PWMU.CO – Musim hujan bisa menjadi berkah. Tapi juga bisa menjadi musibah. Hujan yang hanya berlangsung 1 jam pada Ahad (9/10), membuat 4 dusun di Desa Sitiharjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, terendam. Empat dusun itu adalah Krajan Kulon, Krajan Wetan, Krajan Tengah, dan Rowotrate.
Mendengar berita tersebut aktivis Muhammadiyah Malang merespon dengan cepat. Mereka langsung menuju lokasi banjir. “Ini adalah wujud kepedulian sosial kita pada sesama. Kami juga ingin men-support Kepala Desa setempat yang notabene seiman dengan kita,” kata Direktur HQ Center Nugroho Hadi Kusumo yang juga ketua rombongan.
Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Daerah Muhammadiyah itu menambahkan, baru kali ini Kepala Desa Sitiharjo dijabat seorang muslim di tengah-tengah penduduk yang mayoritas beragama Nasrani.
(Baca: Muhammadiyah Terjunkan Tim untuk Evakuasi Santri Ponpes Langitan Korban Perahu Terbalik dan MDMC Gresik Ikut Cari 7 Santri Langitan Korban Tenggelamnya Perahu di Bengawan Solo)
Kelompik aktivis Muhammadiyah Malang yang ikut terlibat dalam aksis sosial ini adalah The HQ Center, Majelis Ekonomi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Penanggungan, Rukmini dari Pimpinann Wilayah Aisyiyah Jatim, Kelompok Pengajian Permata Jingga, PRA Tunjung Sekar, PCA Klojen, keluarga Rini, dan Yayasan TPI Nurul Huda.
Kepala Desa Sitiharjo Lispijanto Daud menjelaskan, banjir yang bercampur lumpur itu mengakibatkan sekitar 183 rumah penduduk terendam. “Lahan kebun milik warga seluas 4 hektar juga ikut terendam padahal harusnya dalam waktu dekat ini sudah musim panen,” tutur Daud sambil menjelaskan bahwa hujan 1 jam itu membuat air Sungai Panguluran meluap dan mengabikatkan banjir bandang. Ketinggian air diperkirakan mencapai 1-1,5 meter.
(Baca juga: RS Muhammadiyah Pelopori Kesiagaan Kegawatdaruratan Bencana dan Di Korea, MDMC Paparkan Konsep Sekolah dan RS Muhammadiyah yang Aman dari Bencana)
Kejadian yang tak terduga itu sangat mengagetkan warga Sitiharjo yang sore itu sedang bersantai bersama keluarga. “Beruntung hujan berlangsung hanya satu jam dan tidak terlalu lebat. Sehingga rumah- rumah penduduk itu tidak sampai tenggelam,” kata Daud saat kami temui pwmu.co, Senin (10/10) malam, di Kantor Desa Sitiharjo.
Daud menambahkan, pada Senin kemarin telah dilakukan kerja bakti bersama masyarakat dan aparat keamanan. “Tidak ada jatuh kurban dalam musibah ini. Namun begitu ini merupakan peringatan Allah agar kita tidak angkuh,” ujarnya. Daud juga mengintkan bahwa banjir ini adalah sirine pengingat akan tanggungjawab penduduk melestarikan lingkungan. Sebab, banyak penebangan liar dan ilegal pada tanaman lindung yang seharusnya dijaga.
Kepala Desa Sitiharjo tak lupa mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kepedulian yang telah diberikan. (Uzlifah)