PWMU.CO – Perjalanan 9 Hari Menuju Cinta Mereka ditulis oleh Ria Pusvita Sari, guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, peserta Bimtek Guru Pembimbing Khusus (GPK) Angkatan 4 Kelas 5 B.
Berikut pengalamannya yang dia tulis untuk PWMU.CO.
***
Kalau pergi ke toko ATK
Belilah kertas dan juga tinta
Mau sukses jadi GPK
Modalnya ikhlas dan juga cinta.
Itulah salah satu pantun saya yang motivasi selama sembilan hari mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Pembimbing Khusus (GPK).
Mengikuti bimtek ini membuat saya lebih sadar akan banyak hal. Semua yang saya dapatkan merupakan buah dari bimbingan tiga orang pendamping angkatan 4 kelas 5 B. Mereka adalah Candra Purnama (admin), Dr Isaris Arwianti (instruktur), dan Dr Agus Irawan Sensus MPd (narasumber).
Bimtek GPK ini merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan guru pembimbing khusus.
Selain itu, program ini untuk meningkatkan kompetensi guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan guru sekolah umum yang melayani pendidikan bagi peserta didik yang beragam.
Enam Materi Pendidikan Inklusi
Selama sembilan hari, kami mempelajari dan mendiskusikan beragam hal tentang pendidikan inklusif. Enam materi pokok disuguhkan kepada kami.
Pertama, konsep dasar pendidikan inklusif. Kami mempelajari tujuan, hasil yang diharapkan, prinsip penyelenggaraan, serta hakikat pendidikan inklusif. Selain itu kami mendapat wawasan tentang sekolah ramah anak dan mekanisme layanan peserta didik berkebutuhan khusus.
Kedua, konsep keberagaman peserta didik. Materi ini memberikan wawasan tentang karakteristik setiap individu, baik gaya belajar atau kemampuan mengaktualisasikan berbagai keterampilan.
Ketiga, bentuk layanan pendidikan. Materi ini memberikan pemahaman kepada kami tentang bentuk layanan pendidika , yaitu segregasi, integrasi, dan inklusi.
Keempat, sistem layanan pembelajaran. Di sesi ini kami menyadari pentingnya identifikasi dan asesmen. Identifikasi penting untuk dapat menghimoun informasi yang lengkap mengenai kondisi anak dalam rangka menyusun program pembelajaran yang sesuai kebutuhan khususnya. Kemi juga mempelajari prosedur pengembangan planning matrix yang penting untuk menganalisis skala prioritas layanan.
Kelima, program kekhususan. Program ini merupakan layanan intervensi dan atau pengembangan yang dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat kelainan yang dialami anak berkebutuhan khusus. Hal ini untuk meminimalkan hambatan dan meningkatkan akses dalam mengikuti pendidikan yang lebih optimal.
Keenam, sistem dukungan. Pada sesi ini kami mempelajari pentingnya sistem dukungan layanan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus. Hal itu karena semua saling berkaitan untuk menunjang kelangsungan peserta didik berkebutuhan khusus dalam mencapai kemandirian.
Cinta Mereka: ABK
Admin, instruktur, dan narasumber yang ramah dan bersahabat membuat kami betah dan mudah mempelajari semua materi, meskipun dilaksanakan secara daring. Mereka juga memfasilitasi kami untuk saling berbagi praktik baik atas layanan pendidikan masing-masing.
Hal yang juga akan kami ingat dalam melayani peserta didik reguler maupun berkebutuhan khusus adalah sebuah nasihat dari Dr Agus Irawan Sensus MPd dalam sebuah lagu.
Happy ye ye ye happy ye
Aku senang jadi guru inklusif
Siang jadi kenangan
malam jadi impian
Cintaku semakin mendalam
(pada mereka, anak-anak ABK).
Terima kasih atas kesempatan ini dan salam inklusif. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.