PWMU.CO – Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah Muhyiddin Junaedi Lc., M.A. diundang sebagai tamu khusus dalam International Forum of Teacher and Institution of Islamic Education (Forum Internasional Pengajar dan Institusi Pendidikan Islam). Forum yang berlangsung dari tanggal 28 sampai 29 September 2016 ini bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Nasional (НКЦ) Kota Kazan, Federasi Rusia.
Isu penting yang dibahas dalam forum ini adalah tentang peningkatan kualitas pendidikan Islam. Dalam pertemuan tersebut dipaparkan permasalahan pendidikan Islam di dunia. Diharapkan hasil diskusi dapat memberikan solusi dan ide segar untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, baik di Rusia dan juga dunia.
Dalam pertemuan tersebut tokoh Muhammadiyah yang menyandang gelar doktor Ilmu Syariah ini menyampaikan kuliah umum dengan tema sejarah awal mula pendidikan Islam di Indonesia.
(Baca: Misi Kerjasama Muhammadiyah Boarding Area dengan Sekolah Luar Negeri dan Kesyahduan Shalat di Bangunan Masjid yang Lebih Kecil dari Mushalla: Catatan Ringan dari Negeri Samsung)
“Islam di Indonesia masuk dengan damai. Sehingga kita perlu mengajarkan perdamaian pula. Harapannya dengan melihat sejarah, semoga dunia Islam bisa kembali damai dengan saling membantu sesama muslim,” ujar Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini yang disampaikan dalam bahasa Arab.
Materi Muhyiddin kali ini lebih ke arah sejarah Islam di Indonesia. Dia menjelaskan bagaimana Islam menjadi salah satu alasan Indonesia bisa merdeka pula.
Pertemuan yang digagas oleh Universitas Federal Kazan, Universitas Islam Rusia ini dihadiri 300 pengajar dan perwakilan masjid di Rusia. Acara dibuka oleh Mufti Republik Tatarstan, Kamil hazrat Samigullin.
(Baca: Kerjasama dengan Taiwan, UMSurabaya Menuju Kampus Bertaraf Internasional)
Dalam acara itu, Hadir pula Deputat Pendidikan dan Kebudayaan Kazan, Valeev Razil Islamigovich; Rektor Universitas Islam Rusia, Muhametshin Rafik Muhametshovich serta berbagai tamu undangan dari petinggi kota Kazan.
Selain dari Indonesia, pertemuan ini juga menghadirkan tamu khusus dari Maroko, Syeikh Abdullah Sufyan. Dia merupakan Doktor Ilmu Syariah dan profesor fakultas teologi di Universitas Al-Qaraun Maroko. Dia menyampaikan kuliah umum mengenai pengalaman dan peran universitas terhadap perkembangan ilmu syariah di Maroko. (ilmi)