PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gubeng Surabaya menggelar Kajian Ahad Pagi di Masjid Jenderal Sudirman Jl. Dharmawangsa 2 Surabaya, Ahad (2/10). Kajian dengan tema Momentum Hijriyah untuk Muhasabah Nasional ini diisi oleh Dr Ir Hasan Ichwani, MSc. Dalam ceramahnya, dia memberikan resep agar umat Islam kembali berjaya.
Mengawali tausiahnya Hasan Ichwani mengajak jamaah untuk bersyukur atas nikmat Allah terutama nikmat iman dan Islam. Tidak semua manusia mendapat nikmat yang mulia ini. Di antara keluarga nabi pun ada yang tiđak mendapat nikmat iman. Ia mencontohkan paman Rasulullah, Abu Tholib mati dalam keadaan kafir.
“Begitu juga anak dari nabi Nuh, ayah dari Nabi Ibrahim, dan istri dari Nabi Luth. Mereka semua mati dalam kekafiran,” katanya di hadapan 500 jamaah yang hadir.
(Baca: 2000 Jamaah Padati Pengajian PCM Laren dan PWM Ajak Ngaji Online Jamaah Muhammadiyah Laren)
Mati dalam kekafiran merupakan kerugian yang sangat besar. Hasan Ichwan kemudian mengutip firman Allah yang berbunyi:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدٰى بِهِۦٓ ۗ أُولٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِينَ
Artinya: Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong. [QS. Ali ‘Imran: Ayat 91]
Dia juga menyinggung masalah umat Islam di Indonesia, yang merupakan Islam terbesar di dunia. Menurutnya Islam di Indonesia belum menampakkan diri sebagai umat yang mandiri dan berkemajuan.
“Kalau kita mengevaluasi kondisi umat Islam, masih banyak yang menjauhi Al Quran dan Sunnah Nabi. Masih banyak kemaksiátan, korupsi, dan perzinahan merajalela.
Dia menambahkan, banjir bandang, tanah longsor, dan gunung meletus terjadi di mana-mana. Di samping itu maraknya tawuran antar warga, antar suku, dan antar pelajar merupakan salah satu bentuk azab yang Allah timpakan kepada orang-orang yang berbuat fasik. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
إِنَّا مُنْزِلُونَ عَلٰىٓ أَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ السَّمَآءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. [QS. Al-‘Ankabut: Ayat 34]
(Baca: Warisan Akhlak untuk Generasi Penerus)
Untuk itu Hasan Ichwani memberikan resep agar umat Islam kembali berjaya dan menjadi umat terbaik. Pertama, meningkatkan jihad fii sabilillah pada semua aspek kehidupan. Kedua, gerakan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
“Ketiga, menggiatkan menuntut ilmu seperti seperti aktif mengikuti kajian keislaman. Keempat bersegera bertaubat nasuha. Kelima, selalu mengadakan evaluasi diri ( muhasabah). Insya Allah akan mendapatkan barakah dari Allah SWT,” pungkasnya. (sulaiman/ilmi)