PWMU.CO – Kepergian Ghofurur Rohim, pemuda Dusun Singkul, Laren, Lamongan menyisakan banyak kenangan manis. Sosoknya patut dicontoh oleh kader muda Muhammadiyah. Aktivis yang berpenampilan sederhana ini mempunyai potensi dan kelebihan yang tidak banyak dimiliki teman sebayanya.
Sebagai aktivis IPM watak kepemimpinan Ghofur sangat nampak. Ide-ide yang cemerlang sering muncul darinya. Sebagai penggiat Hizbul Wathan, Ghofur yang menyandang taruna dua ini mempunyai keterampilan khusus dalam pionering atau tali temali. Kelebihan ini mengantarkan dia sebagai instruktur.
Anak pasangan Sukandi dan Muntimah yang menjabat sebagai Dewan Sughli Kwarda HW Lamongan ini selepas belajar tidak pernah berhenti berkegiatan. Setiap hari Jumat siang dia melatih HW di almamaternya, SMAM 1 Babat.
(Baca: Jatuh di Sungai saat Hendak Wudlu, Kader Terbaik HW-IPM Berpulang, Pulang dari Penggalangan Dana untuk Banjir Garut)
“Kalau hari Ahad pagi sampai sore ia berkeliling ke madrasah Muhammadiyah yang berada di kampung-kampung untuk melatih HW. Kegiatan ini tentu tanpa ada bayarannya,” terang Ketua Kwarda HW Lamongan Fathurrahim Syuhadi, Sabtu (1/10).
Kehadiran Ghofur sering dirindukan anak-anak. Malam hari, saat Ghofur berada di kampung halamannya, ia selalu berada di masjid untuk mengajar ngaji atau taklim. “Anak-anak kalau diajar Ghofur sangat suka sekali,” kenang Syuhadi.
(Baca: Ketua LPB Madiun Wafat dalam Kecelakaan Lalu Lintas, IMMawati Nurrima Dini Elysa, Ketua IMM Komisariat Psikologi UMSurabaya, Meninggal Akibat Kecelakaan)
Praktis hari-harinya digunakan untuk belajar dan berkegiatan yang bermanfaat. Menurut Syuhadi, kepergian Ghofur masih menyisakan kesedihan yang mendalam. “Semoga menjadi mujahid dan mendapat tempat yang baik di hadapan Allah SWT,” harapnya. (ilmi)