PWMU.CO – Pesan Noe Letto untuk para wisudawan Smamsatu Gresik disampaikan dalam Wisuda Ke-53 Purnawiswa dan Wisuda Ke-2 Prodistik ITS tahun pelajaran 2019/2020, Sabtu (22/8/20).
Dalam acara yang digelar secara virtual via Zoom itu juga dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Gresik Dra Puji Hastuti MSi dan dan Ketua Pengelola Prodistik ITS Dr Dra Isnaini Zain MSi.
Vokalis grup band Letto bernama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh itu memberikan motivasi dan berbagi pengalaman hidup. Noe mengatakan, tidak ada yang bisa lebih memberi bekal sebaik guru-guru yang mendidik selama tiga tahun dan sudah menemani perjalanan. “Itu adalah bekal yang luar biasa,” ujarnya.
Ia mengingatkan, perubahan itu terjadi setiap saat. Tidak hanya karena pandemi ini, namun bisa karena teknologi dan pemahaman yang berbeda. Atau karena ilmu yang bertambah.
Menurutnya, saat ini perubahan terjadi bersama-sama di seluruh dunia. “Jadi terasa sangat ekstrim. Dulu belum ada HP trus sekarang ada HP. Dulu belum ada internet trus sekarang ada internet,” jelasnya.
Noe menegaskan, orang yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan adalah dia yang memimpin masa depan, karena perubahan selalu terjadi.
Dalam menghadapi perubahan, kata dia, ada dua karakter utama manusia, yang disebut paradigma. Yaitu korban dan agen. Paradigma korban adalah dia yang merasa menjadi korban perubahan. “Hidupnya isinya mengeluh dan mengeluh,” ujarnya.
Sedangkan paradigma agen adalah dia yang melihat perubahan sebagai kesempatan untuk berbuat sesuatu. “Ini adalah modal penting dalam landasan karakter manusia,” ungkapnya.
Hidup Tak Ada Lembar Jawaban
Lulusan University of Alberta Canada ini berbagi pengalaman kehidupan yang akan dihadapi setelah lulus SMA. Pertama, ketika di sekolah, kita mendapat pertanyaan atau soal. Dan ada lembar jawaban.
“Sehingga sangat mudah untuk cek benar atau salah. Kadang-kadang sudah disediakan pilihannya. A, B, C, atau D adalah jawaban yang benar,” jelasnya.
Sementara itu dalam hidup, lanjutnya, tidak selalu ada lembar jawaban. Kita akan mengalami masalah-masalah yang tidak ada lembar jawaban, mana yang benar, dan mana yang salah.
“Anda harus membuat pilihan-pilihan yang jawabannya tergantung kausalitas yang terjadi setelah anda mengambil pilihan tersebut. Semua pilihan mengandung risiko, maka yang anda hitung adalah risiko.” paparnya.
Ia mengatakan, semua orang sekolah namun tidak semua berhasil. Semua orang hidup namun tidak semua bisa memberi arti dalam hidup. “Jadi anda akan menemukan banyak pertanyaan dalam hidup. Anda akan menemukan banyak masalah dalam hidup. Dan tidak selalu ada lembar jawabannya,” tuturnya.
Menurut Noe, itulah kunci dalam menghadapi masa depan. Karena tidak ada lembar jawaban, pasti kita punya kesempatan dalam memberi jawaban semua masalah yang kita hadapi. “Perlu pengalaman, pemahaman, eksperimen, kadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan dan seterusnya,” ujarnya.
Kegagalan Kunci Sukses
Kedua, dalam sekolah dan lingkungan, orangtua kadang mengajarkan kita untuk selalu sukses. “Disuruh berhasil terus. Tanpa diajari bahwa kunci sukses adalah kegagalan,” tegasnya.
Ia menekankan, kegagalan bukanlah hal yang hina. Karena kegagalan adalah jalan menuju sukses. “Tidak ada orang sukses yang memiliki makna tanpa mengalami kegagalan sebelumnya,” ujarnya.
Kemampuan menahan kegagalan itu, lanjutnya, sangat penting untuk menuju kesuksesan. Tidak ada satu orang pun di dunia yang sukses tanpa mengalami kegagalan. “Mungkin kita banyak membaca cerita orang sukses. Tapi kita jarang membaca cerita orang yang gagal,” kata dia.
