PWMU.CO – Jalan untuk sukses dalam hidup itu, ternyata rumusnya sederhana: ‘ubahlah tetapi menjadi meskipun!’. Rumus itu disampaikan penulis buku Kasih Ilahi Tak Bertepi Nur Cholish Huda di hadapan ratusan jamaah Pengajian Ahad Pagi, di Masjid Attaqwa, Sidojangkung, Menganti, Gresik, Ahad (2/10).
(Baca: Hijrah Mengajarkan, Tidak Ada Jalan Buntu dalam Kehidupan Ini)
Nur Cholish bercerita, seorang tukang becak ingin sekali beramal kebajikan. Tapi apa yang bisa ia lakukan, dalam kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas? Ternyata, tukang becak itu punya komitmen, bahwa setiap narik di hari Jumat, ia akan menggratiskan ongkos becak pada semua penumpangnya.
Tukang becak bisa beramal sehebat itu, kata Nur Cholish, karena ia mempraktikkan rumus di atas. Ia tidak mengatakan, “Saya ingin sekali bersedekah tetapi apa daya, saya ini miskin” melainkan mengatakan, “Saya ingin bersedekah, meskipun saya miskin.” Maka, tukang becak itu bukan hanya bersedekah 2,5 persen dari kekayaan seperti kebanyakan orang, tetapi justru beredekah 100 persen karena ia menggratiskan jasa becaknya.
Apa yang kemudian terjadi? Suatu saat ia mendapat penumpang seorang wanita kaya. Wanita itu awalnya tersinggung karena tukang becak tidak mau menerima ongkos. Tapi akhirnya ia penasaran dan berniat menguji tukang becak itu. Suatu saat, ia naik becak bapak tersebut sampai 3 kali dengan jarak yang jauh. Tetapi, tetap saja. Si tukang becak itu menggratiskan. Merasa trenyuh dan malu atas kekuatan niat tukang becak dalam bersedekah, akhirnya ia memberangkatkan umrah bersama kelurganya.
“Kalau kita punya kemauan, pasti ada jalannya. Tetapi jika tidak ada kemauan, maka ada 1001 alasan,” tutur Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu. Menurutnya, tukang becak itu berhasil mengubah kata ‘tetapi’ dengan ‘meskipun’, sehingga tidak ada alasan baginya untuk tidak bersedekah, walaupun kemampuan ekonominya pas-pasan.
“Maka jika dalam hidup ini kita ingin sukses, mari praktikkan rumus itu: ubahlah kata tetapi menjadi meskipun,” ajak Nur Cholish sambil memberi contoh lain dalam kehidupan. Seorang karyawan yang rumahnya jauh dari kantornya, kata Nur Cholish, akan sering terlambat jika ia memakai kata ‘tetapi’,“Saya ingin disiplin masuk kerja, tetapi rumah saya jauh.” Namun, jika ia mengubah kata tetapi menjadi meskipun, ia akan disiplin. “Saya ingin disiplin masuk kerja meskipun rumah saya jauh.”
Nur Cholish juga memberi contoh orang-orang yang sukses dalam hidup meskipun ia tergolong tidak mampu secara ekonomi. Seperti Birrul Qodriyah, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berhasil meraih impiannya menjadi dokter meskpiun orangtuanya “hanya” bekerja sebagai buruh tani. Atau kisah Raeni, anak tukang becak yang kini menempuh studi di luar negeri karena prestasinya sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,96 dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang.
Resep lainnya, kata Nur Cholish, kisah-kisah hidup mereka penuh keajaiban buah pertolongan Allah, karena mereka juga suka menolong sesama. “Mereka menolong Allah, maka Allah pun menolong mereka, ” kata Nur Cholish. (MN)