Wasiat Pak Malik yang Kuatkan Randi Tetap Kuliah. Itu ada dalam film pendek Jangan Takut Kehilangan produksi UMM. Saksikan yuk!
PWMU.CO – Manusia bisa mati, tapi jejaknya akan mengabadi. Begitulah Prof HA Malik Fadjar yang wafat dengan meninggalkan jejak-jejak kebaikan.
Bukan hanya meninggalkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai monumen fisik yang melegenda, pesan dan petuah Menteri Agama era Presiden BJ Habibie itu juga melekat kuat dalam ingatan dan hati masyarakat.
“Kita boleh kehilangan apa saja, namun kita tidak boleh kehilangan cita-cita. Karena jika kita kehilangan cita-cita berarti kita akan kehilangan semuanya,” itulah pesan yang ditinggalkan mantan Rektor UMM itu.
“Wasiat” almarhum Malik Fadjar itu bahkan akan lebih mengabadi ketika film pendek Jangan Takut Kehilangan besutan sutradara sekaligus penulis skenario Rino Anugerawan, meletakkannya sebagai roh dalam film ini.
“Film ini sebenarnya ingin (lebih) memopulerkan pesan Prof Malik Fadjar. Pesan ini perlu diketahui oleh banyak orang, terutama mahasiswa baru,” kata Rino pada PWMU.CO, Kamis (24/9/2020).
Menurutnya, film memang menjadi sarana penyampaian yang cukup efektif bagi kalangan milenial saat ini. “Bukan hanya bersifat memberikan edukasi namun juga ada sisi hiburan yang dapat disampaikan kepada masyarakat secar luas,” ujarnya.
Maka UMM tak mau kehilangan momen penting, seperti Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). “Kami sajikan sebuah film sebagai trigger kepada mahasiswa baru agar dalam menjalani masa perkuliahan kedepan dapat bersemangat,” kata Rino. Dan pesan Pak Malik itu sangat tepat disampaikan di film berdurasi 6 menit 23 detik ini.
Rino mengaku sedikit mengalami kendala dalam pembuatan film ini. “Dikarenakan Pesmaba UMM tahun ini menerapkan sistem daring dan luring. “Sehingga ada dua kondisi yang harus diakomodasi agar suasana batin maba bisa terlibat dalam film tersebut,” jelas dia yang berhasil menulis skenario film ini kurang lebih dua jam.
“Dengan semangat dari tim akhirnya pagi itu kami putuskan untuk segera menyiapkan produksi film untuk keesokan harinya,” kisah dia.
Pesan moral lain yang hendak disampaikan Rino, dalam suasana pandei Covid-19 ini, siapa saja memungkinkan untuk mengalami masa-masa kehilangan.
“Saya berharap siapapun yang merasa sedih karena kehilangan, tetap bisa bangkit dan melanjutkan langkahnya ke depan dengan menonton film ini,” katanya berpromosi atas film yang sudah diputar dalam Pesmaba UMM Selasa (21/9/2020).
Cerita Film
Jangan Takut Kehilangan—tonton filmnya di sini— bercerita tentang mahasiswa baru UMM dari keluarga sederhana. Dalam kemelut pandemi Covid-19 ini bapaknya, Fachruddin—diperankan Fachruddin SE, Kabag Keuangan UMM—kehilangan pekerjaan alias di-PHK oleh perusahaannya.
Ibunya, Luluk—diperankan oleh Luluk Dwi Kumalasari, MSi, Dosen Sosiologi UMM—adalah seorang penjual sayur.
Dengan segala keterbatasan tersebut keduanya tetap bersemangat dan mendorong agar anaknya, Randi—diperankan Firmansyah, Mahasiswa Imu Komunikasi UMM—terus bisa kuliah untuk mengejar cita-cita.
Ketika Randi berniat tidak melanjutkan kuliah—karena kesulitan biaya akibat hantaman gelombang Covid-19—pesan Pak Malik itulah yang disampaikan Fachruddin kepada anaknya.
“Kita boleh kehilangan apa saja, namun kita tidak boleh kehilangan cita-cita. Karena jika kita kehilangan cita-cita berarti kita akan kehilangan semuanya.”
Pesan yang kembali menguatkan Randi, dan tentu, kita untuk bangkit! (*)
Penulis Maharina Novi. Editor Mohammad Nurfatoni.