PWMU.CO – Siswa SD Mugeb Jelajahi Muspen secara Virtual dalam kegiatan Guest Teacher bertema “Virtual Experience Museum Penerangan” pada Selasa (27/10/2020).
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diikuti oleh siswa kelas I-III dan sesi kedua diikuti siswa kelas IV-VI.
Siswa siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) terhubung secara online melalui Zoom dengan Kak Wildan, Kak Laras, dan Kak Dwi yang merupakan tim pemandu Museum Penerangan yang berada di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Semangat dari Kepala Sekolah
Sebelum mengikuti kegiatan, Kepala SD Mugeb M. Nor Qomari SSi memberikan semangat dan memotivasi para siswa agar menjadi generasi pemenang.
“Dalam guest teacher kali ini, kalian akan mendapatkan wawasan tentang museum penerangan dan sebagai generasi islam memang harus proaktif mencari informasi, jangan hanya menunggu, karena pemenang itu adalah yang mau berusaha, terus bergerak, tidak menunggu, tapi menggapai,” ujarnya.
Ustadz Ari, sapaannya, juga berpesan agar anak-anak menggunakan kesempatan kali ini untuk mendapat ilmu yang baru. “Ustadz Ari harapkan semuanya fokus untuk meraih ilmu. Ini adalah ilmu yang baru, kalian tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, tapi bisa mendapat ilmunya,” pesannya.
Jalan-Jalan Virtual
Kegiatan jalan-jalan virtual ini diikuti dengan antusias oleh para siswa. Mereka terlihat bersemangat dan memperhatikan penjelasan dari tim pemandu Museum Penerangan dengan saksama.
“Jadi adik-adik, museum penerangan ini digagas oleh Ibu Tien Soeharto dan diresmikan langsung oleh suaminya, yaitu Pak Soeharto yang merupakan presiden kedua Indonesia,” ujar Kak Laras membuka penjelasan.
Kak Laras juga menjelaskan bahwa asal mula nama museum penerangan berawal dari museum tersebut yang dulunya berada di bawah naungan Departemen Penerangan, yang kini berganti nama menjadi Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dalam kegiatan tersebut, para siswa diajak mengenal berbagai macam alat komunikasi sejak zaman dahulu. Mulai dari kentongan, surat kabar, radio, televisi, mesin ketik, dan alat komunikasi lainnya.
Tidak hanya Kak Laras, Kak Dwi juga mengajak siswa melihat-lihat studio yang ada di Museum penerangan yang terbagi menjadi Studio si Unyil, Studio TVRI dan Studio RRI.
Kuis Bikin Antusias Siswa
Di sela kegiatan, para pemandu mengadakan kuis. Disediakan tiga pertanyaan dan siswa yang bisa menjawab dengan benar akan mendapat hadiah dari Museum Penerangan.
Banyak siswa yang mengaktifkan fitur raise hand di Zoom saat kakak-kakak pemandu selesai membacakan pertanyaan. Siswa yang mengangkat tangan paling cepat berhak menjawab pertanyaan.
Salah satu siswa yang beruntung adalah Maliq Bramantyo Wardhana, siswa kelas I-As Salam. Dia berhasil menjawab pertanyaan tentang siapa yang meresmikan museum penerangan.
Saat dihubungi PWMU.CO melalui Whatsapp, Maliq mengaku baru kali pertama mengetahui tentang museum penerangan. Dia juga merasa senang mengikuti kegiatan ini.
“Sangat senang, karena bisa mengetahui banyak perbedaan alat-alat komunikasi zaman dulu dan sekarang,” ujar Maliq.
Anak yang memiliki hobi membaca ini menyatakan keinginannya untuk mengunjungi museum penerangan seusai pandemi nanti. Dia juga mengatakan kekagumannya pada alat komunikasi zaman dulu.
“Komunikasi zaman dulu sudah canggih dan keren, meskipun berat dan agak repot menggunakannya,” ungkap anak umur tujuh tahun ini. (*)
Penulis Mar’atus Sholichah. Editor Mohammad Nurfatoni.