Dokumen Gilchrist berperan memanaskan situasi politik tahun 1965. Perseteruan antara PKI dan Angkatan Darat kian tajam.
PWMU.CO– Pada 5 Juli 1965, Presiden Sukarno, Subandrio, dan pejabat delegasi Indonesia mendarat di Kairo, Mesir. Tujuan rombongan ini semestinya ke Aljazair untuk menghadiri lanjutan Konferensi Asia-Afrika, namun di negeri itu terjadi kudeta.
Di Kairo itu Subandrio yang menjabat Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar negeri, dan Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI) mengadakan jumpa pers kepada wartawan tentang batalnya konferensi Asia Afrika dan berita mengejutkan ditemukannya dokumen Gilchrist.
Dokumen itu berupa telegram rahasia dari Duta Besar Inggris di Jakarta Andrew Gilchrist yang ditujukan kepada Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris.
Isi telegram itu membicarakan rencana intervensi AS-Inggris di Indonesia menyikapi perkembangan komunis dan menyebutkan hubungannya dengan teman tentara lokal (our local army friends) untuk menggalang sebuah rencana.
Isi Dokumen Gilchrist
Selengkapnya terjemahan isi dokumen Gilchrist yang dialamatkan ke Sir Harold Caccia, Sekjen Kementerian Luar Negeri Inggris sebagai berikut
TOP SECRET/PERSONAL
Sir Harold Caccia
24 Maret 1965
Saya mendiskusikan dengan Duta Besar Amerika Serikat tentang pertanyaan yang tertera pada No: 67786/65. Pada dasarnya Duta Besar setuju dengan posisi kita, tetapi meminta waktu untuk menyelidiki aspek-aspek tertentu dari masalah ini.
Menjawab pertanyaan saya tentang kemungkinan pengaruh kunjungan Bunker ke Jakarta, Duta Besar tidak melihat alasan untuk mengubah rencana bersama kita. Sebaliknya, kunjungan utusan pribadi Presiden Amerika Serikat akan memberi kita lebih banyak waktu untuk mempersiapkan operasi yang sangat detail.
Duta Besar merasa bahwa diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk membawa usaha kita menjadi lebih selaras. Dalam hubungan ini, ia mengatakan bahwa akan berguna untuk memberitahukan lagi kepada teman tentara lokal kita bahwa disiplin dan koordinasi tindakan sangat penting bagi keberhasilan rencana kita.
Saya berjanji untuk mengambil semua langkah yang diperlukan. Saya akan melaporkan pandangan pribadi saya pada waktunya nanti.
Gilchrist
Dimanfaatkan Subandrio
Dalam bukunya Gestapu, Salim Said menyatakan, Subandrio yang PKI ini memanfaatkan dokumen Gilchrist untuk membuat Sukarno makin cemas dan makin takut kepada Angkatan Darat.
Sasaran Subandrio sebenarnya memang pimpinan Angkatan Darat yang waktu itu tidak secara serius melaksanakan perintah Sukarno menjalankan konfrontasi dengan Malaysia. Apalagi Presiden Sukarno sudah menuduh pimpinan Angkatan Darat sebagai tidak loyal kepada Pemimpin Besar Revolusi yang memerintahkan perintah itu.
Konfrontrasi Malaysia diumumkan Sukarno pada 16 September 1963. Menurut Malcolm Caldwell dan Ernst Utrecht dalam bukunya Sejarah Alternatif Indonesia, pemrakarsa konfrontasi adalah Subandrio.
Malcolm Caldwell menilai, itu usaha Subandrio untuk menaikkan gengsi pribadinya. Subandrio berada di kancah politik bersama Sukarno selama bertahun-tahun dan diketahui secara luas sebagai seorang yang merasa diri sebagai pewaris kepresidenan.
Pernyataan Subandrio di Kairo itu membuat panas di tanah air. Muncul saling curiga antara PKI dan Angkatan Darat. PKI menghembuskan isu Jenderal Abdul Haris Nasution dan KSAD Jenderal Ahmad Yani membentuk Dewan Jenderal untuk menggulingkan Presiden Sukarno.
