Pada Konggres Muhammadiyah ke-23 tahun 1934 di Yogyakarta itulah telah memutuskan untuk mengirim mubaligh-mubalighah ke seluruh Indonesia termasuk di wilayah Malang Raya (saat itu kota, kabupaten, dan Batu masih jadi satu).
Yang mendapatkan amanah di Malang adalah Sofiah. Menurut Ketua Pimpinan Daerah (PDA) ‘Aisyah Kota Malang periode 1995-2000 dan 2000-2005 Hj Sri Rahayu Mujali, Sofiah yang lahir di Yogyakarta itu diutus langsung oleh Madrasah Mu’allimat untuk meletakkan dasar keorganisasian Aisyiyah di wilayah Malang raya. “Dialah yang menjadi penggagas setiap aktifitas di Malang bersama Ibu Diamin, Ibu HM Sacheh, dan Ibu H Bedjo Dermoleksono (Karinten),” tutur Rahayu pada pwmu.co, Kamis (13/10).
(Baca juga: Aisyiyah Harus Jadi Kekuatan yang Mencerahkan Bangsa)
“Bersama merekalah beliau memperkuat eksistensi Aisyiyah Malang melalui pendirian TK ABA, pengajian-pengajian rutin, dan juga merintis berdirinya RSI ‘Aisyiyah,” katanya.
Rahayu menjelaskan, pada saat itu Sofiah juga tercatat sebagai pengajar di Mu’allimat Malang yang terletak di Kauman dan sekarang masih dipakai sebagai Gedung Dakwah ‘Aisyiyah. “Ibu Sofiah ini kemudian menikah dengan tokoh Muhammadiyah Malang yang bernama Bapak Ronodihardjo.” Dari situ, Sofiah lalu lebih akrab dengan panggilan Bu Rono.
Churiyah Haris, salah satu kader Sofiah yang aktif di Ranting Kidul Dalem menambahkan bahwa Bu Rono ini jugalah yang menginisiasi Kidul Dalem sebagai pusat dakwah Muhammadiyah di Malang. Hal itu ditandai dengan berdirinya Mushala Aisyiyah, yang letkanya tidak jauh dari tempat tinggalnya. “Inilah satu- satunya mushala ‘Aisyiyah di Malang.”
Di usinya yang ke-100 tahun lebih, semoga beliau diberi kesehatan agar tetap bisa memberi semangat pada kader-kader Persyarikatan. (Uzlifah)