PWMU.CO – Tidak seperti kebanyakan anak muda lainnya yang suka nongkrong di warkop atau cafe sampai dini hari, anggota Komunitas Belajar Kader Muda Muhammadiyah justru ‘mengasingkan diri’. Mereka melakukan mabid (bermalam) untuk mencerahkan diri dengan menimba ilmu di Masjid TPI Nurul Huda, Jalan Panjaitan 15 No. 3-5 Kota Malang.
Seperti yang terlihat pada Selasa (12/10) malam, di masjid yang berada dalam binaan Majelis Tabligh PDM Kota Malang pimpian Drs H Radix Mursenoaji. Berbagai materi agama, ilmu pengetahuan, keorganisasian, dan kepemimpinan menjadi kajian mereka. Kajian rutin dengan tema beragam ini telah menjadi aktivitas rutin para pemuda itu setiap hari Selasa.
(Baca: Dirancang Jadi Wadah Perkaderan sejak Dini, Inilah Profil SD Muhammadiyah 9 Malang)
Nugroho Hadi Kusumo, aktivis Muhammadiyah Malang yang menjadi inisiator kegitan merasa bersyukur bahwa cita-citanya mendirikan wadah perkaderan berbasis keilmuan, kini menjadi kenyataan. “Kini mereka bisa melakukan diskursus-diskursus melalui kajian keilmuan dan kewirausahaan.”
Menariknya, mabid yang mengharuskan para peserta untuk melaksanakan shalat tahajud ini ternyata mampu mengubah beberapa perangai buruk pesertanya, seperti yang diakui Mizan, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Malang (UM).
Mizan mengakatan, dalam kesehariaannya, anggota komunitas tersebut diwajibkan shalat berjamaah. “Kami juga harus tadabbur (membaca sekaligus mengkaji, red) Alquran di manapun berada,” tuturnya. “Dan yang terpenting, kami mengikhlaskan diri menjadi kader dakwah Muhammadiyah.”
(Baca juga: Dari Uang Recehan, Pesantren Mahasiswi ‘Islamic College Aisyiyah” Malang Ini Jadi Solusi Perkaderan Muhammadiyah)
Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Anwar Mansyur sangat senang dan bangga dengan adanya komunitas itu. “Secara tidak langsung mereka telah membantu pelaksanaan program-program MPK PDM Kota Malang.” Semua ini tidak lepas dari gerakan jamaah dan dakwah jamaah yang dilakukan para kader Muhammadiyah Kota Malang,” kata dia kepada pwmu.co, Sabtu (15/10).
Di tempat terpisah, Ketua MPK Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang Aminah Asminingtyas juga menyambut baik komunitas itu. “Saya haru apresiasi, karena ini merupakan inisiatif yang bagus dalam alternatif pola dakwah komunitas.”
(Baca juga: Sambil Menangis, Pendiri Aisyiyah Malang Berusia 100 Tahun Ini Semangati Kadernya dalam Berjuang)
Bergabung dalam komunitas belajar tersebut adalah MATAPENA, yang merupakan perkumpulan para Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-Jawa Timur dan sedang kuliah di Kota Malang. Selain MATAPENA, juga bergabung para anggota dan pimpinan IPM Kota Malang, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), yang mayoritas berasal dari Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM). Ada pula aktivis organisasi kepemudaan lain.
Ahmad, mahasiswa Fakultas Peternakan UB asal Tulungagung yang menjadi Ketua MATAPENA, sangat bangga bisa bergabung dalam komunitas itu. “Karena di sini bisa cair antara pimpinan dan kader ortom, serta berbagai unsur pemuda di luar ortom dan berbagai unsur masyarakat,” ujarnya. “Di sinilah, semua bisa dikomunikasikan.” (Uzlifah)