Jangan Pernah Merubah ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO; alumnus Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Surabaya—kini Unesa.
PWMU.CO – Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata ubah dan rubah. Menurut laman kbbi.kemendikbud.go.id, kata ubah bermakna tukar atau ganti. Sedangkan rubah sebagai bentuk tidak bakunya.
Tapi rubah juga kata baku jika merujuk pada hewan mamalia. Menurut kamus Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia, rubah adalah kata nomina (benda).
Yakni hewan jenis mamalia pemakan daging, karnivor: anjing, beruang, cerpelai, kucing, macan, musang, puma, rakun, rubah, serigala, singa.
Lebih spesifik, kata rubah dijelaskan laman kbbi.web.id. Kata rubah/ru·bah/ adalah kata benda yakni binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya. Dalam bahasa Latin disebut Canis vulpes
Merubah atau Mengubah?
Dalam percakapan sehari-hari, kita sering salah kaprah menggunakan kata ubah. Terutama saat menjadikannya sebagai kata kerja (verba) dengan prefiks (imbuan awal) me-.
Dengan imbuhan me- seharusnya kata ubah menjadi mengubah. Menurut laman kbbi.web.id, mengubah/meng·u·bah/ bemakna pertama: menjadikan lain dari semula. Contoh: Timbul niatnya untuk mengubah kebiasaan yang buruk itu.
Kedua: menukar bentuk (warna, rupa, dan sebagainya). Misalnya: Operasi telah mengubah hidungnya yang pesek menjadi agak mancung.
Ketiga: mengatur kembali. Seperti: Mengubah susunan kalimat.
Merubah dalam Lirik dan Terjemahan
Tidak hanya dalam percakapan, lirik lagu pun sering menggunakan kata merubah untuk kata mengubah.
Contohnya dalam bait pertama lirk lagu Kucinta Kau Apa Adanya oleh Once Mekel ini: “Kau boleh acuhkan diriku/Dan anggap ku tak ada/tapi takkan merubah perasaanku/kepadamu.”
Kesalahan serupa juga ada dalam bait kelima lagu Lebih Indah oleh Adere. “Dan kau hadir merubah segalanya/menjadi lebih indah.”
Kata merubah seharusnya mengubah. Sebab yang dimaksud dalam lirik itu adalah menjadikan lain dari semula. Tentu, penggunaan kata merubah tersebut tidak baku.
Sayangnya, kata tidak baku itu juga terdapat dalam terjemahan al-Quran Surat ar-Ra’du 11: “… Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” (ar-Ra’d 11)
Penggunaan kata merubah—seharusnya mengubah—seperti itu misalnya kita jumpai dalam laman tafsirq.com atau tafsirweb.com. Padahal keduanya sering dijadikan referensi terjemahan daring al-Quran oleh warganet.
Mau Jadi Rubah?
Saya menduga salah satu penyebab terjadinya kesalahan itu adalah menyamakan dengan kata perubahan. Padahal kata itu juga berasal dari kata dasar ubah dengan imbuhan (konfiks) per- dan -an (per·u·bah·an). Jadi bukan dari kata dasar rubah (pe·rubah·an).
Makna perubahan menurut kbbi.web.id adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Contoh: Rupanya perubahan cuaca masih sulit diperhitungkan
Kalau begitu, apa makna kata merubah? Karena bukan kata baku, maka tidak ada artinya. Tapi jika tetap memaksakan diri mengartikannya—secara bercanda—merubah bisa diartikan menjadi rubah.
Sebab—meminjam Gorys Keraf—kata itu serupa dengan kata menyambal (membuat sambal). Yakni membuat atau menghasilkan apa yang disebut dalam kata dasar.
Mau jadi rubah? Jangan pernah dech …! (*)