Malik Fadjar Visioner Bertangan Dingin. Kolom ditulis oleh Habib Chirzin, Ketua Badan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1990-1995.
PWMU.CO – Kita kehilangan lagi seorang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan dan kebaikan bersama (bonum communae) secara luas.
Telah dipanggil kembali ke keharibaan-Nya, Prof H Abdul Malik Fajar MSc, Senin (7/9/2020) pukul 19.00 WIB, di usia 81 tahun.
Saya menyaksikan bahwa Mas Malik seorang yang dedikatif dan visioner serta manajer yang bertangan dingin.
Teringat pada awal tahun 1990 bersama Prof Dr Umar Anggara Jeni, saya bersama Hindun Fauziah, istri saya, diundang oleh Mas Malik untuk menghadiri wisuda sarjana UMM di kampusnya yang lama, di Jalan Bandung, di tengah Kota Malang.
Melihat Tanah Berbatu Lahan UMM
Selepas upacara wisuda, kami bertiga diajak oleh Mas Malik untuk mengunjungi tanah yang baru dibelinya, yang sekarang menjadi UMM Kampus II yang indah yang luas.
Pada waktu itu masih berupa tanah berbatu, naik turun. Kata Mas Malik, “Saya dimarahi banyak orang. Mengapa beli tanah yang seperti ini. Jauh dari kota. Seperti tempat jin membuang anak.”
Waktu itu kami juga ditemani oleh Mas Imam Suprayoga, PR 1 dan Mas Muhadjir Effendy, PR III. Mas Malik memberi tahu kami bahwa uang pinjaman untuk membeli tanah kampus itu menggunakan “borg” rumah pribadinya. Dan Mas Malik minta tolong saya untuk menyampaikan kepada Mas Djazman, Ketika itu, Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah, untuk turut memikirkan penyelesaiannya.
Pada sore harinya, dengan dipandu oleh Mas Muhadjir Effendy, saya bersama Mas Umar Anggara Jeni diminta oleh Mas Malik untuk berbicara di depan para dosen UMM. Dan kemudian dengan pimpinan organisasi mahasiswa.
Menjelang Muktamar Muhammadiyah di UMM, saya diundang untuk panel bersama Prof Dr Taufik Abdullah dan Prof Fauzan, Rektor Unes di Uhamka dengan Mas Malik sebagai pembicara kunci.
Dan menjelang Muktamar Aisyiyah di Unismuh Makassar, berpanel bersama Prof Dr Amin Abdullah dan Prof Dr Achmad Jainuri dengan Mas Malik Fadjar sebagai pembicara kuncinya , di Unisa, Yogyakarta
Mas Malik juga peŕnah meresmikan rehab gedung dan memberikan sumbangan gedung untuk Pondok Pesantren Pabelan, bersama Dubes Jepang. Mas Malik sejak dulu termasuk orang yang dekat dengan Pondok Pabelan. Dan kebetulan juga kawan akrab dan sekuliah di IAIN Malang dengan Pak Ashadi Sulthon, Pak De Himdun Fauziah, istri saya.
Selamat jalan Mas Malik. Kami akan mendoakanmu dan mengenang kebajikan dan jasa-jasamu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.