PWMU.CO– Kisah pembunuh yang bertaubat diceritakan dalam hadits yang termuat dalam Riyadush- Shalihin karya Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy. Hadits diriwayatkan dari Abu Sa`id Sa`ad bin Malik bin Sinan Al- Khudriy ra. Nabi SAW bercerita, sebelum kalian, ada seorang laki-laki membunuh 99 orang.
Kemudian pembunuh itu bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (pendeta Bani Israil). Setelah mendatanginya, ia menceritakan telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya,”Apakah aku bisa bertaubat?”.
Pendeta itu menjawab,”Tidak.” Maka pendeta itupun dibunuh sehingga genaplah jumlahnya seratus orang. Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang yang paling alim yang harus ia datangi. Ia ditunjukkan kepada seorang laki-laki alim. Setelah menghadap ia bercerita, dirinya telah membunuh seratus jiwa, dan bertanya, ”Bisakah aku bertaubat?”
Orang alim itu menjawab,”Ya, siapakah yang akan menghalangi orang bertaubat? Pergilah kamu ke kota ini (menunjukkan ciri-ciri kota yang dimaksud) sebab di sana terdapat orang-orang yang menyembah Allah ta’ala. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kotamu. Karena kotamu kota yang jelek.”
Mati di Perjalanan
Lelaki itupun berangkat. Ketika menempuh separo perjalanan ternyata maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara malaikat rahmat dengan malaikat azab, siapakah yang lebih berhak membawa ruhnya.
Malaikat rahmat beralasan,”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat, lagi pula menghadapkan hatinya kepada Allah.” Sedangkan malaikat azab beralasan,”Orang ini tidak pernah melakukan amal baik.”
Kemudian Allah swt mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu dan berkata,”Ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dan kota tujuan, manakah lebih dekat, maka itulah bagiannya.”
Para malaiakat itu lalu mengukur, ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal dekat kota tujuan, maka malaikat rahmat yang berhak membawa ruh orang tersebut.”
Kisah pembunuh bertaubat itu berdasarkan hadits dari Shahih Bukhari dan Muslim. Pada riwayat lain di dalam kitab Shahih itu menyebutkan, ia lebih dekat sejengkal untuk menuju daerah tujuan, maka ia dimasukkan dalam kelompok mereka.
Dalam riwayat lain, di dalam kitab Shahih disebutkan, kemudian Allah ta`ala memerintahkan kepada daerah hitam itu untuk menjauh dan memerintahkan kepada daerah yang baik itu untuk mendekat kemudian menyuruh kedua malaikat itu mengukurnya. Akhirnya mereka mendapatkan daerah yang baik itu sejengkal lebih dekat sehingga ia diampuni. Di dalam riwayat lain disebutkan,”Allah mengarahkan hatinya untuk menuju ke daerah yang baik itu.”
Editor Sugeng Purwanto