PWMU.CO – Berbeda dengan kondisi di Palestina, Irak, dan Suriah, Islam di Indonesia pemeluknya sangat enjoy dan tenang menjalankan ibadah: tanpa ada gangguan. Sementara di negara minoritas Muslim, seperti di Eropa, yang kondisinya juga banyak tantangan.
Sekalipun begitu, ada rasa optimisme karena kini Islam semakin diminati di benua Eropa. Buktinya, setiap hari tidak kurang dari 10 orang masuk Islam. Mereka tertarik dengan kesantunan dan akhlak yang ditampilkan oleh pemeluknya.
(Baca: Tanpa Polemik seperti Indonesia, Negara Barat-Kristen Ini Izinkan Polwan Muslimah Berjilbab dan Perkuat Sinergi Muhammadiyah-KBRI Inggris)
Masyarakat Eropa sudah mulai sadar bahwa isu teroris dan kekerasan yang dialamatkan kepada umat Islam adalah bohong belaka. Faktanya tidak demikian.
Demikian yang disampaikan tiga mubaligh asal Inggris saat menjadi nara sumber dalam Seminar Internasional dengan tema “Mengungkap Fakta Perkembangan Islam di Eropa” yang diselenggarakan oleh SMK Muhammadiyah 6 Modo, Lamongan, Senin 10/10). Tiga mubaligh yang dimaksud adalah Raja Farrukh Mahmood, Muhammad Aadam Shehzad dan Mohammad Avais Yousaf.
Muhammad Aadam mengatakan bahwa di Inggris ia mendirikan ‘pesantren’ bernama Dhikrand Salawat. Pesantren ini bertujuan mencetak dai yang siap berdakwah di kawasan Eropa. “Ke depan ia bisa melakukan pertukaran pelajar dan santri, Insaallah siap menjembatani,” ujarnya.
(Baca juga: Begini Cerita Prangko “PKO Moehammadijah” Dijadikan Cover Buku Monumental di Inggris dan Perkuat Sinergi Muhammadiyah-KBRI Inggris)
Aadam juga berpean agara siswa-santri SMK Muhammadiyah 6 Modo terus meningkatkan kualitas dalam berIslam. Ia juga mendukung program SMK pesantren berbasis kewirausahaan.
Seminar yang berlangsung 2 jam itu dihadiri tidak kurang dari 300 peserta yang mamadati hall SMK Muhammadiyah 6 Modo. Selama di Indonesia 3 mubaligh itu didampingi Direktur rabihatour.com Nurdin Afhamim yang bertindak sebagai moderator dan penerjemah. Mereka juga didampingi Khoirul Anam. (M Su’ud)