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

Senin 25 Januari 2021 | 10:13
Unismuh siapkan 200 relawan psikososial ke Sulbar. Pengiriman relawan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap gempa bumi yang terjadi.

Unismuh Siapkan 200 Relawan Psikososial ke Sulbar

Senin 25 Januari 2021 | 06:22

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502149 shares
    Share 200860 Tweet 125537
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    17847 shares
    Share 7139 Tweet 4462
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38140 shares
    Share 15256 Tweet 9535
  • Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    2462 shares
    Share 985 Tweet 616
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    4162 shares
    Share 1665 Tweet 1041
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    8000 shares
    Share 3200 Tweet 2000
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4511 shares
    Share 1804 Tweet 1128
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    6094 shares
    Share 2438 Tweet 1524
  • Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

    234 shares
    Share 94 Tweet 59
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama