KH Moech Jasak Moenawar, Veteran Perang yang Pimpin Muhammadiyah, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Moech Jasak Moenawar—baca Muh Yasak Munawar—adalah anak pasangan Moenawar dan Kholisah yang lahir di Dukun Gresik, 5 Juli 1928.
Sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi tentara dan mubaligh. Pada zaman penjajahan Jepang, Moech Jasak Moenawar sudah terlibat peperangan. Begitu juga pada saat Agresi Militer Belanda.
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor Skep/956/VIII/1981 tanggal 15 Agustus 1981 yang ditandatangani Wakil Panglima ABRI Laksamana TNI Sudomo, Moech Jasak Moenawar mendapat gelar kehormatan sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan dengan NPV 12022979 dan Golongan A.
Jadi Transmigran
Moech Jasak Moenawar menikah dengan Siti Romlah di Lamongan pada tahun 1950. Pada tahun 1962-1969 dia hijrah ke Tanjung Balai, Sumatera Utara, sebagai transmigran veteran. Di sana dia menjadi pegawai perkebunan dengan tetap melaksanakan dakwahnya: membina pengajian para pekerja perkebunan.
Pada saat meletusnya G30S/PKI tahun 1965 Moech Jasak Moenawar ikut andil dalam penumpasan PKI di Sumatera. Moech Jasak Moenawar yang masih memiliki jaringan veteran itu bahu-membahu dengan para tentara di sana.
Kembali ke Lamongan
Setelah tugas sebagai transmigran veteran di Perkebunan Tanjung Balai Sumatera Utara, Moech Jasak Moenawar kembali ke Lamongan. Di sini dia melaksanakan dakwah dengan aktif di Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lamongan.
Pada periode 1985-1990 dan periode 1990-1995, Moech Jasak Moenawar terpilih sebagai Ketua PCM Lamongan. Prestasi periode kepemimpinan Moech Jasak Moenawar yaitu pada tahun 1985 mendirikan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 10 Lamongan dan Panti Asuhan Muhammadiyah.
Dia juga membentuk Badan Koordinasi Mubaligh Muhammadiyah Cabang Lamongan, untuk memudahkan koordinasi jadwal khatib shalat Jumat dan tarawih.
Adapun tokoh penggerak yang membantu Moech Jasak Moenawar dalam pendirian amal usaha Muhammadiyah di PCM Lamongan adalah HM Syukron, Mustofa Nur, Mulyono AR, Mulyono Hidayat, Abdul Rosyad Suwadji, Karyono Basuki, Lulut, H. Fadelan Taselim, dan Abdur Rosyid.
Pada saat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan diketuai KH Abdul Fatah pada periode 1990-1995, Moech Jasak Moenawar menjadi Sekretaris Majelis Wakaf dan Kehartabendaan. Dan pada periode 1995-2000 menjabat sebagai anggota Majelis Tabligh PDM Lamongan.
Di samping aktif di persyarikatan Muhammadiyah Moech Jasak Moenawar aktif di MUI Kabupaten Lamongan. Jabatan Sekretaris MUI beberapa kali dipegang. Dia pernah mendamping KH Ilyas Mawardi dan KH Abd. Salam sewaktu menjadi ketua MUI kabupaten Lamongan
Dari perkawinan Moech Jasak Moenawar dan Siti Romlah dikaruniai 8 anak yaitu Nissachurin Yaswar, Muflih Anwar, Uswatun Khasanah (almh), Chusnul Yasak, Zulkifli, Zainal Abidin, Khusnun Niyah dan Hasanuddin. Dua anak yang disebt terakhir lahir di saat transmigrasi.
Moech Jasak Moenawar menerapkan disiplin ketat di lingkungan keluarganya. Anak-anaknya didik agar disiplin dalam melaksanakan ibadah dan aktif berorganisasi. Khusnun Niyah adalah salah satu putrinya yang aktif di Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah Lamongan
Moech Jasak Moenawar wafat pada usia 72 tahun, tepatnya pada tanggal 10 Desember 2000. Almarhum dimakamkan di Pralaya Mukti Lamongan. Semoga husnul khatimah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.