PWMU.CO – Semoga Covid-19 segera Pulang ke Wuhan. Pandemi belum berakhir, ayo lebih disiplin. Ketua MPS PP Muhammadiyah Ir Sularno MSi mengungkapkan hal itu saat Covid Talk.
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan Covid Talk Webinar Series#2 dengan tema “Teladan Penanganan Covid-19 dan Upaya Mitigasi Ketahanan Masyarakat” via Zoom, Jumat (18/9/2020).
Pandemi Analog Kemacetan
Menurut Sularno pandemi belum berakhir dan mungkin masih panjang. Maka tingkatkan kedisiplinan di seluruh lini.
“Menangani pandemi ini analog dengan susahnya menangani kemacetan di jalan raya. Kemacetan itu 60 persen dipengaruhi karena kita semua pengguna jalan tidak disiplin,” ujarnya.
Demikian juga, lanjutnya, dengan penularan Covid-19. Selama tujuh bulan belum ada penurunan malah meningkat karena banyak yang tidak disiplin.
“Urusan pakai masker saja sampai berantem. Mengingatkan orang di jalan memakai masker jawabannya selalu menyakitkan dan jauh lebih galak dari kita. Sebenarnya apa sih beratnya memakai masker. Apalagi sekarang ada jenis masker yang tidak boleh dipakai. Tambah ribet luar biasa,” ungkapnya.
“Maka meningkatkan kedisiplinan tidak bisa ditawar lagi. Jangan sia-siakan pengorbanan para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya terutama Muhammadiyah yang banyak gugur karena terpapar Covid-19,” tambahnya.
Pada awal pandemi, ujarnya, ada beberapa panti asuhan di Jatim yang memulangkan santrinya. Dan setelah pandemi reda akan dikembalikan ke panti.
“Saya melarang agar tidak segera dikembalikan ke panti. Karena kita tidak tahu orang tuanya atau saudaranya bergaul dengan siapa di tempat tinggalnya. Ini akan menjadi persoalan. Di salah satu pesantren di Jatim sudah ada penularan Covid-19 yang luar biasa,” paparnya.
“Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada santri Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) maupun Panti Asuhan Aisyiyah (PAA) yang terpapar Covid-19. Mudah-mudahan Covid-19 segera pulang ke kampungnya di Wuhan China,” imbuhnya.
Terapkan Disiplin di Rumah
Kedisiplinan, sambungnya, bisa dimulai dari lingkungan rumah. Kalau ada tamu maka mohon maaf setelah tamu pulang maka ruang tamu disemprot disinfektan. Dalam kondisi sekarang ini jangan ada yang tersinggung. Karena sehat itu mahal sekali.
“Sampai sekarang anak saya belum diizinkan ke mall. Kalau istri ke pasar maka saya periksa maskernya. Kalau tipis harus rangkap dua. Kalau lingkungan rumah sudah disiplin maka kita mudah menyampaikan ke lingkungan sekitar,” jelasnya.
Disiplin ini, ungkapnya, ditekankan juga kepada PAM dan PAA se-Indonesia yang ikut webinar beberapa waktu yang lalu. “Alhamdulillah PAM dan PAA mendapatkan bantuan masker dari MCCC. Dengan ukuran yang agak kecil sehingga cocok untuk santri panti asuhan,” ungkapnya.
Dia juga mengajak untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Hanya dengan disiplin protokol yang bisa memutus rantai penyebarannya.
“Bahkan di lingkungan tempat tinggal saya sudah ada razia masker. Dan warga kalang kabut karena banyak yang tidak disiplin. Ada yang bajunya dilepas kemudian diuntel-untel untuk menutup hidung dan mulut layaknya masker,” urainya.
Jangan Lengah dan Menyepelekan
Sularno mengingatkan agar jangan lengah dan jangan sekali-kali menyepelekan Covid-19. Kalau tidak tahu bentuknya maka percaya kepada ahlinya yaitu dokter yang lebih tahu.
“Saya yakin Covid-19 bukan politisir, meski penanganannya ada yang dipolitisasi. Nyata adanya. Kita percayakan kepada ahlinya. Kalau ahli sudah berbicara maka ayo sama-sama mendukung. Banyak dokter dan perawat kita yang gugur. Masak itu politisasi. Jangan sia-siakan pengorbanan para nakes yang berada di garda terdepan,” pesannya.
“Saya menyerukan kepada 550 PAM dan PAA seluruh Indonesia untuk bersama-sama disiplin protokol kesehatan. Kita harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi yang lain,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.