PWMU.CO – Magic Card dipilih sebagai puncak tema kelas III SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Kamis (22/10/2020).
Kegiatan online via Zoom Clouds Meeting itu diikuti 79 siswa kelas III dengan judul Kreasi Batik Nusantara dalam Gambar Dekoratif. Kegiatan ini menghadirkan Iska Ningrum Ristanti SIKom, seorang pegiat seni dan founder Iska Marker Art Class.
Koordinator Kesiswaan SDMM Sri Isna Wardhani SPd mengawali sambutan dengan mengajak siswa kelas III untuk refreshing dalam kegiatan. “Selama PJJ ada yang jenuh. Ini ada yang baru. Kita jadi nambah pengetahuan dan pengalaman baru dan jadi fresh apalagi ada praktiknya,” ujarnya.
Ia meminta siswa untuk mengikuti dengan baik karena bisa jadi tidak akan didapatkan pada tahun-tahun berikutnya. Selanjutnya, ketua jenjang kelas III Siti Mariyanti SPd mengatakan, materi dekoratif ini masuk muatan Seni Budaya dan Prakarya yaitu seni dekoratif dengan batasan motif batik. “Semoga anak-anak l dapat mengenal warisan budaya Indonesia,” harapnya.
Seni Dekoratif
Sesi pertama adalah pemaparan tentang seni dekoratif. Miss Iska—sapaan akrab Iska Ningrum Ristanti—mengajak semua anak untuk tersenyum. “Satu kegiatan yang sangat mudah dilakukan juga termasuk ibadah dan meningkatkan imunitas, yaitu senyum,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan senyum kita bersedekah kepada orang lain dan akan semakin sehat. Perempuan yang mempunyai bengkel seni di rumahnya ini menjelaskan seluk beluk seni dekoratif.
“Kita sering tidak menyadari jika sudah pernah melihat seni dekoratif secara langsung di sekitar lingkungan kita. Misalnya, melihat relief-relief candi, motif-motif kain yang ada pada baju yang dipakai sehari-hari, atau wallpaper dinding. Itu adalah contoh-contoh seni dekoratif,” paparnya.
Ia menjelaskan definisi seni dekoratif, tujuannya, dan perkembangan seni dekoratif masa dulu dan sekarang. Ia juga menjelaskan unsur-unsur seni dekoratif.
“Ada titik, garis, bidang, bentuk, tekstur, dan warna. Adapun contoh gambar dekoratif di antaranya ada dekoratif geometris, daun, hewan, abstrak, dan manusia,” tuturnya.
Dalam seni dekoratif, kata dia, tidak ada batasan untuk menghias atau mempercantik gambar. “Jika ingin menggambar dekoratif manusia misalnya, tidak ada batasan secara umum. Tidak mesti gambar seperti manusia pada umumnya, tapi bisa ditambahkan hiasan-hiasan cantik dan bermakna” jelasnya.
Batik, Warisan Budaya Indonesia
Ia juga menunjukkan slide gambar wanita dengan bentuk rambut bulan sabit sambil menggendong seorang anak. Miss Iska lalu menghubungkan seni dekoratif dengan warisan budaya Indonesia, yaitu batik.
Ia mengatakan, kain batik adalah kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus. Gambar dan warna yang ditorehkan di atas kain batik merupakan salah satu jenis seni kuno yang sudah ada sejak abad ke-4 sebelum masehi. Macam-macam motif batik nusantara yang dikenalkan ada motif geometri, tumbuhan, hewan, alam, dan manusia.
Kelas Zoom terasa kondusif. Anak-anak dapat menyimak dengan baik materi tersebut karena menguatkan materi yang didapatkan di kelas, juga gambar-gambar yang dijadikan contoh sangat menarik bentuk dan warnanya.
Hal ini terbukti saat Miss Iska menunjukkan contoh magic card yang dibuat sebelumnya. Anak-anak dapat menjawab pertanyaan, motif apa sajakah baju yang dipakai dalam gambar magic card dengan tepat.
Usai menyimak paparan, anak-anak mulai praktik membuat magic card dan menggambar motif baju. Sesi ini telihat seru.
Anak-anak berkarya di depan layar Zoom-nya masing-masing. Ada yang terlihat serius, ada yang santai. Masing-masing memperlihatkan perlengkapannya saat dicek satu-satu oleh gurunya.
Magic Card
Dimulai dengan membuat magic card. Perlengkapan yang sudah disiapkan peserta adalah: kertas bufalo yang sudah ada gambar anak sesuai jenis kelamin mereka masing-masing, gunting, doubletape, mika plastik, dan alat warna.
Miss Iska memandu mereka tahap demi tahap. Dari pelipatan bagian pinggir kertas bufalo, direkatkan dengan doubletape, digunting bagian atasnya, lalu menempel mika plastik pada bagian luar magic card.
Lalu kertas bufalo yang telah bergambar diwarnai bagian wajah dan rambut, kemudian menggunting seluruhnya kecuali bagian kepala dan wajah bagi yang laki-laki, sedangkan yang perempuan, tali jilbabnya tidak perlu digunting.
Tiba-tiba terdengar sahutan seorang anak. “Miss.. pelan-pelan,” ujarnya disambut tawa semuanya menghiasi ruang Zoom sambil menerka-nerka suara siapakah itu. Anak-anak juga diberikan tips agar warna tidak keluar garis dan rapi, yaitu membuat outline terlebih dulu lalu diwarna dengan arah memutar.
Anak-anak mengungkapkan kegembiraannya dengan menunjukkan hasil karyanya masing-masing di layar Zoom-nya. Mereka mengaku senang dapat ilmu baru tentang teknik mewarnai dan menggambar, juga mengenal motif-motif batik.
Antusias dan Kesan Siswa
“Alhamdulillah dari acara ini aku mendapat ilmu baru dari teknik menggambar dan mewarnai,” ungkap Buraira Balqis Fayha, siswa kelas III Nabawi.
Ungkapan senang juga disampaikan Bagas Wiratama Teguh Satrio dari kelas III Quba. “Kegiatan yang luar biasa dan happy banget karena hadirnya Miss Iska membuat magic card dengan mewarnai dekoratif batik. Jadinya bisa tahu batik-batik nusantara,” ujarnya.
Selain itu, M Syafiq Fatah Zein dan Afif Arfan Arifiano dari kelas III Aqsa menginginkan ada guru tamu seperti ini lagi. “Seru Ustadzah, kapan ada lagi ya?” tanya Syafiq.
Sri Isna Wardhani juga senang melihat antusias anak-anak. “Rasa ingin tahunya tinggi dan anak-anak nggak mau ditinggal sama Miss Iska ketika praktiknya, takut ketinggalan,” ungkapnya. (*)
Penulis Siti Mariyanti. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.