Asal Usul Dokumen Gilchrist
Subandrio mendapatkan dokumen Gilchrist di mejanya pada 15 Mei 1965. Menurut laporan, dokumen itu ditemukan saat menggeledah rumah Bill Palmer, importer film Hollywood Amerika yang dituduh sebagai agen CIA atas informasi dari intel Sovyet dan Cekoslowakia.
Dia percaya dokumen itu asli karena isinya selaras ketika dibandingkan dengan surat sejenis yang pernah diambil dari reruntuhan Kedutaan Besar Inggris dua tahun lalu. September 1963, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dibakar demonstran yang menolak pembentukan Federasi Malaysia.
Surat yang ditemukan di rerunruhan Kedubes Inggris itu berisi kajian strategis persaingan antar angkatan dalam ABRI. Apalagi sebelumnya beredar buku mengenai rencana Inggris dan Amerika Serikat menyerang Indonesia. Maka isi dokumen Gilchrist semuang klop.
Dokumen itu lantas dilaporkan kepada Sukarno pada 26 Mei 1965. Semua panglima angkatan dipanggil untuk crosscheck siapa itu our local army friends yang disebut dalam dokumen. Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Achmad Yani menjawab menugaskan Mayjen TNI Soewondo Parman dan Brigjen TNI Soekendro mencari kebenaran itu kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Inggris.
Tentang isu Dewan Jenderal, Yani menjawab memang ada. Yaitu Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjati). Tugasnya membahas kenaikan pangkat dan jabatan tinggi di Angkatan Darat. Tentu saja bukan itu yang dimaksud dengan isu Dewan Jenderal.
Karena yakin dokumen Gilchrist benar, maka Subandrio atas persetujuan Sukarno mengumumkan di luar negeri . Rencananya di sela acara Konferensi Asia Afrika II. Karena konferensi itu gagal akhirnya diumumkan di Kairo.
Tujuannya agar seluruh dunia mengetahui Inggris dan Amerika Serikat punya rencana terhadap Indonesia. Salah satu bukti itu pembentukan Federasi Malaysia sebagai pangkalan militer di Singapura dan Malaysia. Serangan Indonesia ke Malaysia adalah upaya mempertahankan diri.
Soebandrio menambahkan, beberapa dokumen lain mengenai rencana operasional yang akan dilancarkan Inggris dengan bantuan Amerika Serikat juga telah dirampas. Inggris merencanakan serangan ke Indonesia setelah Konferensi Asia Afrika II di Aljazair.
Dokumen Intelijen Palsu
Setelah meletus G30S/PKI kemudian terungkap ternyata dokumen Gilchrist itu palsu. Permainan kotor intelijen untuk mendukung gerakan PKI dan menuding Amerika bekerja sama dengan tentara anti komunis merencanakan kudeta.
Buku The Deception Game mengungkap permainan intelijen itu sebagai bagian Perang Dingin Blok Komunis dan Barat.
Ladislav Bittman, bekas Kepala Departemen D Dinas Intelijen Cekoslowakia menceritakan, departemen intelijen yang dipegang khusus bertugas menyebarkan kebohongan-kebohongan dengan membuat dokumen-dokumen palsu.
Salah satunya dokumen Gilchrist hasil kerja sama dengan Dinas Intelijen Uni Soviet. Tujuannya untuk mematangkan perasaan anti Amerika Serikat di Indonesia waktu itu.
Permainan intelijen Cekoslowakia, Uni Sovyet, ditambah lagi CIA menjadikan isu komunis dan anti komunis di Indonesia makin panas. Akibatnya terjadi destabilisasi negara. PKI memanfaatkan dengan melenyapkan jenderal-jenderal Angkatan Darat pada malam 30 September 1965 (G30S/PKI). Tapi rencana menguasai negara untuk membentuk pemerintahan komunis gagal. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto