Kekuatan Doa Mbah

Kekuatan doa
Kekuatan doa

Kekuatan Doa Mbah  tulisan Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya.

PWMU.CO-Dua sahabat bertemu dalam podcast. Sama-sama pintar. Sama-sama sukses. Tuan rumahnya Dahlan Iskan. Tamunya Mohammad Nuh.  Dua-duanya pernah menjadi menteri. Dua-duanya kini tinggal di Surabaya.

Banyak yang dibahas. Mulai masa kecil, masa kuliah, masa-masa menjadi menteri, dan isu terkini belajar dari rumah karena pandemi yang tak kunjung selesai malah menjadi-jadi. Saya memilihkan yang ini: resep kesuksesannya.

DI yang memulai bertanya. ”Menurut Pak Nuh, apa rahasianya bisa hebat?”

 ”Ternyata Pak Dahlan, yang hebat itu mbah-mbah kita, orang tua kita,” jawab mantan Menkominfo dan Mendiknas ini.

”Sama, Pak Nuh,” sahut DI.”Saya juga merasakan begitu. Saya begini karena tirakat ayah yang luar biasa. Saya juga baru membaca buku tentang Pendeta Alex yang baru meninggal. Beliau bisa hebat begitu karena hasil tunaian dari yang ditanam oleh kakek dan ibunya.”

Shalawat Nabi

 ”Kalau Pak Nuh bagaimana?” tanya Menteri BUMN 2011-2014 ini.

”Abah pernah cerita, abah yai, panggilan saya kepada abahnya abah. Hidup itu soro (sulit) tapi ada alat untuk menghilangkan kesoroan itu. Yakni, tahajud dan shalawat,” kata Pak Nuh. ”Tahajud itulah yang diamalkan Abah Yai, Abah dan kita anak cucunya,” kata Pak Nuh.

Tentang shalawat? ”Sholawat itu sangat spesial. Allah memerintahkan kita untuk berpuasa, tapi Allah sendiri tidak berpuasa. Tapi Allah memerintahkan kita untuk bershalawat, dan Allah sendiri bersama malaikat bershalawat kepada Nabi. Makanya kita harus banyak bershalawat, Allah saja bershalawat kepada Nabi,” kata mantan Rektor ITS ini sambil mengutip surat Al Ahzab ayat 56.

Karena itu, Mamah Dedeh, ustadzah  kondang itu, mewanti-wanti agar orangtua berhati-hati dalam berkata-kata karena bisa mengandung doa. ”Ada tiga doa yang langsung diterima Allah. Pertama, doa orang yang teraniaya. Kedua, doa orang yang safar, bepergian. Dan ketiga, doanya orang tua kepada anak,” katanya.

”Karena itu, wahai orangtua jaga mulut kita. Meski kadang anak kita nakal, jangan bilang, dasar anak nakal. Bisa nakal beneran. Dasar anak bandel, bisa bandel beneran. Dasar anak suka melawan, bisa makin melawan dia,” kata penceramah yang bertahun-tahun tampil di TV ini.

”Namanya anak kadang-kadang ya begitu. Sesebel-sebel kita, tetap doakan yang terbaik. Ya, Allah, jadikan dia anak saleh. Ya, Allah jadikan kelak dia menjadi orang yang terhormat. Ya Allah, jadikan dia menjadi orang yang bisa menjadi teladan di negeri ini. Kalau perlu doakan anak kita bisa menjadi presiden. Tak ada yang mustahil bagi Allah,” katanya.

Sudah berdoa terbaik untuk anak cucu kita setiap saat melihatnya, setiap saat mengingatnya, pada setiap shalat kita? Ternyata kekuatan doa mbah, orangtua salah satu kunci kesuksesannya. DI dan Pak Nuh membuktikannya. Salam!

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version