Noe mencontohkan Starbucks yang mengalami kegagalan ratusan kali. Starbucks yang mengajukan pinjaman ke bank sampai 260-an kali gagal atau ditolak. Dan dia setiap hari datang ke bank.
Menurutnya, kalau kita tidak punya mental menghadapi kegagalan, maka tidak akan mampu mencapai keberhasilan. Karena ilmu terbesar itu datang dari hikmah yang kita ambil dari kegagalan.
“Jadi pada semua kegagalan jangan membuat anda jatuh. Jangan membuat anda sedih. Jangan membuat anda menderita. Anggap kegagalan sebagai pintu untuk menghadapi masa depan,” tuturnya.
Lulusan bergelar Bachelor of Mathematics and Physics itu mengingatkan untuk berani mencoba semua tanpa takut gagal, selagi masih muda. “Kalau anda gagal, kalimat pertama yang keluar adalah nanti kita cari hikmahnya. Nah disitulah ilmu,” kata dia.
Dunia Bukan Ancaman
Ketiga, lanjutnya, jangan pernah menganggap dunia melawan Anda. Dunia adalah sumber daya yang luar biasa yang bisa diambil. “Kalau Anda punya masalah, carilah jawaban di dunia seperti apa. Cari ilmunya,” tegasnya.
Penyanyi dan penulis yang lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1979 itu mengatakan, dunia yang amat besar ini bukanlah ancaman buat kita, tetapi resources, sumber daya yang harus kita ambil.
“Masa depan di tangan anda. Apa pun yang anda lakukan akan membuat perbedaan. Tapi kamu yang harus memutuskan, perbedaan jenis apa yang akan kamu buat,” paparnya.
Noe berharap para wisudawan dapat mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya. Semua ada waktu untuk berhasil. “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Semua orang punya jawaban sendiri. Semua orang punya waktunya sendiri. Seperti cinta dan bunga,” kata dia.
Bunga itu, lanjutnya, tidak bisa dipaksakan untuk mekar dan harum. Dia akan mekar dan harum pada waktunya. “Yang perlu kita pastikan adalah bunga itu cukup cahaya, cukup air, dan nutrisi di tanahnya,” tegasnya.
Jadi setiap hari, Noe mengatakan, kita harus menemukan cahaya dalam hidup. Setiap hari kita harus menemukan air dalam hidup. “Setiap hari kita harus menemukan tanah dalam hidup sehingga bunga itu tumbuh, mekar, dan harum pada waktunya,” tuturnya.
Pesan Noe Letto untuk Wisudawan
Setiap hari kita membaca al-Quran surat al-Fatihah minimal 17 kali. Di sana terkandung ilmu yang luar biasa. “Tuhan yang menciptakan jagad raya dideskripsikan penuh cinta, penuh kasih sayang. Ya rahman ya rahim,” kata dia.
Noe menambahkan, Tuhan juga raja dari sebab-akibat. Dialah raja dari apa pun yang Dia janjikan.
“Jadi ketika anda percaya bahwa dunia penuh cinta, apapun yang diberikan dunia, dia menyediakan tempat untukmu untuk tumbuh. Tidak pernah untuk menyusahkan, tidak pernah untuk membuatmu menderita,” paparnya memotivasi.
Menurutnya, tidak ada ujian yang mudah. Tetapi ujian itu membuatmu lebih baik dan naik kelas. “Setelah ini kamu akan menghadapi kesusahan-kesusahan. Tapi jangan lihat itu sebagai penderitaan, lihat itu sebagai kesempatan untuk tumbuh,” kata dia.
Noe berharap, semua siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik bisa menjadi jawaban tantangan zaman dan cahaya di masa depan. Indonesia membutuhkan anak muda yang agen, bukan korban.
Ia mengajak semuanya untuk memberikan apresiasi terbesar kepada para guru yang menumbuhkan bunga-bunga, generasi muda ini. “Karena tanpa guru, akan menjadi hutan, bukan kebun. Padahal yang dijanjikan oleh Islam adalah kebun surga, jannah,” pesan anak budayawan Emha Ainun Nadjib tersebut.
Di akhir motivasinya, ia berdoa semoga para generasi muda bisa membuat Indonesia menjadi kebun surga, bukan hutan belantara. (*)
Pesan Noe Letto untuk Wisudawan Smamsatu; Penulis Estu Rahayu. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.