Mukmin, Muslim, Mujahid, dan Muhajir ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian Mukmin, Muslim, Mujahid, dan Muhajir ini berangkat dari hadist berikut:
عن فَضَالَة بْن عُبَيْدٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ؟ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذَّنُوبَ .رواه الترمذي مختصرا ، ولفظه : المُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ .
ورواه ابن ماجة مختصرا ، ولفظه : (الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ .وصححه الترمذي والحاكم ، وكذا صححه الألباني في “الصحيحة”
Dari Fadlalah bin ‘Ubaid berkata, Rasulullah SAW bersabda pada saat haji wada’: “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang mukmin? Yaitu siapa yang merasa orang lain aman dengannya harta dan jiwa mereka.
Dan seorang muslim adalah siapa yang selamat orang lain dari bahaya lisan dan tangannya, sedangkan seorang mujahid adalah siapa yang bersungguh-sungguh jiwanya dalam ketaatan kepada Allah. Sedangkan seorang muhajir adalah siapa yang berhijrah dari kesalahan dan dosa.
HR Timidzi dengan ringkas teksnya: “Seorang mujahid adalah siapa yang bersungguh-sungguh memerangi nafsunya.
HR Ibnu Majjah dengan ringkasan teksnya: “Seorang mukmin adalah siapa yang orang lain merasa aman atas harta dan jiwanya, sedangkan seorang muhajir adalah siapa yang berhijrah dari kesalahan dan dosa.”
Di sahihkan oleh Imam Tirmidzi dan al-Hakim, demikian juga Syech al Alabni dalam shahihanya.
Saat haji wada’ yang merupakan haji perpisahan, Rasulullah berkhutbah di antaranya sebagaimana dalam teks hadits di atas. Rasulullah menjelaskan tentang identitas yang sebenarnya tentang mukmin, muslim, mujahid, dan muhajir. Tentu dalam hal ini merupakan buah dari aktivitas rukun iman dan rukun islam sebagaimana dalam penjelasan hadits lainnya.
Jaminan Keamanan
Kata iman identik dengan kata aman. Seorang yang beriman berarti sekaligus dengan membawa keamanan kepada lainnya. Aman dari ancaman fisik atau jiwanya. Juga hartanya.
Dengan demikian seorang mukmin adalah sebagai pengaman jiwa dan harta orang lain yang sesuai haknya. Dari dua kata iman dan aman inilah kemudian lahir istilah amanah.
Maka seorang mukmin adalah seorang yang amanah, dan amanah itu meliputi unsur terhadap jiwa dan hak harta orang lain.
Tentu yang memiliki lahan paling luas dan yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah para pemimpin, karena merekalah yang memiliki otoritas penuh untuk menjalankan system yang kemudian dapat menciptakan keamanan dan keadilan bagi semuanya tanpa kecuali.
Hanya dengan mengacu pada nilai-nilai Islam dan menjauhkan dari nilai-nilai budaya manusia—entah dengan istilah demokrasi, kapitalisasi, sosialis, komunis, dan lain sebagainya.
Termasuk dalam berbagai bidang kehidupan umat manusia, baik secara politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya hendaknya tetap mengacu pada nilai-nilai Islam. Karena hanya dengan mengacu pada konsep islamlah keberkahan kehidupan itu akan didapatkan. Dan hal ini tidak bisa ditawar lagi.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al A’raf 96).
Jaminan Keselamatan
Dari akar kata salima atau aslama melahirkan sikap yang sangat positif, maka agama ini dinamai dengan Islam. Pemeluk agama Islam yang disebut muslim. Menurut Rasulullah muslim adalah orang yang mampu membawa keselamatan dan kedamaian dalam kehidupannya bagi orang lain.
Seiring dengan hal tersebut bahwa kedamaian dan keselamatan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang. Sehingga ada kesesusian antara islam dengan tujuan kehidupan bagi setiap orang.
Seorang muslim pantang menebarkan ketakutan dan ketidaknyamanan bagi orang lain, baik karena disebabkan oleh lisannya maupun tangannya. Bahaya lisan dan sikapnya tidak menyebabkan orang menjadi ketakutan padanya, karena itu kehadiran dan tidaknya tidak menyebabkan adanya perbedaan.
Seorang muslim mampu menghargai orang lain sebagaimana ia sendiri ingin dihargai. Begitulah keteladanan Rasulullah dalam siroh kehidupan beliau yang sarat dengan akhlak yang mulia.
Beliau disegani lawan dan dicintai sahabatnya karena sikap beliau yang tidak sedikitpun berusaha menekan kepada lainnya. Semuanya merasa diperlakukan secara baik dan adil sekalipun kepada lawan yang selalu memusuhinya. Begitulah nilai-nilai islam yang sesungguhnya yang beliau peragakan untuk kita umat beliau.
Mujahid Taat pada Allah
Seorang mukmin sekaligus adalah seorang mujahid. Dan hal itu menjadi identitas yang melekat yang tidak dapat dipisahkan. Ada suatu kesungguhan dalam rangka taat kepada Allah baik dalam dimensi ibadah mahdhah maupun yang ghairu mahdhah, yakni baik secara vertikal ataupun horizontal.
Taat dengan semua dimesi kehidupan ini kepada Allah merupakan kemutlakan. Tidak hanya dalam kerangka ibadah ritual saja sementara dalam sektor lainnya menggunakan dan mengacu pada hukum manusia. Padahal hukum Islam telah mengatur sedemikian sempurna akan kebutuhan dan kepentingan kehidupan umat manusia.
Dalam usaha menjalankan hukum Allah secara totalitas kehidupan kita ini dibutuhkan kesungguhan atau jihad tersendiri.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami, maka sungguh kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat ihsan.” (al-Ankabut 69).
Muhajir Menjauhi Dosa
Sebagai pelengkap dari konsep di atas bahwa seorang mukmin, muslim, mujahid adalah seorang muhajir, yaitu orang yang selalu berhijrah.
Hijrah dalam pengertian ini bukan perpindahan secara fisik dari satu tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi hijrah dalam hal ini bermakna selalu berpindah secara mentalitas untuk menjadi yang lebih baik dan menuju ke arah kesempurnaan.
Salah dan dosa merupakan bentuk kebodohan diri, salah karena tidak berkenan menjalankan agama ini secara baik, suka pilih-pilih yang sesuai dengan nafsunya.
Dan dosa merupakan bentuk kesengajaan untuk tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Bisa jadi hal itu disebabkan kesempitan pemahamannya terhadap agama ini atau memang sengaja karena dianggap merugikan dirinya dan menguntungkan lainnya.
Seorang mukmin, muslim, mujahid dan muhajir adalah orang-orang yang memiliki akidah salimah sehingga memiliki pandangan yang objektif dalam melihat kebenaran. Dan memang ke sanalah tujuan kehidupannya yaitu menuju kebenaran dan akan tetap setia pada kebenaran. Wallahu a’lam. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Artikel ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 51 Tahun ke-XXIV, 21 Agustus 2020/2 Muharam 1442 H.
Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.