Kisah Sembuh dengan Berbagi, kolom oleh Bahrus Surur-Iyunk, Guru SMA Muhamamdiyah I Sumenep, penulis buku Agar Imanku Semanis Madu.
PWMU.CO – Dalam buku The Healing Power of Doing Good (April 2001) Allan Luks dan Peggy Paine menceritakan tentang seorang pengusaha minyak dari Texas. Pengusaha itu sudah lama tidak berkumpul bersama istri dan anak-anaknya karena terlalu asyik dengan pekerjaannya. Dia hanya berkutat dengan proyek dan uang. Rupanya, kesibukannya ini menjadikannya bosan, tertekan, dan depresi.
Dia lalu mendatangi seorang psikolog Den Baker di Kota New York. Psikolog ini tidak memberi obat untuk menyembuhkan depresi si pengusaha ini. Dia hanya menasihatinya agar mencari proyek yang tidak menghasilkan uang dan tidak mendapat pujian orang-orang, tapi justru mengeluarkan uang-uangnya.
Akhirnya, dia memilih merawat anjing-anjing kudisan yang ada di jalanan. Setelah sembuh, anjing-anjing itu diberikan kepada para tetangganya yang mau merawat hewan itu.
Bertemu Perempuan di Pom Bensin
Suatu hari, ketika pengusaha itu hendak melaporkan kegiatannya kepada Den Baker, dia mengisi bensin di tengah jalan. Di pom bensin itu, dia melihat seorang perempuan yang tampak bingung. Wajahnya muram dan lusuh. Si pengusaha mendekat dan menanyakan keadaannya.
Perempuan itu mengaku dirinya sedang bingung. Ibunya sakit keras, sementara dia tidak memiliki uang untuk biaya pengobatannya. Asuransi yang seharusnya dia dapatkan tidak juga dibayarkan.
Kemudian, si pengusaha itu menanyakan nama asuransinya. Secara kebetulan, direktur asuransi tersebut adalah temannya. Si pengusaha lalu mengatakan dia akan menjamin bahwa uang asuransi perempuan itu besok sudah bisa dicairkan. Betapa bahagia perempuan itu. Dia peluk pengusaha itu sambil berlinang air mata.
Setelah itu, si pengusaha tiba-tiba teringat istrinya. Segera saja ia meneleponnya. Istrinya kaget dan hampir tidak mengenal suara suaminya. Mungkin saking lamanya tidak berkomunikasi. Saat melaporkan aktivitasnya kepada Den Baker, psikolog itu hanya menjelaskan semua rangkaian peristiwa itu adalah karena dia mau mengubah jalan pikiran dan kebiasaannya.
Mungkin inilah salah satu hikmah dari sekian hikmah yang bisa diambil dari himbauan Rasulullah pada 15 abad yang lampau. Salah satu yang bisa mempercepat kesembuhan adalah memberi dan berbagi. Dalam bahasa agama disebut infak dan sedekah.
Bentengi Harta dengan Zakat
Rasulullah bersabda, “Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah dan bentengilah hartamu dengan (mengeluarkan) zakat. Karena sesungguhnya hal itu akan mencegah berbagai keburukan dan penyakit.” (HR Ad-Dailami dari Abdullah bin Umar).
Apa yang dialami pengusaha minyak asal Texas memberi simpulan aktivitas yang mengatur diri dan waktu kerap menenggelamkan kebahagiaan hakiki. Pada saat seperti ini manusia sebenarnya merindukan lingkungan dan memori di mana kita berasal. Inilah salah satu cara psikologis yang menenangkan dan menyembuhkan.
Allah akan menolong (dan menyembuhkan) hambaNya yang berbuat baik kepada sesamanya, termasuk dan terutama kepada mereka yang bersedekah. Tentu saja, tujuan dasar bersedekah bukan untuk kesembuhan.
Namun, kebaikan atau energi positif itu tidak akan pernah hilang dan akan berubah menjadi kebaikan-kebaikan (energi-energi positif) yang lain.
Jika tidak di dunia, maka Allah pasti akan memberikannya di Akhirat. Karena berbagi itu, seseorang yang menerima sedekah akan mendoakan yang memberi semoga disehatkan dan diluaskan rezekinya. Dan dengan izin-Nya, Allah juga akan menyembuhkannya. Wallahu a’alamu. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.