PWMU.CO – Kokam Jatim menyeruhkan memboikot produk Prancis. Hal itu disampaikan Komandan Kokam Jawa Timur Periode 2018-2022 Al Muslimun, Rabu (28/10/20).
Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Timur ini mengatakan, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa pembuatan kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari kebebasan berekspresi wajar mengundang reaksi dari kaum muslimin dunia.
“Penghinaan melalui kartun terhadap Nabi Muhammad SAW yang kerap dilakukan oleh media, guru di Prancis adalah bentuk penghinaan bagi agama Islam. Termasuk pernyataan pembelaan Macron Presiden Perancis yang membela tindakan pembuat karikatur menghina Nabi Muhammad SAW sebagai kebebasan berkespresi dan seakan membuka pintu permusuhan dengan umat Islam, begitu juga membuat sakit hati muslim di Indonesia,” ujarnya.
Boikot Merk Dagang dan Produk
Al Muslimun menjelaskan sikap dan pernyataan Presiden Prancis Macron dan ulah kartunis yang menghina Nabi Muhammad SAW perlu disikapi serius.
“Hendaknya Indonesia memutus hubungan diplomatis dengan Prancis. Putus kerja sama atau kemitraan strategis dengan Prancis, usir dan pulangkan Dubes Prancis,” katanya.
Dia mengungkapkan teruntuk muslim Indonesia untuk memboikot merk dagang dan produk dari Prancis, jangan dipakai dan jangan dibeli. Khususnya bagi anggota Kokam, lanjutnya, harus menghentikan membeli dan memakai merk dagang dan produk dari Prancis. Seperti produk Danone, L’oreal, Garnier, Lacoste, Nina Ricci, Carrefour, Activia, Dior, Chanel, ibis, Novotel, Peugeut, Evian, Michelin, dan banyak produk lainnya yang sudah membanjiri Indonesia.
Untuk seluruh pasukan, pesan dia, agar terus menjaga kekompakan dan siap siaga bila perlu untuk melakukan pengepungan dan pengusiran Dubes Prancis dari Indonesia.
“Sikap Kokam ini untuk menjadikan Presiden Prancis Macron, media dan publik Prancis tidak mengulangi lagi penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Bila kaum muslimin memboikot seluruh produk dan merk dagang Prancis maka akan berdampak terhadap perekonomian Prancis. Untuk itu, boikot seluruh produk dan merk dagang Prancis!” serunya. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.