PWMU.CO – RS Muhammadiyah tangani 3.330 pasien Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua MCCC PP Muhammadiyah dr Aldila S Al Arfah MMR.
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Pers Conference secara online dengan tema RS Muhammadiyah Aisyiyah Terus Layani Pasien Covid-19 pada Rabu (7/10/2020).
4000 Kasus per Hari
Menurut Aldila S Al Arfah memasuki bulan ke delapan pandemi Covid-19 di Indonesia, hingga Selasa (6/10/20) berdasarkan data pemerintah sebanyak 311.176 orang terkonfirmasi positif.
“Berdasarkan data covid19.go.id sudah ada 11.374 orang meninggal dunia, dan 63.365 kasus aktif hingga Selasa kemarin,” ujarnya.
Pertambahan kasus, sambungnya, terkonfirmasi positif harian mayoritas di atas angka 4.000 kasus sejak Sabtu (19/9/2020).
“Hanya 5 kali berada di bawah angka 4.000 kasus. Yakni tanggal 20, 27 dan 28 September. Kemudian 4 dan 5 Oktober. Sementara angka kesembuhan di atas 4.000 sejak tanggal yang sama hanya 3 kali yaitu 25 dan 30 September serta 5 Oktober,” ungkapnya.
Ancaman Serius
Angka-angka di atas, menurutnya, menunjukkan Covid-19 masih terus menjadi ancaman serius bagi rakyat Indonesia.
“Masih dibutuhkan waktu lebih lama lagi bagi semua pihak di negara ini. Baik itu pemerintah, warga negara, swasta dan organisasi masyarakat untuk terus bergandengan tangan bersama-sama mengatasinya,” paparnya.
Muhammadiyah, lanjutnya, sebagai salah satu ormas besar di Indonesia sejak awal pandemi Covid-19 berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mengatasinya.
“Komitmen itu teruji hingga kini memasuki bulan ke-8 pandemi Covid-19 di Indonesia. Muhammadiyah melalui MCCC masih terus memberikan layanan penanganan Covid-19 baik dari sisi pencegahanan maupun layanan kesehatan baik fisik maupun mental,” tegasnya.
Libatkan 82 RSMA
Aldila S Al Arfah menambahkan hingga saat ini ada 82 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) yang terlibat dalam penanganan pasien Covid-19 di Indonesia.
“Dari jumlah itu terbanyak ada di Jawa Timur yaitu 32 RSMA. Diikuti Jawa Tengah (30), Yogyakarta (6), DKI Jakarta (5), Sumatera Barat (2). Kemudian Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat masing-masing satu rumah sakit,” urainya.
Berdasar data terbaru, ujarnya, hingga Selasa (6/10) ada 3.330 kasus terkonfirmasi positif yang ditangani RSMA di berbagai daerah.
“Dengan jumlah kasus probable ada 549 dan suspek 2.648 kasus. Dalam penanganan Covid-19 hingga Agustus 2020, RSMA telah kehilangan 6 perawat dan 1 orang dokter yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19,” jelasnya.
Logistik Medis
Menurutnya demi mendukung operasional semua RSMA yang terlibat dalam penanganan Covid-19 maka dibutuhkan logistik medis yang cukup.
“Muhammadiyah sudah menyalurkan bermacam-macam logistik medis. Yaitu masker bedah, sarung tangan, masker N95, cover all, kacamata Goggles, rapid test, Pcs, masker kain, face Shield, sarung tangan dan plastik panjang cover sepatu dengan jumlah yang mencapai ratusan ribu pieces,” rincinya.
“Sedangkan untuk masyarakat umum telah dibagikan 500.000 masker melalui 34 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Gelontor Dana 189 M
Selain itu, lanjutnya, Muhammadiyah juga aktif melakukan sosialisasi tentang Covid-19 dan pencegahannya kepada warga melalui berbagai cara baik langsung maupun melalui media.
“Sosialisasi secara langsung dilakukan dengan spanduk, banner, buku, selebaran dan menggunakan mobil penerangan keliling. Untuk media maka hampir semua media dipakai. Baik itu media cetak, online, radio, televisi dan media sosial. Selain sosialisasi, ada pula penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan hand sanitizer,” terangnya.
Didukung penuh oleh Lazismu dan berbagai lembaga baik pemerintah, negara sahabat maupun swasta nasional masih banyak layanan lain yang dijalankan.
Diantaranya layanan konsultasi kesehatan, dampingan psikososial dan konsultasi agama. Hingga kini di luar layanan penanganan pasien Covid-19, Muhammadiyah total sudah menggelontorkan dana 189 milyar lebih dengan penerima manfaat lebih dari 20 juta jiwa,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.